13.0 • Kembali

58 6 2
                                    

Maaf sekali ada perubahan di akhir part. Jadi yang sudah baca part ini bisa langsung baca bagian bawah.

Happy reading 🐢

Aku tau, kau tak akan kembali semudah itu.

🌸

HARI ini hujan turun, lagi. Suara rintiknya menjadi nyanyian tersendiri. Bukan hal baru jika hujan kerap kali membuat orang bernostalgia, mengingat-ingat hal yang lalu. Termasuk Sean.

Entahlah, tak biasanya Sean merasakan hal seperti ini. Tiba-tiba saja ingatan tentang hal yang pernah ia lalui dulu terlintas lagi di benaknya. Ingatan tentang saat-saat dimana ia pertama kali bertemu dengan Anya.

Awal bulan Agustus, 1 tahun yang lalu.

Dengar-dengar, hari ini penyeleksian anggota ekskul dance akan dilaksanakan secara terbuka. Hal ini sekaligus digunakan untuk mengisi kegiatan tahunan, ulang tahun SMA Bina Bangsa.

Sean yang kini tengah duduk di pinggir lapangan bersama Aldo dan Zeo, hanya melihat-lihat sekitar dari sana. Jika saja mereka tidak ditugaskan untuk menampilkan nyanyian, mereka pasti sudah berada di kelas atau pun berada di rooftop untuk mencari udara segar. Salah Aldo yang mendaftarkan mereka untuk ikut berpartisipasi.

Aldo yang duduk di antara Zeo dan Sean berceloteh mengomentari penampilan kakak kelas yang menjadi mc. Sean sendiri tak menanggapi celotehan Aldo dan masih berkutik dengan pikirannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan.

Tak ada yang menarik menurutnya kecuali musik-musik yang diputar untuk penampilan tari calon anggota ekskul dance. Tapi hal itu tak mengurangi rasa bosan yang menghinggapinya saat ini.

Jika saja Aldo tak memintanya untuk melihat panggung, pasti Sean masih seperti orang bodoh yang kurang kerjaan. Awalnya memang tidak ada yang menarik. Tetapi ketika penampilan selanjutnya di mulai, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Perempuan berbaju merah muda yang saat ini sedang bersiap-siap akan menampilkan tariannya. Padahal dari jarak jauh, perempuan itu membuat Sean langsung terfokus padanya. Dan dari ke lima perempuan di sana, hanya dia yang membuat Sean tertarik.

Saat musik mengalun, perempuan itu yang menari paling depan. Rambutnya ikut bergerak bersamaan dengan gerakan tubuhnya mengikuti irama.

Ketika ia menikmati penampilan ini, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dan membuatnya mau tak mau menoleh.

"Sean 'kan?" tanya orang itu, kalau tidak salah kakak kelas panitia acara ini, ditandai dengan id card yang orang itu kenakan.

Sean hanya mengangguk, refleks.

"Setelah ini giliran grup kamu. Jadi cepetan ke backstage ya!" pinta orang itu dengan lembut, khas seorang perempuan.

"Oh, iya kak," jawab Sean sopan sembari tersenyum ramah.

Setelah kakak kelas yang memintanya tadi pergi, Sean menoleh ke arah Aldo dan Zeo di sampingnya. Baru saja Sean menoleh, ia sudah dikagetkan dengan wajah Aldo yang tersenyum dengan begitu lebar.

Broken PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang