Chapter 1

4.9K 152 68
                                    

"Mobil baru"

Kamu percaya kan? Yang serius itu nggak akan hilang hanya karena bosan~

Pagi yang cerah, matahari mulai menampakkan dirinya dari tempat persinggahannya. Terlihat Adit sedang menyolek bagian depan mobilnya. Mobil barunya tampak  mempesona, ditambah warna hitam yang menambah kesan maco dalam dirinya.
“Mobil baru mari kita jemput pacar.” Ujarnya sendirian.

Rumah ia dan kekasihnya berhadapan, hanya saja ia selalu memanjakan gadis yang ia cintai dengan menjemput tiap kali berangkat ke sekolah. Itu memang suatu yang lumrah bagi orang di luaran sana, tapi tidak bagi Adit. Salah satu cara membuat pasangannya nyaman ya begitu.

Mobil hitamnya sudah mendarat di depan rumah Naya, “Yaya! KUA yuk?!” rasanya seperti masakan yang kurang bumbu jika sehari tidak mengeluarkan lelucon untuk pacarnya.

Naya muncul dari balik pintu rumahnya dengan tas jinjing di lengan.

“Yuk!”

“Lo mau gue ajak ke KUA??” kedua tangannya menyentuh bahu Naya.

“Dit, gue udah telat nih becandanya ntar aja,” Pinta Naya.

“Tumben, kenapa si?”

Sebenarnya Adit sudah berapa lama sih pacaran dengan Naya? Masa sih nggak pekan-peka, rasanya ingin Naya gorok leher jerapahnya itu.

Sambil mengoceh ngalor-ngidul Naya mendorong bahu Adit hingga masuk ke dalam mobil. “Mulut lo tuh bawel kayak cewek,”

Ups, bahkan secara tak langsung ia sudah menjatuhkan harga dirinya di depan Adit. Ia harap saat ini Adit sedang bolot, “Dit, kalo lo nyetirnya tambah lama gini, sini gue aja yang nyetir,” kan begini ujung-ujungnya Naya yang kesal.

Mata cokelatnya membulat dengan alisnya yang menaik, kenapa ya kok Adit begitu kesannya dia seperti mengejek Naya, “Nggak usah gaya ah, bukannya kemarin abis nyeruduk tukang sayur di depan komplek?”

Ingin rasanya Naya menggorok leher Adit, “Idih, sok tau deh. Lagian lo jangan bawel gue nih lagi sakit perut."

Bibirnya membulat tapi seketika matanya melebar, “Kenapa coba lo nggak bilang dari tadi? Hari ini elo haid ya? Ya maaf deh.”

“Maaf lo bikin gue tambah sakit perut!”

“Yaudah gue diem deh,”

Bagus kalau gitu caranya. Mulut Naya tidak akan berkoar selama perjalanan, terlebih Adit paham betul kalau di fase ini emosi para gadis susah dikendalikan. Adit tahu kalau saat-saat ini perempuan lebih butuh perhatian makanya sebisa mungkin ia tidak memancing emosi kekasihnya.

Pukul tujuh malam, Naya mendapat pesan dari Adit. Bahwa Adit ada kejutan untuk dirinya. Tapi, ia sendiri hanya berkerut dahi membacanya. Tak ada niat sedikitpun untuk menebak pesan dari anak blekempleng itu.

Kakinya melangkah menuju pintu rumah Adit, "Dit, buruan buka!" tangannya mengetuk pintu rumah Adit.

Mata Naya mendelik. Sungguh, ini bukan momen yang akan di bilang sebuah kejutan. Kejutan macam apa ini? Tampil dari belakang pintu hanya memakai celana jeans selutut, ditambah kaos polo.

My Stupid Partner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang