Malam Lampion

691 39 12
                                    

Kalau kamu bahagia, aku akan ikut bahagia. Karena bahagia ku sebagian dari bahagia mu.

Now Playing : Bahagia (GAC)

💡

Naya mengajak temannya ke Kantin dengan alasan dia sangat lapar. Sebelum ke Kantin, Naya sudah mengirim SMS untuk Adit agar dia datang ke Kantin. Niatnya sih Naya ingin mengajak ke Taman Kota untuk melihat festival Lampion, dan itu hanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu. Jadi, semua hal kan tidak terjamin akan ada kesempatan kedua. Mubadzir kalau ditinggal.

Naya memasukkan somay nya ke dalam mulut, satu suapan tengah di kunyah.

"Ya, makan mulu ntar gendut lho." goda Adit. Dia langsung duduk di kursi sisi Naya.

"Apaan sih Dit. Lo mah." protes Naya.

"Becanda Ya, ada apa nyuruh gue ke Kantin? Minta bayarin makan? Kalo gitu mending gue kacangin SMS lo tadi."

"Enak aja, gue bisa kali bayar sendiri. Gue mau ngajak lo sama yang lain ke festival Lampion di Taman Kota, mau kan?"

Ica mendelik. "Lampion? Kayaknya seru, dateng yuk."

"Kapan Nay?" sahut Nasya.

"Malam minggu, pada ikut kan? Ikut dong, biar rame." pinta Naya.

"Lah, mereka doang yang diajak? Gue enggak? Oke, deh." sahut Adit, wajahnya dia tekuk melekuk.

Serba salah deh, kayak Raisa.

"Siapa bilang? Kalo lo nggak ikut Dit, gue mau berangkat sama siapa? Jalan kaki?"

"Yaudah, sekalian malming nih? Asik dong, malming kali ini bisa bareng sama Yaya nya Didit. Jarang-jarang kan." sahut Rangga.

"Ya... sama ajalah. Nanti juga kalo udah sampe, kita pencar. Ngarep banget lo!" celetuk Adit jengkel.

"Nay, kalo mencar gue sama siapa? Kalian kan pada punya pasangan, jangan gitu dong. Ntar gue ilang, gue kan orang baru, belum tau banyak jalan pulangnya." ucap Ica.

"Adit bohong kok." sanggah Naya buru-buru.

"Ya... Lo tinggal sama Devan apa susahnya?" sahut Sabit.

Mata Devan melirik, tatapannya itu lho bro. Makin hati berdebar. Wk.

"Move on kali Van, Salsa mulu dipikirin." cibir Dimas.

"Rewel amat si lu jadi orang." protes Devan, kini emosinya mulai hadir.

Naya masih fokus pada somay nya sesekali Adit mengambil alih sendok yang dipegang Naya, lalu menyuapkan ke dalam mulut.

💡

Malam minggu telah tiba, sesuai ajakkan Naya dua hari yang lalu, kini Naya dan Adit sudah sampai di Taman Kota, tinggal menunggu Devan dan Sabit.

Mata Naya melirik ke arah jam tangannya. Sudah pukul tujuh lewat lima belas.

"Sorry lama, biasa nih cewek centil dandan dulu." kata Devan sambil menunjuk dengan dagunya ke arah Sabit santai.

"Apaan sih lo!" protes Sabit tak terima.

"Kita makan dulu deh, gue laper nih. Festival nya juga masih lama kok." usul Farah.

Semuanya mengangguk.

Mereka berjalan menuju rumah makan di dekat Taman Kota, di sana menjual nasi goreng dan mie goreng.

My Stupid Partner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang