Banyak yang bertanya-tanya di part lalu. Di bab ini terungkap kok. Atau tetap jadi misteri? Hihihi
Happy Reading, Gals 😘
***
Matanya memicing ketika firasatnya bertambah kuat. Ia beranjak dari kegelapan di sudut ruang pesta. Berusaha tenang dan santai ketika tamu undangan melihatnya dengan curiga. Bagaimana tidak? Grant tidak mendapat undangan dan dirinyaㅡyang tidak pernah menghadiri acara sosial selama hidupnyaㅡtiba-tiba datang ke salah satu pesta bersama Westwood.
Mereka semua menunjukkan tatapan spekulasi padanya. Mata-mata itu terus memandangnya bagai sebuah objek langka untuk dijadikan bahan gosip untuk beberapa hari ke depan.
Posisinya sebagai sepupu Westwood semakin menarik perhatian mereka. Selama Grant menyusuri ruang dansa untuk menemukan pintu keluar terdekat, beberapa tamu dengan berani mendekatinya. Tamu tertentu yang memiliki nyali, tentu saja. Salah satunya adalah Kolonel Clements yang menghadangnya tepat sebelum Grant keluar dari ruang pesta.
"Serrard!" serunya.
Kakinya berhenti melangkah ketika panggilan itu terasa dekat. Grant berbalik dan menemukan senyuman lebar sang kolonel yang berjalan menghampirinya. "Kolonel," sapa Grant dengan sopan.
Sang kolonel mengulurkan tangan saat sudah berdiri di hadapannya. Grant menjabat uluran tangan tersebut dengan erat. Mereka seperti menimbang kekuatan masing-masing dalam genggaman tangan tersebut.
"Kebiasaan lama," ujar Clements setelah melepas genggaman kuatnya pada tangan Grant.
Grant tersenyum memaklumi. Lukanya tertarik dan mengerut. Membuat senyumnya terlihat asimetris karena sudut mulut kirinya tertahan oleh keberadaan luka tersebut. "Apa yang bisa kubantu untukmu?" tanya Grant.
Mengangkat bahu, Kolonel Clements berbalik memunggungi Grant dan menelusuri ruang pesta dengan tatapannya. "Empat Serrard di satu tempat," Kolonel Clements berbalik menatap Grant dan melanjutkan, "Hanya kau yang mencoba keluar dari ruang pesta."
Grant menghela napas kasar. "Aku dibesarkan bukan untuk berdansa," jelasnya dengan tidak acuh.
Seringai terbentuk di bibir Kolonel Clements. Ia menepuk bahu Grant dengan kencang setelah berdiri di sisi Grant. "Begitu pun aku. Aku diundang hanya karena pencapaianku dalam kemiliteran. Bagaimana denganmu?"
"Ajakan Westwood. Dia menyeretku untuk berhenti sejenak dari pekerjaanku sebagai penyidik," jelas Grant dengan menutupi setengah kebenarannya.
Mengangguk mengerti, sang kolonel kembali memicingkan matanya menatap lantai dansa. "Aku yakin begitu pun kedua Serrard lainnya. Dan aku tidak begitu menyukai mereka. Pria manja yang bergantung pada Westwood."
Yah, begitu juga dengan Grant. Dua sepupunya harus belajar untuk bekerja dan lepas dari ketiak Westwood. "Begitu pun aku," ungkap Grant setelah beberapa saat terdiam.
Mata sang kolonel kembali menatapnya dengan tatapan penasaran. "Apa yang kau selidiki baru-baru ini?"
"Pengiriman surat ancaman pada seseorang." Grant mengalihkan tatapannya pada sang kolonel. Pada sepupuku sendiri, lanjutnya dalam hati.
"Ancaman seperti apa? Aku bisa membantumu untuk menemukan seseorang," ujar Clements dengan bersemangat.
"Pembunuhan. Terima kasih atas bantuan yang kau tawarkan. Tetapi aku masih ada dalam penyelidikan awal."
"Tidak masalah. Aku hanya menawarkan padamu orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut. Sudah terlalu lama setelah perang terjadi. Rasanya begitu aneh karena aku berada di sini. Bukan di medan perang yang penuh dengan kematian," ungkap Clements.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing You
Historical FictionRotherstone #2 Lady Livia Rotherstone tidak menyangka jika dirinya berada di waktu dan tempat yang salah. Ia ditangkap oleh salah satu anggota kepolisian Scotland Yard karena tuduhan pembunuhan. Ya Tuhan, melihat darah saja dirinya ingin pingsan. Ba...