"I trip, when I look in your eyes. Oh, I'm hyp, hypnotised. Yeah, I slip and I'm mesmerized."
Hypnotised - Coldplay
-*-
"Rio, berisik!"
Erky mendesis pada temannya yang sedari tadi tidak bisa diam, kesal karena bisa-bisa acara kejutan untuk Alta ini gagal. Sudah dua minggu Erky menyiapkan semuanya, mulai dari kejutan tiup lilin sewaktu Alta beres mandi hingga makan malam romantis dengannya. Juga kado.
Menurut Tari, Alta sama sekali tidak terlihat curiga sewaktu mengetahui Erky pergi pagi-pagi sekali untuk mengambil kue pesanannya. Diberi detail, katanya Alta bergumam setengah mengantuk lalu menyiapkan baju dan masuk ke kamar mandi. Dan sekarang Erky berdiri memegangi kue, dengan Tari dan Rio di kanan-kirinya, di depan pintu kaca. Musik yang terdengar dari dalam, sepertinya kebiasaan Alta ketika mandi, berhenti, menandakan Alta sudah beres mandi dan tinggal berpakaian.
Erky sedikit gugup, matanya terasa perih menatap api-api kecil yang berdiri tegak di sumbu. "Tari?"
Suara Alta terdengar dari dalam, memanggil temannya. Lalu, Tari menatap Erky dengan panik. "Jawab aja," Erky berbisik sangat pelan.
"Kenapa, Al?"
"Tolong ambilin pakaian dalam, dong, atasan sama bawahan, lupa."
Setelah mendengar itu, tanpa diberi tahu pun, Erky menyadari kalau darahnya sudah naik ke muka. "Aku keluar dulu, deh," bisiknya lagi pada Tari, yang sangat jelas sedang menahan tawa dengan menggigit bibirnya, sementara Rio sudah berlari ke luar beberapa detik lalu dan tawanya terdengar keras, mendahului Erky yang masih memiliki wajah semerah buah jambu.
Ketika Erky baru saja berbalik, seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati Alta yang sudah berpakaian lengkap dengan handuk melingkar di sekitar bahunya, melindungi baju yang dikenakannya dari rambutnya yang masih basah karena baru saja dikeramas. Tunangan Erky tersebut tersenyum jahil. "Becanda, kok, udah pakai baju dari tadi."
"Eh?" tanya Erky bingung ketika Alta berjalan mengitarinya, memejamkan mata, dan meniup lilin.
Cewek di depannya tersenyum. "Makasih, ya."
Ia pikir jantungnya berhenti ketika Alta memiringkan sedikit kepalanya sambil tetap menatap Erky, lalu tertawa, juga mengambil kue dari tangan cowok yang mematung itu, yang hilang bersama dirinya begitu keluar dari kamar. Erky duduk di kursi bar, di dapur dekat tempat Alta memotong kue, menatap tangan kiri cewek yang memakai cincin pemberiannya. Emang gue berhak, ya, punya dia?
Kurang dari enam bulan mereka bersama, dan dari pengalaman beberapa bulan itulah, sepertinya ia sadar bahwa tidak ada waktu Erky untuk bersantai dalam hubungannya dengan Alta. Begitu terasa ada yang berbeda, pasti salah satu dari mereka akan langsung menyadarinya. Mungkin terdengar melelahkan, tapi justru karena itulah Erky tidak merasa bosan.
Ia tidak pernah tahu bagaimana rasanya berganti-ganti pasangan seperti sahabatnya, bukan berpikir buruk, justru merasa tidak enak. Rio dulu sempat bilang, entah keceplosan atau keracunan apa waktu itu, akan berhenti ketika ia menemukan cewek yang tepat. Yang tidak akan membuatnya, bahkan untuk sedetik pun, bisa memikirkan cewek lain.
Setelah patah hati yang amat sangat, dan digantung oleh Anggi selama dua bulan tentang hubungannya yang resmi putus atau tidak, juga dua hari dua malam ia tidak bisa tidur, setelah Anggi memutuskan satu setengah tahun hubungan mereka lewat telepon, karena kata-kata dan suara Anggi terus bergaung di dalam kepalanya, semudah dan secepat ini kah menemukan yang sempurnya untuknya, sementara Rio sudah pacaran dan putus dengan belasan, mungkin puluhan, cewek selama beberapa tahun ini untuk mencari yang satu itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshower ✔
Roman d'amourCowok yang diidam-idamkan wanita itu Erky. Ganteng, tinggi, super tajir, dan super friendly ke semua orang. Sayangnya, bahkan dengan fisik dan kepribadian yang hampir sempurna di mata orang, tetap saja diputusin pacarnya sewaktu ngelamar dengan alas...