Chapter 8

7.7K 931 143
                                    

Aku mau kasih info, Kalo Seducing You akan jadi slow update (Minimal seminggu sekali). Ini juga aku ngambil waktu di sela2 kesibukan. Terima kasih

Happy Reading Gals 😘

***

Sekali lagi Grant memacu kereta sewaannya dengan membabi buta. Dengan keahliannya mengendarai kereta, Grant bersyukur keretanya tidak menabrak apa pun dan melempar dirinya. Semua karena otaknya berpikir keras dan bercabang antara Westwood, sang pelaku, dan wanita itu.

Rahangnya masih terkatup rapat dengan gigi yang bergemeretak. Dirinya sadar jika perkataan sang pelaku adalah kejujuran, maka Grant akan kehilangan keluarga terbaiknya. Ia juga sadar telah menyia-nyiakan kesempatan untuk membekuk pelaku saat itu juga. Entah dengan membalas dendam dan membunuhnya atau dengan melumpuhkannya.

Bukannya Grant tidak mau. Kedua hasrat tersebut telah tersulut dan menggelegak di dalam dirinya. Tetapi Grant tidak bisa. Tidak ketika Hakim Courtney bersitatap dengannya.

Rahangnya semakin mengetat karena kemarahan saat mengingat sang hakim. Hakim tiran itu sangat membenci petugas kepolisian. Menurutnya, semua petugas polisi adalah pemabuk dan tidak bertanggung jawab. Dengan senang hati, Hakim Courtney akan menggantungnya atau mengirimnya ke negara koloni jika Grant menembak pelakunya tanpa memedulikan pembelaan Grant sebelum ada saksi. Grant tidak boleh tertangkap. Jika ia digantung atau dibuang ke negara koloni, maka kasus Westwood tidak akan diproses ke pengadilan.

Saksi. Kali ini Grant mengerang. Ia belum memikirkan apa yang akan dilakukannya pada wanita yang saat ini terkurung di rumahnya. Grant sangat membutuhkannya tetapi sisi gentleman-nya memerintahkan untuk melepaskan wanita itu. Kepalanya berdenyut hebat saat memikirkan kemungkinan-kemungkinannya.

Kereta kudanya semakin melambat. Grant tahu ia memaksa kuda-kudanya untuk berpacu lebih cepat daripada yang seharusnya di saat kuda tersebut membawa beban kereta dan juga dirinya. Grant memperlambat laju keretanya saat kediaman Westwood hanya tinggal beberapa meter lagi. Ia tidak ingin kuda-kudanya mati karena kelelahan.

Dengan waktu tempuh lebih cepat, Grant turun dari keretanya. Ia menaiki undakan rumah bujangan Westwood. Tangannya sudah terangkat untuk mengetuk pintu di hadapannya ketika pintu tersebut terbuka. Memunculkan kepala pelayan dengan rambut beruban. Mr. Hunterㅡkepala pelayan yang selalu terlihat masamㅡmenatapnya dengan sorot cemas dan berkaca-kaca.

Grant tidak akan menanyakan bagaimana sang kepala pelayan merasakan kehadirannya. Tetapi apa yang diperlihatkan Mr. Hunter padanya cukup menjadi bukti bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan telah terjadi.

"His Lordship," ujar Mr. Hunter dengan suara serak seperti terjepit sesuatu.

Rahang Grant kembali mengeras. "Dia terluka?" tanya Grant di sela-sela bibirnya yang terkatup.

"Dokter Worth sudah berusaha semaksimal mungkin," jelas Mr. Hunter.

"Antarkan aku pada mereka," titah Grant.

Mr. Hunter menganggukkan kepalanya yang dipenuhi rambut putih. Ia berjalan di depan untuk membimbing Grant menuju tuannya berada saat ini.

Kening Grant mengernyit ketika Mr. Hunter membuka pintu perpustakaan Westwood. Pikirannya bertanya-tanya mengapa Westwood tidak dipindahkan ke kamar tidurnya. Westwood hanya berbaring di atas karpet cokelat yang menghitam karena aliran darahnya. Satu-satunya kenyamanan yang Westwood dapatkan adalah bantal bulu angsa yang menopang kepalanya.

Grant melihat Dokter Worth membebat perut bagian atas Westwood. Tubuh Grant menegang. Luka Westwood benar-benar mengancam hidupnya. Matanya terpejam ketika mengingat perkataan pelakunya yang memberi waktu bagi Westwood untuk mengucapkan selamat tinggal pada kerabatnya.

Seducing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang