Karena aku tau. Sejauh apa kamu berlari menjauh. Kau akan tetap kembali bersamaku. Karena kau pun tau, akulah rumahmu.
🌸
"GUE kasihan sama Anya. Sean juga," Rara menjeda sebentar, "Anya coba jauhin Sean, sedangkan Sean coba jauhin Sasya biar dia tetep deket sama Anya."
"Mereka pasti balik kaya dulu lagi. Percaya deh, mereka itu saling cinta. Jadi nggak ada alasan mereka buat pisah gitu aja gara-gara satu orang baru yang muncul di hidup mereka," kata Salsa panjang lebar yang mengundang decak kagum dari ketiga temannya.
"Salsa memang selalu bijak!" seru Dea sembari mengangkat kedua ibu jarinya di depan Salsa.
Sedangkan Sean disini memang benar tengah menghindari Sasya. Gadis itu sering kali mencampuri urusannya. Padahal belum genap satu minggu gadis itu menjadi siswi SMA bina Bangsa, tapi dia sudah seberani itu. Merasa benar-benar mengenali Sean, padahal tidak. Bagi Sean, Sasya hanyalah anak baru yang kebetulan satu kelas dengannya.
Tanpa memedulikan perkataan Sasya, Sean berjalan menghindar dari gadis itu. Dan ketika ia melihat ke depan, ia menemukan Anya di sana. Gadis itu berjalan pelan sendiri. Mau kemana dia? Jika akan ke ruang guru, tidak mungkin karena jalan menuju ruang guru berlawanan dengan arah Anya berjalan. Jika akan ke kelas, kelas Anya berada tak jauh dari ruang guru. Sedangkan ruang dance, berada di gedung timur yang dikhususkan untuk ruang ekskul dan gedung serba guna yang biasa digunakan untuk pementasan teater atau pentas seni, bisa juga untuk pelajaran olah raga.
Setelah lumayan jauh Anya berjalan, Sean melihat gadis itu memasuki ruang UKS. Untuk apa dia ke sana? Apa dia sakit? batin Sean bertanya.
Di luar pintu UKS, Sean melihat Anya tengah duduk di salah satu ranjang yang letaknya dekat dengan jendela. Sering kali gadis itu memijat pilipisnya. Bu Ana yang bertugas menjaga UKS memberikan obat dan air mineral pada Anya.
Sean masih berdiri di tempatnya dengan pikiran yang terus berkecamuk di otaknya. Memang seharusnya ia masuk ke sana dan menghampiri Anya. Namun terbesit rasa ragu di hatinya.
Setelah perdebatan di pikirannya, Sean memutuskan untuk masuk. Langkahnya yang tampak terdengar samar membawanya menuju Anya yang sepertinya sudah terlelap karena efek obat. Sean sempat tersenyum, namun senyumnya seketika pudar. Bagaimana bisa gadis ini sakit padahal kemarin saja dia masih bisa marah-marah padanya. Bagi Sean lebih baik melihat Anya marah-marah, daripada melihat dia sakit seperti ini.
Tangan Sean terulur menyentuh kening Anya. Merasakan kulit hangat Anya yang pucatnya sedikit demi sedikit berkurang. Kemudian ia berbisik, "I love you, An. Jangan sakit lagi, nanti nggak ada yang ngingetin aku kalau aku khilaf."
Meski dalam keadaan seperti ini pun, Sean masih sempat-sempatnya bercanda. Tapi percayalah, dalam keadaan apapun, selagi Anya mencintainya, ia pasti akan melakukan hal yang sama seperti Anya. Sean pastikan hatinya hanya untuk Anya.
🌸
TIGA hari setelah kejadian kamis sial kemarin, Anya dan Sean mulai kembali seperti dulu. Meski masih terasa ada yang mengganjal dari pihak Anya. Sedangkan Sean mencoba bersikap seperti biasa.
Hari minggu siang akan menjadi hari membosankan jika saja Sean tak mengajak Anya jalan-jalan. Entahlah, Sean menjadi baik hati seperti ini karena apa. Biasanya jika tidak sibuk main band, atau mungkin Sean hanya akan bermain ke rumah Anya, itu saja. Untuk mengajak Anya jalan-jalan, Sean adalah tipikal cowok yang mager jika di ajak Anya pergi jalan-jalan.
Dan hari ini Sean mangajak Anya pergi ke suatu tempat. Sean hanya berpesan agar Anya berpenampilan cantik siang ini. Dan sesuai dengan apa yang diminta oleh Sean, gadis itu mengenakan baju putih lengan panjang yang dipadukan dengan slip dress berwarna abu-abu. Sebenarnya tak hanya saat ini saja Anya memakan pakaian sejenis ini. Jika ada acara atau jalan-jalan bersama Sean, Anya pun juga berpenampilan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Pieces
Teen Fiction[genre: high school; teen fiction] Semua orang beranggapan bahwa Anya adalah gadis yang sempurna. Dengan paras cantik dan hidup yang serba berkecukupan, membuat mereka iri dengan Anya. Tapi mereka tak pernah tau sisi lain dari Anya. Sisi yang tak pe...