07. Malam Pertama

11.8K 868 35
                                    

Siapin kacang, kuaci karena sedikit panjang.

Happy reading 😘

Tinggalkan jejak jika menyukai cerita ini ❤


Kalian tahu di mana laki-laki bernama Lee Taeyong saat ini? Dia sekarang tidur di lantai beralaskan kasur yang dia ambil dari ruang kerjanya dan akulah pemilik ranjang besar ini. Baiklah aku kejam! Namun ini semua terjadi karena kebodohannya sendiri.

Satu jam yang lalu, kami melakukan perdebatan panjang mengenai isi dari surat perjanjian yang kami tulis. Dia merasa keberatan dengan salah satu persyaratan yang aku ajukan. Aku melarangnya berkencan, sebenarnya ini hanya strategiku dan lihat aku berhasil.

“Apa?” Reaksi terkejutnya sungguh seperti dugaanku. “Kau melarang aku berkencan?”

“Tentu saja, aku tak ingin suamiku selingkuh!” Aku memberinya alasan yang tak akan bisa dia bantah.

“Hapus poin itu!” perintahnya yang terlihat begitu frustrasi dengan poin ini.

“Baiklah! Jika kau memaksa. Aku akan menghapusnya, tentu saja dengan satu syarat!”

“Apa?”

“Ranjang ini milikku!”

“Lalu aku tidur di mana?”

“Terserah, selama tidak satu ranjang denganku.”

“Kau gila?”

“Iya aku gila! Sudah sering aku bilang, kan?” Dia terlihat kehabisan kata-kata, mungkin dia tahu jika aku adalah ahli dalam hal berdebat.

“Baiklah! Baik. Tapi coret pasal itu!”

Ok, dengan senang hati.”

Begitulah kisah aku bisa menguasai ranjang ini. Jujur aku tak peduli, bahkan jika dua berkencan dengan siapa pun juga aku tidak masalah. Aku cukup tahu siapa diriku dan posisiku. Poin itu benar-benar tak penting untukku.

Namun kalian harus tahu jika poin-poin yang dia tulis juga tak kalah membuatku kesal. Tulisan yang dia tulis, ternyata jauh lebih banyak dari yang aku tulis. Salah satunya dia melarangku pulang di atas jam sembilan, ok aku tak masalah. Bersikap sopan, aku gadis dengan etitud yang tidak terlalu buruk, tapi yang satu ini membuatku ambigu.

“Melakukan yang sewajarnya seorang istri lakukan?” Poin ini sungguh membuat aku berpikir jauh dan membuat imajinasiku menjadi liar.
“Ya yang sewajarnya seorang istri lakukan. Seperti memasak untukku, dan yang lain-lain kau pasti tahu!”

Aku semakin tak bisa berpikir lurus, 'yang lain-lain' itu apa? Otakku semakin bertamasya ke tempat yang tak sewajarnya. Membuat bulu-bulu kudukku meremang, tapi sialnya otakku masih terus berfantasi.

“Bukan hal seperti itu!” tegasnya yang membuat aku berpikir pada jalur yang baik dan benar.

“Baiklah!”

Pada akhirnya aku juga menandatangani kertas itu. Mungkin ini sudah menjadi garis takdir dari hidupku, meski terasa tidak masuk akal pada kenyataannya aku memang menikahi seseorang yang asing. Aku tahu dia bukan orang yang jahat, tapi juga  tidak yakin dia adalah orang yang baik.

“Hei! Berhenti berpikir yang aneh-aneh!”

“Aku tidak berpikir aneh! Aku lelah aku mau tidur!”

“Terus aku tidur di mana?”

“Terserah! Bukan urusanku!”

“Kau yakin terserah aku?” Dia melakukannya lagi. Dia memosisikan tubuhnya di atasku dan perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.

My Strange Husband  I & IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang