01. Prefect Boyfriend

14.9K 1K 52
                                    

Matahari pagi ini sungguh hangat, sehangat perasaan pagi ini. Akh aku benar-benar bahagia. Semua impianku akan segera terwujud hanya tinggal menghitung hari. Hari-hari sibukku terasa sangat menyenangkan saat menyiapkan acara penting dalam hidupku. Ya, aku akan menikah terhitung seminggu dari hari ini. Tentu saja aku bahagia, dia orang yang aku pilih. Dia orang yang aku yakini akan membuatku bahagia hingga aku mati kelak.

"Sayang cepatlah, desainernya nanti marah kalau kita telat," ujarnya dari luar apartemenku.

"Iya bentar," sahutku.

Sepertinya aku harus segera pergi, sebelum dia marah-marah lagi. Ini tahun ketiga hubungan kami. Cukup lama bukan? Hubungan kami berjalan baik, meski kadang ada kerikil yang menyandung, tapi tak cukup membuat kami terjatuh. Bagiku dia sempurna, dia memiliki segala yang aku butuh kan. Tampan, baik, perhatian dan juga mapan bukankah dia sudah lebih dari cukup untuk di jadikan suami?

"Hey Nona! Hari ini kau sangat cantik," ujarnya dengan senyuman manis yang membuat lekukan kecil di kedua pipinya.

"Hari ini saja, jadi dari kemarin aku tidak cantik?" tanyaku.

"Ehmmmm ... Kau cantik hari ini kemarin, kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi. Di mataku kau selalu cantik."

"Aku akui, aku memang cantik jadi kau harus banyak bersyukur karena akan menghabiskan hari-hari bersama wanita cantik sepertiku," ujarku yang memang terlalu narsis.

Dia tertawa, entah mengejek atau karena aku lucu tapi yang kutahu dia sudah terbiasa dengan kelakuanku yang kata orang-orang sedikit ajaib. Aku juga kadang mempertanyakan kewarasannya hingga laki-laki yang hampir sempurna seperti dia bisa menyukaiku. Mungkinkah ini yang di katakan dengan 'cinta itu buta', tapi apa pun aku bersyukur pada Tuhan telah mengirim dia ke dalam hidupku.

"Hey Nyonya Jung!!" panggilnya yang membuatku sedikit berpikir.

"Aku?"

"Siapa lagi Nyonya Jung di sini," jawabnya sedikit salah tingkah.

Saat dia seperti ini dia sungguh lucu dan menggemaskan. Aku jatuh cinta padanya lagi dan lagi setiap kali aku menghabiskan waktu dengannya aku semakin mencintai.

^•^-^•^

Kami sampai di butik tempat kami berjanjilah dengan desainer baju pengantinku. Jaehyun memilihkan gaun indah yang saat ini sedang kukenakan. Pilihannya tidak pernah salah, aku sangat menyukainya. Gaun ini sebenarnya pendek dan polos tapi ada luaran yang di pasang dari pinggang yang menjuntai panjang.

"Anda sangat cantik," puji pegawai butik yang membantuku mengenakan gaunku.

"Benarkah?"

"Sungguh, Anda sangat cantik dengan gaun ini. Calon suami Anda sangat pandai memilih untuk Anda."

Aku tidak bisa untuk tidak mengangkat bibirku, jujur saja semua wanita pasti menyukai pujian. Jantungku berpacu, aku penasaran dengan reaksi Jaehyun. Pegawai itu menyingkap tirai di depanku, hingga aku dapat melihat Jaehyun yang nyaris tak berkedip di sofa itu.

"Bagaimana aku cocok dengan gaun pilihanmu?" tanyaku. Dia hanya mengangguk dan masih menatapku nyaris tanpa berkedip.

"Lihatlah, dia bahkan tidak berkedip melihat Anda," goda pegawai itu dan aku hanya bisa tersenyum simpul menutupi perasaanku yang meluap-luap.

My Strange Husband  I & IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang