Apa nih tiba-tiba dapet notif update?
Nyata ga nih?
Hehe
Nyata kok, ceritanya emang update, bukan pengumuman naik cetak/pe de ef juga
Maaf kalau tulisannya kaku, karena udah 24 purnama ga nulis2 lagi
No edit, tandain aja typonya
Happy Reading, Happy New Year semua!
Xoxo***
Mata Grant masih bersitatap dengan dengan iris abu Lionel. Grant dapat melihat kerutan dalam di dahi sepupunya, juga binar bingung yang menari di iris matanya.
Melihat Lionel yang semakin mendekat entah mengapa membuat tubuhnya siaga. Dua pembunuhan terjadi dan hampir semua petunjuk mengarah padanya.
Lionel berhenti tiga langkah di depan Grant. "Westwood, dengar!" serunya ketika melihat Grant hanya diam.
Emosi Grant terpancar dengan sangat jelasㅡhal yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Kakinya bergerak maju dengan cepat, dan sebelum Lionel menyadari maksudnya, Grant menyambar kerah jas Lionel dengan kuat hingga cravatnya mencekik leher Lionel.
Grant dapat melihat mata Lionel terbelalak sempurna karena ketakutan, ia tidak peduli. Sebaliknya, Grant menggeram kasar dan mempererat cengkeramannya hingga Lionel tersedak. Ia benar-benar mengabaikan tatapan terkejut lainnya yang diberikan para stafnya.
"Di mana kau pagi ini?!" tuntutnya dengan suara rendah namun mematikan.
Mata Lionel masih terbuka dengan lebar ketika ia menjawab, "D-di rumah bujanganku."
Grant mendengus, ia melepaskan cengkeraman kuatnya dengan kasar hingga tubuh Lionel terhuyung dan sedikit terbatuk.
Para staf yang masih tinggal di perpustakaan dengan segera membubarkan diri ketika mendapati Grant melotot ke arah mereka.
"Apa yang kau lakukan di rumahmu?" Mata Grant menyipit. Iris Abunya memantulkan cahaya perapian hingga menyala-nyala.
Dari sudut matanya, Grant dapat melihat Lionel yang terbatuk-batuk dan berdeham. "Merencanakan kunjungan kemari?" sahut Lionel dengan suara serak.
"Apa tujuanmu?"
"Kau menghentikan uang saku kami, jadi aku dan John sepakat untuk kemari dan meminta belas kasihmu. Omong-omong di mana John?" tanya Lionel.
"Aku tidak tahu," Grant berjalan ke arah kursi tempat John mengembuskan napas terakhir. Tidak ada darah, tetapi aroma kematian begitu jelas terhidu hidung Grant.
Grant mengelus sandaran kursi yang dipelitur hingga mengkilat. Ia berbalik menghadap Lionel yang masih memancarkan kebingungan yang besar.
"Ba-bagaimana dengan uang sa ... ," ucap Lionel memberanikan diri.
Grant mendengkus dan Lionel bungkam.
"Aku bukan Nicholas yang memanjakan sepupu-sepupunya. Kalau kau ingin uang, bekerjalah," sinis Grant.
"Tapi ... ."
"Aku akan berbelas kasih padamu. Bekerjalah di Westwood Hall. Aku tidak akan memercaiyamu sebagai manajer estat. Kau bisa belajar menjadi pengurus istal," ujar Grant dengan sinis.
Puas dengan sorot kaget dan terhina dari iris Lionel, Grant menuang anggur beracun yang beberapa menit lalu menewaskan John.
Seringai licik terpatri di bibir Grant. Tangannya terulur untuk memberikan segelas kecil anggur pada Lionel. "Kau mau?"
Dengan ragu Lionel menerima gelas yang disodorkan Grant.
"Dengan meminumnya, kau tidak perlu bekerja di istal, kau bisa menyusul John ke akhirat," jelas Grant.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing You
Historical FictionRotherstone #2 Lady Livia Rotherstone tidak menyangka jika dirinya berada di waktu dan tempat yang salah. Ia ditangkap oleh salah satu anggota kepolisian Scotland Yard karena tuduhan pembunuhan. Ya Tuhan, melihat darah saja dirinya ingin pingsan. Ba...