Chapter 7

7.4K 908 140
                                    

Napasnya terasa sesak karena jantungnya terus berpacu. Kakinya terus diketukkan dengan tidak sabar. Berharap kereta kuda sewaannya bisa lebih cepat daripada ini. Karena adrenalinnya terus terpompa. Pemahaman akan hal ini membuatnya menggigil.

Saat melewati deretan rumah megah di Piccadilly, matanya mengenali sosok yang baru saja keluar dari salah satu rumah besar di sana. Membuatnya mengetuk atap kereta sewaan dengan terburu-buru. Kemudian melompat keluar kereta bahkan sebelum sang kusir benar-benar menghentikan laju kudanya.

"Tunggu di sini!" perintah Grant pada sang kusir. Ia langsung berbalik tanpa melihat respon sang kusir. Ia tahu kusir tersebut akan mengikuti perintahnya semata-mata karena Grant belum membayar upahnya.

Dengan langkah kakinya yang panjang, Grant berhasil menyusul sosok tegap yang tadi dilihatnya. Tanpa memedulikan keterkejutan sosok tersebut, Grant mencengkeram lengan kekar di hadapannya kemudian menariknya ke arah kereta sewaannya.

"Ikut aku, Dokter!" titahnya dengan nada menggeram.

Dokter Worth hampir saja melepaskan tinjunya saat mengetahui seseorang menarik lengannya dengan paksa. Kata umpatan juga sudah siap di ujung lidahnya. Tetapi ia berhasil menahan itu semua tepat waktu ketika suara seseorang yang dikenalnya masuk ke pendengarannya.

"Ada apa ini, Serrard?" tanya Dokter Worth saat membiarkan lengannya ditarik dengan kasar.

"Aku akan menyampaikan semuanya di kereta sewaanku," ujar Grant. Ia tidak ingin membuang-buang waktu lagi.

Jawaban sang dokter hanya berupa anggukan. Karena ia berpikir jawaban apa pun yang akan ia utarakanㅡterutama jawaban tidakㅡtidak akan dipedulikan oleh Grant.

Pria itu kembali melompat ke dalam kereta disusul dengan Dokter Worth di belakangnya. Grant kembali mengetuk langit-langit kereta. Hampir seketika itu pula kereta sewaan tersebut melaju.

"Sebenarnya ada apa, Grant?" tanya Dokter Worth ketika kereta mulai melaju.

Grant menyugar rambutnya yang pendek. Rambut yang tidak mengikuti tren model saat ini. "Westwood mengirimiku pesan," ujarnya.

Salah satu alis pirang Dokter Worth terangkat. "Lalu?" tanyanya dengan sabar ketika Grant hanya diam dengan mata yang menyiratkan kecemasan.

Desahan berat keluar dari bibir Grant. "Westwood memintaku untuk segera menuju ke kediamannya. Pesan tersebut dikirimkan bersamaan dengan surat ancaman." Grant memijit pelipisnya yang berdenyut. "Surat yang mengatakan jika pelakunya memang sengaja menembakku. Dan kali ini, dia berjanji untuk benar-benar menghabisi Westwood.

Wajah Dokter Worth tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tetapi dari rahangnya yang mengeras, bisa dipastikan jika Dokter Worth juga merasa geram. "Kau menyimpulkan bahwa sang pelaku akan mengeksekusi hari ini juga?"

Grant menganggukkan kepalanya. "Aku memercayai instingku."

"Dan kau membawaku untuk berjaga-jaga jika kita terlambat menghentikan apa pun yang akan dilakukan pelaku pada Westwood?"

Kali ini tangan Grant mengepal sebelum mengangguk. "Meski aku tidak menginginkan hal terburuk akan terjadi, ya. Aku membawamu hanya untuk berjaga-jaga."

Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka. Membuat jarak tiga kilometer yang mereka tempuh terasa seperti beberapa ratus kilometer jauhnya. Semua karena ketegangan yang ada di dalam diri mereka berdua.

Kereta kuda sewaan memasuki perumahan elit bangsawan di Mayfair. Tetapi kesabaran Grant sudah semakin menipis. Karena kereta kuda harus melewati beberapa blok sebelum tiba di kediaman Westwood di Grosvenor Square.

Seducing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang