"Selamat pagi!"
Sapaan Livia seperti matahari pagi yang menghangatkan hati siapa pun yang mendengarnya. Bahkan Mr. Pryce mengangkat kedua sudut bibirnya yang selalu melengkung ke bawah. Menikmati semangat Livia yang lepas.
Livia menghampiri Mrs. Cook yang masih sibuk membuka perut sapi di dalam panci besar. Ia bisa melihat sesuatu yang mirip dengan puding hitam dikeluarkan dari dalam perut binatang tersebut.
Kening Livia mengernyit ketika menyadari menu tradisional yang selalu dibuat Mrs. Cook. "Apakah aku bisa membantumu?" tanya Livia untuk mengurai rasa penasarannya.
Mrs. Cook menunjuk kukusan kentang dan lobak di sebelah kirinya. "Jika kau yakin ingin membantu, bisakah kau menumbuk itu?"
"Tentu saja." Livia mulai menumbuk kentang dan lobak yang ada di dalam panci besar. Setelah menumbuk satu kentang, Livia menatap Mrs. Cook. "Kau sangat menyukai menu sarapan khas Skotlandia." Livia menunjuk hagis yang saat ini sedang dipotong oleh tangan ahli Mrs. Cook.
"Karena aku mencintai negara asalku, My Lady."
Senyum Livia mengembang dengan sempurna. Itu menjelaskan aksen berat yang dimiliki Mrs. Cook. "Kau juga berasal dari sana, Mr. Pryce?" Livia berganti menatap Mr. Pryce yang sedang menyiapkan piring.
"Ya, M'lady," Mr. Pryce berujar dengan singkat seperti biasanya.
"Apakah Sir Grant tidak masalah kau memasak menu Skotlandia setiap hari?" Livia kembali menatap Mrs. Cook. "Oh, jangan tersinggung. Lorne sosis yang kau buat kemarin sangat menggugah selera makanku," lanjut Livia. Tangannya tidak berhenti menumbuk kentang dan lobak untuk empat porsi penyajian.
"Master kami juga keturunan Skotlandia, My Lady. Ibunya adalah anak dari ketua klan besar di Highland. Sedangkan ayahnyaㅡ"
"Selamat pagi," sapaan berat dan kasar dari Grant memotong penjelasan Mrs. Cook. Seakan-akan ingin menutupi informasi penting yang seharusnya diketahui Livia.
Bahunya terangkat tak acuh. Ia telah menyelesaikan tugasnya dan berkata pada Mrs. Cook ia akan kembali ke meja makan agar Grant dapat duduk. Ia mendaratkan bokongnya di salah satu sisi kepala meja. Matanya berbinar geli. Sebenarnya, tempat yang ia duduki tidak tepat disebut dengan kepala meja karena meja kayu itu berbentuk persegi.
Hanya ada keheningan setelahnya karena Mrs. Cook dan Mr. Pryce sibuk mengisi piring-piring mereka dengan menu makan pagi yang lezat. Tidak ada tanda-tanda dari pria di hadapannya untuk memulai percakapan. Jadi Livia hanya menatapnya yang saat ini duduk berseberangan dengannya.
Keheningan tersebut tidak lagi terasa menegangkan ketika Mr. Pryce meletakkan piring saji di setiap sudut meja. Tidak ada aturan baku bahwa pelayan tidak diperbolehkan untuk ikut sarapan di meja yang sama dengan tuannya. Grant membuat segalanya sederhana dengan memperbolehkan stafnya ikut bergabung saat jam makan.
Aroma jeroan sapi yang dicampur dengan lemak, oatmeal, bawang bombay dengan bumbu dan rempah masuk ke indra penciumannya. Membuat selera makannya meningkat dipenuhi semangat. Senyumnya mengembang ketika hasil tumbukannya diletakkan bersisian dengan potongan hagis yang berbentuk bundar dengan warna hitam seperti black pudding.
Mereka tidak mengeluarkan suara sidikit pun. Bahkan tidak ada denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring saji yang terbuat dari porselen. Begitu juga dengan Livia. Ia begitu menikmati makan pagi yang dimasak Mrs. Cook.
Meskipun demikian, pikirannya tetap penuh dengan rencana-rencana yang telah disusunnya. Adrenalinnya terpacu karena tanpa sengaja, ia membuka lebar kesempatannya untuk mendapatkan petualangan yang ia inginkan. Membuat senyumnya tidak bisa berhenti terlukis di bibirnya sepanjang hari setelah Grant mengungkapkan keterlibatan Livia yang tanpa sengaja ke dalam kasus pembunuhan salah satu bangsawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing You
Historical FictionRotherstone #2 Lady Livia Rotherstone tidak menyangka jika dirinya berada di waktu dan tempat yang salah. Ia ditangkap oleh salah satu anggota kepolisian Scotland Yard karena tuduhan pembunuhan. Ya Tuhan, melihat darah saja dirinya ingin pingsan. Ba...