Kesempurnaan Cinta

898 40 5
                                    

Jangan bosan untuk buat aku nyaman.

Now Playing : Kesempurnaan Cinta (Rizky Febian)

💡

Dini hari, saat ini, sekarang, pukul 06.30, menit ini dan detik ini, di mana Naya di perbolehkan lagi berangkat bersama Adit, setelah tiga hari berangkat bersama Papa nya dan hanya pulang saja jika bersama Adit, tiba akhirnya saat-saat Naya bernafas lega akibat kurungan pidana dari Surya.

Tapi, ada satu hal yang janggal dari Adit; datang dengan muka asam dan wajah di tekuk. Heran Naya sama Adit. Naya nggak terlalu pikir panjang sih, positif saja kalau Adit sedang ada masalah kecil, seperti biasa dengan Arga ataupun Lala. Maklum, kalau Lala kan masih kelas dua SMP, jadi wajar aja kalau punya adik macam Lala, harus pintar korek kuping biar nggak ledes sebab tiap pagi kerjaannya nyanyi sambil mandi. Kalau suara bagus, masih di maklumi deh.

"Dit, udah sarapan? Gue bawa roti sama susu cokelat nih, udah lama nggak makan bareng lo." ucap Naya membuka pembicaraan.

Adit diam.

"Adit, kacang tambah mahal ya?"

Kali ini Adit menjawab dengan deheman pelan.

"Sumpah gue di kacangin, awas ya kalo lo ngomong, gue kacangin!" ancam Naya.

"Gue lagi pusing, diem dulu deh lo." protes Adit lembut.

(mau lembut mau apa juga tetap aja, yang namanya protes mana ada lembutnya.)

Ish, Naya sudah kembali bukannya di sambut gede-gedean kayak taruh bunga dan cokelat di dasbor terus pas Naya buka pintu ceritanya kaget gitu sampai ternganga-nganga, ini malah di jutekkin. Adit nggak tahu ya, kalau yang Adit lakuin ke Naya itu JAHAT.

"Adit kalo lagi bete yaudah, kalo mau curhat sini sama gue. Buat lo mah, terbuka lebar deh." senyum manis buat Adit dari Naya.

"Temen kecil mau dateng."

"Temen kecil? Emang lo punya selain gue sama Arga?" tanya Naya heran.

"Dia datang dari Balik Papan, rencananya hari minggu dia datang dari Bandara."

Kening Naya berkerut. "Namanya siapa? Lo yang jemput?"

Adit menoleh ke arah Naya, tatapannya beda seperti yang biasanya. "Enggak."

Naya memajukan bibirnya. Naya heran. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Teman kecil ya? Duh, setahu Naya teman kecil Adit kan Naya sama Arga doang, selain mereka Nobody deh.

"Yaudah deh, tapi kan suka ada wejangan. Lo pernah denger ini nggak Dit 'takkan ada tamu yang mencoba masuk kalau tuan rumahnya tidak mengundangnya'." alis Naya terangkat dengan sangat percaya diri, seolah-olah perkataannya sangat mujarab.

"Nyoba nyindir?" tersimpul senyum sinis di sudut bibirnya. "Gimana kabar si Salmon? Baik?"

Tadi yang alis Naya sedang terangkat mendadak turun dengan perlahan, lalu membuang nafasnya gusar dan membuang muka ke arah jendela. "Ah, gue mah nggak tau soal itu."

Sudut bibir Adit membentuk lengkungan kecil.

"Omong-omong lo cinta gue karena apa? Karena Allah, karena body, karena sifat, atau karena gue cantik? Kalo gue berubah gara-gara makan mulu terus gendut, terus kelebihan jam OSIS di luar sekolah gue item, dan jelek gimana?"

"Cinta bukan di lihat dari fisik. Jadi, lo santai aja."

Naya tak minta jawaban seperti itu, itu termasuk jawaban medit.

My Stupid Partner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang