Wanita pintar. Sekali lagi Grant membuktikannya. Ia benar-benar dibuat takjub oleh kecepatan berpikir Livia. Ia bahkan tidak mengacuhkan ekspresi Mr. Hunter yang menyipitkan mata padanya saat Grant menuduhnya belum menceritakan kesaksiannya. Itu dilakukan karena Grant ingin tahu seberapa cerdas wanita ini.
Westwood memang pernah menyanjungnya karena sang lady berpikir cepat saat dihadapkan pada rasa kemanusiaannya dan reputasinya. Tetapi sebagai detektif Scotland Yard, yang dibutuhkan Grant adalah bukti konkret yang ia selidiki sendiri. Pernyataan satu saksi hanya jembatan untuk menggali bukti yang lebih dalam.
"Bagaimana kau begitu yakin bahwa bocah itu berasal dari East End?" Sekali lagi Grant mencoba menggali kecerdasan sang lady.
Livia menyipitkan matanya seakan tidak terima kecerdasannya dipertanyakan. "Apa kau berpikir aku hanya seorang lady yang hanya tahu berdandan dan mengedip genit pada setiap calon suami potensial? Aku memiliki mata yang kugunakan untuk membaca surat kabar. Dan aku memiliki telinga untuk mendengar setiap perkembangan yang terjadi di Inggris Raya. Dan yang terpenting, Sir, otakku digunakan untuk berpikir rasional, bukan untuk merencanakan gaun berpotongan rendah mana yang akan digunakan untuk menjerat gentleman agar berdiri di atas altar."
"Kau tahu, itu tidak membuktikan bahwa kau memang menggunakan otakmu untuk berpikir pada hal selain membeli gaun dan mengedip genit," Grant memancing respon Livia.
Dengkusan kesal keluar dari hidung aristokrat Livia. Menandakan jika wanita itu begitu kesal. "Semuanya dimulai pada awal abad kesembilan belas di mana revolusi industri terjadi. Spitalfields yang sangat makmur karena menjadi tempat kediaman penenun sutra dari Huguenot, Prancis, mengalami kejatuhan karena jumlah penenun direduksi dan persaingan dari pabrik tekstil di Manchaster. Dan Whitechapel, tempat keluarga miskin tinggal di kamar tunggal tanpa ventilasi dan sanitasi yang baik. Ada dua ratus rumah penginapan yang menyediakan tempat berlindung bagi delapan ribu tuna wisma dan orang miskin per malamnya. Di mana daerah-daerah itu merupakan tempat tinggal bagi imigran Irlandia dan Eropa Timur. Nah, apa kau ingin aku melanjutkan penjelasan pada Bethnal Green dan Old Nichol?" Hidung Livia sedikit mengerut saat selesai memperlihatkan pengetahuannya.
"Bagaimana kau mengetahui semua itu? Kebanyakan para ladyㅡ"
"Kau bisa harus mengeluarkan aku dari kategori 'kebanyakan para lady' yang kau anut." Livia memberengut karena Grant masih mengategorikannya sebagai lady manja yang hanya peduli pada gaun-gaun mahal.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," ujar Grant mengingatkan.
"Jordan bersedia membagi informasi mengenai isu-isu sosial dan ekonomi. Dan aku tidak pernah melewatkan Times. Apa kau puas?" Mata Livia memicing. Menunjukkan rasa kesal karena meremehkannya.
Di sisi lain, Grant bisa menarik kesimpulan bahwa Lady Livia Rotherstone bukan seorang lady yang selalu mengedipkan matanya untuk menarik pria ke dalam jeratannya. Livia adalah wanita pemikir dan pemerhati isu-isu sosial di balik wajah lembut dan aristokrasinya.
"Mengapa Devonshire bersedia untuk berbagi informasi perihal isu sosial padamu?"
"Karena Jordan adalah pria yang berpikiran terbuka. Ia bukan seorang yang menganggap bahwa wanita hanya pemuas nafsu pria. Tetapi wanita juga bisa berpikir menggunakan otaknya dan mengungkapkan pendapatnya. Ide-ide politik yang lebih praktis juga dapat dipikirkan oleh seorang wanita. Jadi dia tidak ragu untuk membaginya dengan kami," ungkap Livia dengan menggebu. Jelas sekali bahwa sang lady mengagumi pria itu.
Kami? Tetapi Grant tidak akan mempertanyakannya lebih jauh karena percakapan mereka sedikit melenceng. Saat ini waktu yang tepat untuk memikirkan cara tentang bagaimana menghalangi keingintahuan sang lady dan mencegahnya terjun langsung ke daerah-daerah kumuh yang rawan. Grant tentu bisa melindungi dirinya sendiri. Tetapi jika Livia bersamanya, fokusnya akan terbagi. Tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga untuk melindungi wanita itu dari kejahatan yang mengintai mereka di setiap detiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing You
Historical FictionRotherstone #2 Lady Livia Rotherstone tidak menyangka jika dirinya berada di waktu dan tempat yang salah. Ia ditangkap oleh salah satu anggota kepolisian Scotland Yard karena tuduhan pembunuhan. Ya Tuhan, melihat darah saja dirinya ingin pingsan. Ba...