Adam meletakkan gitarnya dan berjalan menuju meja yang tengah kududuki sambil membawa bunga mawar yang kurasa ada 1000 tangkai dalam rangkaian itu. Ia tersenyum mempesona sambil berjalan melangkah kepadaku. Jantungku berdegup kencang . Senyum yang menghiasi wajahnya saat ini mampu membuatku merona. Aku tak tau semenjak kapan aku merasa menjadi gadis paling beruntung dengan segala perlakuan Adam kepadaku saat ini. Aku tersenyum membalas senyuman Adam yang lama kelamaan mendekat padaku dan berlutut tepat dibawahku. Senyum masih melekat si wajah tampannya itu.
" Ahelia maukah kau menjadi kekasihku? Selalu disampingku dalam setiap debaran jantung dan mengalir dalam setiap nadiku? Maukah kau menjadi tulang rusuk dan pelengkap dalam setiap nafasku? Melengkapi hari-hari yang hanya berwarna abu abu ini? Mewarnai setiap jalan hidupku, menggenggam tanganku dalam sedih maupun senang Ahelia? Maukah kau menjadi kekasihku?."
"Adam ."
"Ya Ahelia? Apa jawabanmu?."
"Aku mau." Ucapku seraya menerima bunga dari Adam.
Adam langsung membawaku ke pelukannya. Dan setelah itu terdengar tepuk tangan dari beberapa pelayan yang melayani kami. Ya memang tak ada pengunjung lain selain kami, karena kurasa Adam telah menyewa restoran ini untuk momen spesial yang telah ia siapkan.
ADAM POV
Aku selesai dengan permainan gitarku dan turun dari panggung menemui gadis cantik yang melihatku dengan tatapan kagum serta senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya. Ahh bagaimana bisa ada seorang gadis secantik bidadari sedang berada dekat denganku saat ini, betapa beruntungnya aku.
Apa? Aku tadi memikirkan apa. Hah sadar Adam!! Kau tak boleh memiliki perasaan apapun pada gadis ini. Lihat saja dia mudah sekali terjatuh dalam pelukanmu. Kau akan memenangkan taruhan itu dan dapat membuktikan pada teman-temanmu bahwa pesonamu tak terkalahkan. C'mon Adam luruskan tujuanmu. Lagi pula kau sudah memiliki Sarah. Pikirkan perasaan Sarah bodoh! Lagi pula keluarga Sarah dari keluarga terpandang sedangkan Ahelia? Aku bahkan tak tau keluarganya.
Aku turun dari panggung sambil membawa bunga yang telah kubeli sebelum datang kemari. Entah apa yang kupikirkan, tapi sekarang jantungku berdegup kencang. Apa-apan ini??! Aku menjadi gila hanya karena gadis murahan ini.
Aku berlutut tepan di hadapannya.
"Maukah kau menjadi kekasihku? Selalu disampingku dalam setiap debaran jantung dan mengalir dalam setiap nadiku? Maukah kau menjadi tulang rusuk dan pelengkap dalam setiap nafasku? Melengkapi hari-hari yang hanya berwarna abu abu ini? Mewarnai setiap jalan hidupku, menggenggam tanganku dalam sedih maupun senang Ahelia? Maukah kau menjadi kekasihku?."
Ahelia tersenyum sangat manis dan membuat jantungku berdegup lebih cepat berkali lipat. Matanya berkaca-kaca mungkin ia terharu dengan perlakuanku ini. Wajahnya merona sempurna.
Tak lama setelah itu ia mengambil bunganya.
"Adam ."
"Ya Ahelia? Apa jawabanmu?."
"Aku mau."
Entah apa yang kurasakan ini. Tapi rasanya hatiku berbunga-bunga. Aku sangat senang Ahelia mau menjadi kekasihku. Aku yakin perasaan ini buka senang karena aku akan memenangkan pertaruhan itu. Tapi entahlah, masa bodoh dengan semua itu.
"Aku mencintaimu Adam." Ucapnya sambil menatap dan aku dapat melihat bahwa pipinya merah merona. Aku sempat terpaku atas apa yang barusan ia katakan. Tapi aku sangat bahagia ia mengatakan kata-kata itu. Dan aku sempat melupakan tentang taruhan itu. Tak sadar aku membalas ucapannya.
"Aku lebih mencintaimu Ahelia. Lebih dari apapun. Percayalah."
Aku membawa bibir merahnya itu dalam bibirku. Menekan tengkuknya agar tetap berada ditempatnya dan mencium sekilas dengan lembut bibir mungil itu.
"Terima kasih untuk malam ini Adam. Ini malam terbaik dalam hidupku." Ucapnya dengan sangat lembut. Setiap alunan yang keluar dari bibirnya itu membuat hatiku melebur. Entah setan apa yang memasuki tubuhku, namun aku segera menghadangnya dengan rencana awal taruhan itu. Aku tak akan terjerat oleh dirimu gadis murahan. Ucapku dalam hati.
"Begitu juga denganku Ahelia. Jadi ayo kita habiskan makanannya dan pulang. Karena anak gadis tak seharusnya pulang larut malam kan? Ayo lanjutkan makanmu, aku tak ingin kau jadi kurus karena diriku."
AUTHOR POV
Ahelia berangkat ke sekolah dengan sangat bersemangat. Ia sangat senang saat kembali mengingat momen yang ia lalui bersama Adam semalam.
Bagaimana ia bisa lupa kalau baru saja tadi malam ia mendapatkan first kiss nya. Gadis 17 tahun ini sangat bahagia karena orang yang mengambil ciuman pertamanya adalah orang yang ia cintai. Ia tak sabar ingin melihat wajah Adam lagi. Entah mengapa ia jadi rindu dengan kekasihnya itu.
Sampai ada tangan yang menariknya menuju pojok perpustakan. Dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man In The Black Suit (ON GOING)
RomanceAkankah cinta kembali saat dulu kau mengambil ciuman pertamaku? Akankah aku bisa memaafkan kejahatan mu dulu yang menjadikan sakit hatiku? Kau terlalu bajingan untuk ku maafkan Namun kau terlalu berharga untuk ku balas dendamkan •Ahelia Watson•