6

10.2K 157 1
                                    

Aku kembali ke kamar setelah pertemuanku dengan kak Andrew. Sayangnya dia mempunyai rumah di pulau ini yang membuatnya tak bisa menemaniku serta tumpukan pekerjaan yang telah dia tinggalkan selama 3 bulan menghilang karena ia telah memutuskan akan segera kembali ke New York.

Aku segera mengemasi barang-barangku karena besok pagi aku harus segera kembali ke rumah karena ada hal penting yang akan di bicarakan daddy saat ia menelfonku tadi.
..........................................................

NEW YORK

   Sesampainya di New York, aku tak kembali ke apartemenku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di New York, aku tak kembali ke apartemenku. Aku segera menyuruh supir yang menjemputku untuk mengantarku ke rumah karena daddy mengatakan aku harus segera sampai rumah saat tiba di new york.

Setelah turun dari mobil aku segera melangkahkan kakiku menuju ke ruang keluarga dimana biasanya semuanya berkumpul untuk menonton film, berbincang, atau bahkan sekedar meminum teh.

Saat sampai disana, mereka semua berhenti berbicara dan langsung memelukku satu persatu seperti keluarga yang melihat anaknya yang tentara selamat dari medan perang. Aku hanya menahan tawa saat membayangkannya. Mommy hanya tersenyum seperti mengerti ekspresiku yang menahan tawa.

"Cherry, kau jangan membayangkan yang aneh-aneh. Mommy , daddy, dan kakakmu hanya rindu padamu. Kau tahu kan kalau kau sangat disayangi disini. Bahkan semenjak kau tinggal di apartemen, kakakmu lebih protective dalam menjagamu." Kata mommy menjawab kebingunganku.

"Bagaimana Ben tidak menjaga anak bandel ini mom. Kalau ia menjadi magnet bagi semua pri pria lapar di luar sana karena keramahamnya pada semua orang. Hah kau selalu tebar pesona ya?". Balas kak Ben.

"Ihh tidakk. Aku tidak pernah tebar pesona tahu! Aku hanya ingin ramah pada semua orang. Kenapa kakak juga jadi menjengkelkan sih?! Aku benci."

"Ahhh sini adik kecilku. Uu aku sangat merindukanmu. Bagaimana bisa kau tambah menggemaskan selama 4 hari kita tak bertemu?." Ucapnya sambil menahan tawa. Aku tau dia sedang memancing agar aku tak marah padanya. Padahal dia tahu bahwa aku sangat sangat tak bisa membenci bahkan marah padanya. Huh dasar kakak gila.

AUTHOR POV

"Sudah sudah. Daddy disini hanya ingin bicara pada dua anak kesayangan daddy ini. Kalau Bennedict, daddy tahu kau tak perlu daddy ragukan dalam memilih calon istri, karena kau pasti akan memilih wanita yang pantas dan bersedia menerimamu dengan adanya Olivia . Namun beda jauh dengan gadis nakal ini. Ia bahkan tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun dengan usianya yang sudah matang ini."
Olivia adalah anak dari Bennedict Watson yang berumur 4 tahun. Ia menikah saat ibu Oliv mengandung 2 bulan. Namun naas, ibu Oliv meninggal saat melahirkannya yang membuat Ben belum bisa mencari ibu pengganti untuk anak tercintanya karena hatinya masih tertambat pada mendiang istrinya.

   "Oh yaa, mana oliv. Uhh aunty nya yang cantik ini sungguh rindu padanya. Bagaimana bisa aku melupakannya." Ucap Ahel.

   "Olivia sedang menginap dirumah grandma nya. Kau tahu kan mereka sangat menyayangi babyku yang cantik itu." Balas Ben.

   "Hei hei. Jangan mengalihkan pembicaraan daddy. Dasar anak-anak nakal. Kau juga Ben, jangan terus membela anakku yang nakal ini. Oh ya dan tentang perjodohan yang empat hari lalu daddy tawarkan. Apa ahel menerimanya?."

My Man In The Black Suit (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang