21.0 • Rencana

36 2 0
                                    

Terkadang, apa yang kita rencanakan tak sesuai dengan hasil yang kita dapatkan.

🌸

AKTIVITAS di waktu istirahat memang beragam. Tapi hampir 90% siswa pasti ke kantin, kecuali kalau bulan puasa. Tapi hari ini kan bukan bulan puasa, jadi yang pasti di jam-jam seperti ini kantin sudah penuh.

Sambil berjalan cepat menuju kantin, Anya merutuki nasib kelasnya yang harus istirahat di lima menit setelah bel berbunyi karena guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar sambil bercerita. Padahal, tadi pagi Anya belum sarapan. Saat pergantian jam saja tadi Anya sudah berniat ingin membolos. Tapi pasti di kantin ada guru-guru yang lewat. Kalau ketahuan bisa mati kutu Anya di sana.

Di balik kerumunan siswa yang berjalan menuju kantin, tiba-tiba semua orang menepi, seperti memberi jalan. Dalam hati, Anya yang berada di belakang kerumunan ingin menerobos saja.

Tapi saat ia hendak melangkahkan kaki melewati gerombolan, tiba-tiba muncul seorang wanita berpakaian rapi dengan lelaki berbaju hitam di belakangnya. Sontak hal itu membuat Anya mundur satu langkah. Gadis itu berpikir, ada anak baru lagi?

Anya yang sekarang bersama Salsa berjalan cepat melewati gerombolan itu ketika dua orang tadi sudah melaluinya.

Sampai di kantin, yang menjadi fokus Anya hanyalah nasi soto langganannya. Biasanya cepat habis karena ramai sekali yang membeli.

Namun, ketika ia hendak menerobos kerumunan, ada seseorang yang memanggilnya. Sedetik kemudian ia berbalik, mendapati Sean bersama kedua temannya yang tengah duduk di salah satu meja. Disana juga ada Rara dan temannya yang lain. Laki-laki itu pun menunjuk ke arah dua mangkuk soto ketika Anya masih diam di tempatnya.

Anya yang baru sadar kemudian menarik tangan Salsa untuk berjalan ke arah teman-temannya itu.

"Tadi Sean mau ke kelas lo, tapi kelas lo belum selesai. Jadi dia pesenin dulu deh," kata Rara.

Anya tersenyum kepada Sean, "Makasih, ya."

Sean yang duduk tepat di depan Anya hanya tersenyum kemudian menyuruh Anya makan sebelum sotonya dingin.

Anya dan Salsa makan dengan tenang, sedangkan yang lainnya tengah bercanda karena makan mereka sudah habis. Karena Anya juga ingin santai saat instirahat, gadis itu sedikit mempercepat makannya.

"Makannya santai aja kali. Nih diminum dulu," kata Sean yang saat ini menyodorkan segelas jus buah sembari menatap Anya yang tengah mengunyah makannya.

"Lo-nya juga santai aja kali kalau ngeliatin Anya," ledek Aldo yang duduk tepat di samping Sean.

"Apaan sih lo!" Sean berkata sembari memukul kepala Aldo dengan handphone di genggamannya.

Setelahnya, hanya ada candaan dari Aldo yang kelewat konyol itu. Di sela-sela perbincangan diantara mereka, ada Tomi yang tiba-tiba mendekat dan membisikkan sesuatu pada Sean. Anya yang ada di depannya menatap serius pada Tomi dan Sean.

Kan nggak perlu bisik-bisik juga kali.

Setelahnya Tomi hanya tersenyum kepada Anya dan lainnya, lalu berlalu begitu saja. Sean yang dipandang Anya dengan lekat kemudian sadar. Laki-laki itu menggerakkan bibirnya tanpa bersuara, aku di panggil ke ruang guru bentar.

Tanpa mereka berdua sadari, Aldo tengah memperhatikan dengan cermat kedua orang di sampingnya.

"Kalian nggak bisa apa ngomong pake suara?" celoteh Aldo.

"Ah, gue dipanggil bu Ratri buat ke kantor. Paling-paling masalah kontes bulan depan," jawab Sean yang hendak meninggalkan meja, "gue duluan ya."

Anya hanya menatap punggung Sean yang berlalu, kemudian menghilang di kerumunan. Padahal Anya tadi mempercepat makannya hanya agar bisa ngobrol dengan Sean. Jadi saat ini, gadis itu hanya memakan makanannya pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang