3.0 • It Ain't My Fault.

126 22 4
                                    

Happy Reading !!

🌸

MENJADI pusat perhatian memang sudah biasa bagi Sean dan kedua temannya. Terutama dikalangan adik kelas 10 yang bisa dibilang baru di SMA Bina Bangsa. Kadang memang sedikit risih karena bagaimana pun juga mereka tetap ingin menjadi siswa SMA yang normal. Memang menjadi anak band sekolah yang sudah sering kali memenangkan kontes menyanyi antar sekolah pastinya menarik perhatian siswa maupun siswi di sekolah.

Sebisa mungkin Sean, Aldo, dan Zeo menyikapinya dengan biasa. Menganggap diri mereka sebagai manusia normal yang memiliki pengagum rahasia. Meski nyatanya kebanyakan orang yang mengagumi salah satu dari mereka  secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya.

Meski seperti itu tak jarang pula ada siswi yang bersikap biasa terhadap mereka. Tak semua orang memiliki tipe yang sama bukan? Setiap orang itu berbeda-beda.

"Anjir, cantik banget!" bisik Aldo tepat di sebelah Sean.

"Sisi playboy lo keluar lagi setelah lo putus dari dia."

"Ih, beneran. Kayaknya Kendal Jenner nyasar nih." Aldo sepertinya sudah mulai tidak waras.

Sean kini mulai penasaran dengan siapa yang dimaksud oleh Aldo. Tak biasa Aldo memuji perempuan sampai segitunya.

Dengan santai ia mengarahkan pandangannya mengikuti arah pandang Aldo. Dan di sana ada seorang gadis tinggi yang mengenakan seragam SMA, tapi bukan seragam Bina Bangsa. Ia lantas menggumam, oh anak pindahan. Namun sayang ia tak bisa melihat wajah gadis itu karena saat ia melihatnya, gadis itu tengah menunduk, entah untuk apa, dan rambut panjangnya menutupi wajahnya. Lebih mirip kuntilanak daripada Kendal Jenner.

Namun, setelah beberapa detik gadis itu berhenti dan menundukkan kepala, akhirnya dia mendongak menampakkan wajah putihnya. Pahatan yang sempurna. Cantik dan juga tinggi, seperti model. Mungkin Aldo benar jika ada Kendal Jenner nyasar.

Awalnya memang Sean sedikit mengagumi gadis itu. Tapi seketika lamunannya buyar karena tiba-tiba ada sebuah benda yang menghantam kepalanya. Sean hanya mengaduh kesakitan. Lalu sedetik kemudian ia tersadar jika sebuah buku telah sengaja dipukulkan di kepalanya. Dan pelakunya adalah Anya.

"Kenapa sih, An?"

Tanpa menjawab panjang lebar Anya sedikit berteriak, "Dasar playboy cap kadal buntung!"

Anya yang amarahnya sudah memuncak, langsung menerobos melewati Sean dan Zeo, sedangkan Aldo cekikikan di sebelah Sean. Di setiap langkahnya pun, Anya terus menggumamkan umpatan-umpatan yang ditujukan kepada Sean. Bagaimana tidak kesal coba, tidak pernah sekalipun Sean mempunyai cara pandang seperti itu pada perempuan lain selain Anya. Dan pandangan seperti itu mirip sekali dengan pandangan Sean ketika awal mereka bertemu–setidaknya di mata Anya seperti itu.

Tatapan heran seketika muncul di wajah Salsa ketika Anya masuk dengan wajah tertekuk. Tidak seperti biasanya, Anya seperti baru saja terkena musibah.

Setelah sampai di bangkunya, tepat di sebelah Salsa, Anya langsung duduk dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua tangannya di atas meja. Sesekali gadis itu menghela nafas kasar dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

Salsa yang sedari tadi menyilangkan kedua tangannya di depan dada langsung bertanya, "Kenapa lo?"

"Penghianatan memang menyakitkan ya, Sal," jawab Anya dengan lesu sembari memiringkan kepalanya menatap Salsa.

Broken PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang