Chapter 11

7.2K 860 50
                                    

Maaf part ini pendek banget. Mudah2an tetap disukai ya.

Happy Reading 😘

***

Grant kembali ke kediamannya setelah menemukan beberapa gaun tidak terpakai milik putri dari seorang juru masak Westwood Manor. Ia tidak berpikir bahwa keputusannya untuk menangkap sang lady akan berakhir serumit ini karena campur tangan Mrs. Cook.

Langkah lebarnya menuntun Grant untuk kembali mengunjungi ruangan wanita itu. Tubuh dan pikirannya begitu lelah hingga ia tidak memedulikan sopan santun dengan membuka pintu ruangan tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dan pemandangan yang begitu menakjubkan terjadi setelahnya.

Pria itu sedikit terkejut karena pekikan nyaring Livia. Hanya sekejap sebelum tatapannya kembali pada tubuh Livia yang terpampang jelas di hadapannya.

Tidak bisa dipercaya. Wanita itu begitu mungil. Tetapi memiliki lekukan dan tonjolan yang berada di tempat yang tepat. Membuat mata Grant yang menggelap tidak bisa berpaling dari keindahan tersebut.

Dengan kurang ajar, Grant mengikuti pergerakan tubuh mungil tersebut yang bergeser ke samping. Tepat ke arah mantel sang lady disampirkan. Setidaknya ia akan menikmati pemandangan menakjubkan tersebut selama yang wanita itu izinkan.

Senyum asimetris tercetak di bibir Grant ketika sang lady berhasil meraih mantelnya dan dengan terburu-buru mengenakannya. Menutupi tubuh indahnya dari pandangan kurang ajar Grant.

Wanita itu mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Hingga Grant bisa melihat dengan jelas keangkuhan yang berusaha dilepaskan sang lady untuk mempertahankan harga dirinya.

Yang tidak diketahui sang lady, tindakan menantangnya justru membuat Grant semakin melepaskan kendali dirinya. Well, melihat tubuh wanita itu dengan jelas sudah cukup membangunkan sisi liar Grant. Dan melihat wanita itu masih bertahan setelah keterkejutan singkatnya, membuatnya lebih berusaha untuk menekan kembali apa yang telah dibangunkan wanita itu sebelumnya.

***

"Seharusnya kau mengerti kegunaan dari setiap pintu yang ada di setiap ruangan," ujar Livia dengan suara bergetar yang tidak bisa ditahannya. Dagunya masih terangkat dengan angkuh. Matanya ikut menyipit untuk menghilangkan kegugupannya.

Tubuhnya masih merasakan riak-riak kecil yang membuatnya bergetar. Pandangan memuja yang dilemparkan Grantlah alasannya. Tatapan berbeda yang pernah diterimanya dari seorang pria karena wajah yang ia miliki. Belum ada pria yang memandangnya seperti Grant.

Tentu saja, karena aku belum pernah berdiri di depan pria mana pun hanya dengan kamisol yang menutupi tubuhku.

Pria itu dengan kurang ajar masih memandang Livia dengan senyum asimetrisnya yang entah mengapa justru membuat Livia ingin merasakan bibir itu.

Livia berdeham ketika melihat pria di hadapannya hanya mengangkat salah satu alis gelapnya setelah Livia melemparkan pertanyaannya. "Pintu tersebut ada untuk diketuk sebelum seseorang memasuki sisi lainnya." Livia menjelaskan seperti pria itu makhluk primitif yang belum mengerti fungsi dari sebuah benda.

Sungguh. Ia tidak mengharapkan hal seperti ini terjadi pada hidupnya. Tidak cukupkah ia hanya melihat pria itu tertembak? Mengapa garis takdirnya dengan pria itu masih berlanjut setelahnya? Bahkan dirinya terpenjara di dalam ruangan asing.

Dengan tetap mengangkat dagu mungilnya, Livia menatap mata pria itu. Kesalahan besar. Mata abu-abu gelap Grant berubah semakin menggelap. Membuat Livia kembali bergetar. Apa yang membuat manik indah tersebut berubah semakin menakjubkan?

"Tentu saja aku memahami kegunaan pintu, My Lady. Semua orang tahu. Tetapi yang harus kau ingat adalah pintu yang baru saja kubuka merupakan bagian dari properti milikku. Jadi aku tidak perlu mendapatkan persetujuan untuk masuk ke sisi lain yang dibatasi pintu tersebut, My Lady," jelas Grant. Kali ini matanya menatap mata biru jernih Livia yang menunjukkan kemarahan.

Seducing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang