Senyumnya tidak bisa diredupkan oleh apa pun. Ia memahami ketidakpercayaan Grant terhadap integritasnya. Pikiran kolot pria mengenai wanita lemah belum berubah dari berabad-abad yang lalu. Mereka meremehkan kecerdasan wanita.
Sekarang, Livia bersiap untuk sekali lagi memberikan kejutan pada Grant. Pria angkuh dan keras kepala itu. Grant akan tahu jika Livia bisa menjadi lebih keras kepala dibandingkan pria itu.
Mrs. Cook yang membantu membebat dadanya, sesekali menatap Livia yang masih menyunggingkan senyuman kepuasan. Sorot khawatir jelas terpancar di manik cokelatnya.
Sesekali, tangan Livia menarik bebatan kain agar lebih ke atas. Matanya menangkap manik Mrs. Cook yang sekali lagi menatapnya melalui cermin setengah badan yang ada di balik partisi di sudut kamarnya.
"Apakah aku membebatnya terlalu kencang, My Lady?" Mrs. Cook kembali menyisipkan kain di seputar dadanya.
Tangan Livia tetap terentang untuk memudahkan Mrs. Cook menyelesaikan tugasnya. Ia menarik napas panjang untuk menguji hasil pekerjaan Mrs. Cook. Senyuman kembali tersungging di bibirnya. "Kau tidak perlu khawatir, Mrs. Cook. Jalan pernapasanku masih lancar. Tidak lebih buruk daripada korset yang biasa kupakai."
"Tetapi aku mengkhawatirkanmu, My Lady. Aku tidak meragukan kemampuan Sir Grant dalam menghadapi serangan mendadak. Ia sudah terlatih bahkan sebelum pria itu belajar merangkak. Tetapi East End tentu bukan tempat bermain untuk seorang wanita terhormat," Mrs. Cook berujar. Nadanya memohon agar Livia menghentikan niatnya untuk menyelinap ke kereta sewa yang akan membawanya ke East End.
Mata mereka sekali lagi bertemu di dalam cermin. Livia menatap Mrs. Cook dengan sorot menenangkan. "Kau tidak perlu khawatir. Jika kau belum bisa berhenti mengkhawatirkanku, akan kuberi tahu kau satu rahasia," rayu Livia dengan nada bersekongkol.
Di belakangnya, Mrs. Cook mengikat kain pembebat dadanya sebelum kembali menatap Livia dengan pertanyaan yang terpancar dari matanya.
Livia mendekatkan bibirnya ke telinga Mrs. Cook dan membisikkan sesuatu yang membuat mata teduh Mrs. Cook terbelalak karena terkejut.
Dengan seringai nakalnya, Livia menatap mata Mrs. Cook yang masih mengerjap karena keterkejutannya. Ia juga melihat ketidakpercayaan di sorot mata Mrs. Cook. Tapi itu bukan masalah. Ia tidak perlu membuktikan perkataannya pada Mrs. Cook. Yang Livia perlukan saat ini adalah bantuan lain yang dapat Mrs. Cook berikan padanya.
"Kau tidak perlu membantuku untuk berganti baju. Kemeja pria sangat praktis dan mudah untuk dikenakan. Begitu pun celananya." Livia menyambar kemeja putih gadingㅡatau dulunya berwarna putih gading sebelum terlalu banyak dipakai dan dicuciㅡyang menggantung di salah satu pengait.
Mrs. Cook masih bergeming di belakang Livia. Seakan enggan untuk membiarkan Livia lelah saat mengenakan pakaiannya.
"Mrs. Cook," Livia memanggil.
Mata Mrs. Cook mengerjap. "Ya, My Lady?"
Dengan gesit, Livia mengancingkan satu persatu kemejanya. Kemeja besar yang menutupi setiap lekukan yang dimilikinya. Livia menatap penampilannya ketika selesai menyelipkan kancing terakhir ke dalam lubang kancingnya sebelum kembali menatap Mrs. Cook. "Bisakah kau membantuku mengenai dua hal itu?" tanyanya dengan nada berharap.
"Baiklah. Aku akan mencoba mengambilnya untukmu. Tetapi apa kau yakin?" Mrs. Cook bertanya untuk memastikan. Meskipun sepertinya kekhawatiran akan terus membayangi Mrs. Cook.
"Aku sangat yakin, Mrs. Cook." Sekali lagi senyum menenangkan terpatri di wajah Livia. "Aku sangat yakin dengan kemampuanku." Livia mengambil mantelnya yang berwarna cokelat tua dari salah satu pengait dan mengenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing You
Historical FictionRotherstone #2 Lady Livia Rotherstone tidak menyangka jika dirinya berada di waktu dan tempat yang salah. Ia ditangkap oleh salah satu anggota kepolisian Scotland Yard karena tuduhan pembunuhan. Ya Tuhan, melihat darah saja dirinya ingin pingsan. Ba...