10.

1.5K 200 35
                                    

Aroma obat-obatan langsung menusuk indera penciumanku begitu aku membuka mata. Kepala terasa sedikit berat, mungkin aku terlalu syok hingga aku kehilangan kesadaran terlebih dengan kondisiku yang memang tidak terlalu stabil.

"Kau sudah sadar?"

"Untuk apa kau di sini?" tanyaku ketus. Dia adalah orang yang tidak ingin aku lihat untuk saat ini.

"Eun Woo meneleponku dan sudah menceritakan semua ...,"

"Baguslah kalau begitu!" potongku.

"Eun Byul-ah semuanya tidak seperti yang ada di pikiranmu!"

"Memang apa yang aku pikirkan?"

"Waktu itu aku dan Jiho tidak sengaja bertemu dan dia tiba-tiba memelukku. Aku juga tidak tahu jika dia memotret momen itu!"

"Alasan!"

Terlalu sulit untuk mempercayai dia lagi setelah semua bukti. Bertemu dengan mantan pacarnya dan berpelukan seperti itu sungguh membuat semua rasa percaya padanya hilang.

"Eun Byul-ah ...."

"Cukup aku cukup sadar diri. Di bandingkan Jiho aku memang tidak ada apa-apanya. Dia juga pernah sangat kamu cintai dulu sebelum aku dengan tidak tahu diri memintamu untuk menikahiku ...,"

"Cukup!" Aku berhenti bicara, air mataku mengalir saat tiba-tiba dia bersuara cukup keras yang terdengar begitu dingin. Apa dia marah? Bukankah harusnya aku yang marah padanya? "Go Eun Byul, kau dan segala pemikiranmu memang adalah racun yang paling mematikan. Ok, aku memang bertemu dengannya, terus kenapa kau juga sering bertemu dengan Jung Jaehyun. Ah, aku lupa kau bahkan masih menyimpan barang-barang dan album foto kalian. Aku baru ingat kamu memintaku untuk menikahiku karena Jung Jaehyun tidak datang ke acara pernikahan kalian dan ...."

Plakkkkk

Dia tersenyum sinis padaku sambil mengusap bekas tamparan yang aku berikan. Kata-kata Lee Taeyong benar-benar membuat hatiku semakin terluka.

"Aku membencimu!"

"Terserah kau saja!"

Dia pergi meninggalkan aku. Mungkin aku memang tidak berarti lagi untuknya, atau bahkan aku memang tidak pernah berarti untuknya. Aku hanya bisa menangis, dia sangat kejam mungkin dia sudah lelah berpura-pura mencintaiku dan akhirnya memilih kembali pada wanita itu. Benar, aku memang tidak akan pernah sebanding dengan wanita itu di matanya.

***

Sudah satu bulan aku tidak bertemu dengan Lee Taeyong. Jangan tanyakan alasannya, karena sudah sangat jelas. Kami bertengkar dan aku tidak pulang ke rumah. Beberapa hari ini aku memilih menenangkan diri di apartemen milik Eun Woo. Anggap saja aku sedang mengambil cuti dari pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga.

"Kau tidak ingin pulang?"

"Kau mengusir kakakmu?"

"Noona, kau tidak kasihan dengan  Jeno dan Eun Hwa?"

"Mereka pasti baik-baik saja bersama ayahnya!"

Meski aku merindukan anak-anakku, tapi aku cukup tenang karena mereka bersama ayah mereka. Mereka pasti akan baik-baik saja, kita lihat saja sejauh mana dia bisa mengurus anak-anak.

"Kalian sungguh seperti ini anak kecil! Masalah itu harus di selesaikan bukan ditinggal sembunyi!"

Eun Woo memang benar tidak seharusnya aku lari seperti sekarang. Namun aku masih belum siap untuk berhadapan dengan Lee Taeyong. Beberapa hari ini aku berpikir bagaimana hidupku tanpa dia. Kalian tahu, aku merasa kesepian. Aku kesulitan tidur dan tidak napsu makan.

My Strange Husband  I & IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang