Part 21

1.9K 76 1
                                    

Aku kembaliiii....

"Man....."Ami terus mendesak Amanda untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Saat ini mereka berdua sedang duduk berhadapan di kasur milik Ami.
Ami sangat yakin sekali ada yang benar benar tidak beres dari kekasih nya ini.
Dokter panggilannya saja tidak mau memberitahu kondisi yang sebenarnya pada Ami padahal seharusnya dokterlah yang menjelaskan kondisi Amanda pada saat ini.
Ami terus saja mendesak agar Amanda buka mulut untuk bercerita.

"Maaf....aku sudah mengecewakanmu...."jeda. Akhirnya amanda mengeluarkan suaranya.
"Maaf aku ......." jeda Amanda menarik nafas panjang.
"Telah berkhianat pada mu.....".
"Aku sudah berbohong padamu.........maaf" isak Amanda yang masih duduk ditempatnya dengan tertunduk. Amanda tidak kuat melanjutkan lagi penjelasannya. Dia hanya tertunduk didepan Ami.

"Apa maksud omongan kamu sayang?" Tanya Ami datar sambil mengelus pipi Amanda dan mengangkat wajah Amanda.
Di genggamnya kedua tangan Ami yang berada dipipinya mencoba mencari kekuatan didalam sana.
"Ceritain semua nya sayang. Jangan ada yang kamu tutupi". Ucap Ami dengan sabar.
Amanda semakin terisak mendengar ucapan Ami. Dalam hatinya ia merasa hancur dan berdosa sekali pada kekasihnya.
Betapa sabar dan pengertiannya Ami pada dirinya.
Amanda merasa sangat bodoh saat ini. Bodoh karena belum bisa menceritakan hal sebenarnya.

"Aku........hamil" jelas Amanda singkat. Namun berasa seperti kaset kusut yang terulang ulang di telinga Ami.
"Gak mungkin. Kita ini cewek Man" bantah Ami cepat.
"Lagi pula kita gak pernah melakukan hal yang berlebihan" sambung Ami kembali seolah tidak terima dengan apa yang terjadi pada kekasihnya itu.
"Wait...wait..._....___"
"Aku hamil anak Adam Ami" ucapan Ami dipotong langsung oleh Amanda yang sudah tidak kuasa menahan emosi kekesalannya daritadi.
"Plaaaaakkk......" sebuah tamparan keras mengenai pipi mulus Amanda.
"Dasar pelacur ....!!!!!" Teriak Ami lantang sambil berdiri dari tempat duduk nya tadi.
Ami menarik rambut Amanda agar menghadap kearahnya.
"Ternyata apa yang dituduhkan istri laki laki itu benar kalau kamu adalah jalang Man...dasar bitch" maki Ami membuang wajah Amanda dengan kasar.
Amanda hanya diam menangis sejadi jadi nya diperlakukan kasar oleh kekasihnya itu.
Amanda pikir dia pantas mendapatkannya. Ini baru dari kekasihnya bagaimana jika istri Adam tau kalau dia tengah hamil anak dari suaminya mungkin lebih parah yang ia dapatkan dari ini semua.
Ami berjalan keluar dari kamar nya meninggalkan Amanda seorang diri.
"Am.....mmmmiiii...." panggil Amanda lirih sebelum Ami keluar dari kamarnya. Namun panggilan itu tidak dihiraukan oleh Ami yang masih terbawa emosi.

Ami Pov
Hamil ....sebuah kata yang terus terdengar jelas ditelinga ku.
"Aaaaacccchhhh....." jeritku frustasi.
"Kenapa kau jahat pada ku Man"
"Kenapa kau tega seperti ini padaku"
"Kenaaapaaaaaa?????" Bentakku pada meja kerja yang jadi sasaran pertanyaan dan kemarahanku.
Saat ini aku tidak bisa berpikir jernih. Pikiranku terus tertuju pada Amanda yang bisa melakukan hubungan sex dengan laki laki.
Ada rasa jijik dipikiran ku.
Wanita yang selalu aku jaga di ambil keperawanannya oleh laki laki yang berstatus suami orang.
'Murahan' kata itu yang terus ada dalam otakku.
Tapi gimanapun juga kondisinya aku tetap mencintai dan menyayangi Amanda sebagai kekasihku.
"Ayoo ooo otak berpikirlah cepat" suruhku pada otakku sendiri sambil memegangi kepalaku.
"Bian yah bian...aku butuh dia" ucapku pada diri ku sendiri.
aku segera mendial nomor Bian setelah ada jawaban dari seberang sana, aku langsung berbicara pada intinya untuk bertemu malam ini jam 8 dirumahku.

Aku pulang kerumah setengah jam sebelum bertemu dengan waktu yang sudah aku janjikan dengan Bian.
Aku ingin menjelaskan niatku pada Amanda terlebih dulu.
Setelah aku masuk kedalam kamarku.
Kosong,,,,sepi. Aku tidak mendapatkan Amanda disana.
"Kemana dia" batinku.
Saat aku keluar kamar dengan buru buru aku hampir menabrak Mbok Min yang menghampiriku.
"Inih non ada titipan dari non Manda" jelas mbo Min sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna putih.
"iya makasih" ucapku setelah mengambil apa yang diberikan Mbok Min padaku.
Dengan segera aku membuka amplop dan membaca isi suratnya.

Setetes airmata jatuh dipipiku saat sebelum aku menyelesaikan membaca isi suratnya.
Aku merasakan apa yang dirasakan oleh Amanda saat ini.
Sampai selesai aku membaca isi surat Amanda aku terduduk lesu bersandar ketembok kamarku.
Aku menangisi tindakan ku tadi pada Amanda.
Jahat aku sangat jahat menghakimi Amanda seperti siang tadi.
Saat ini aku hanya bisa menyesal atas kelakuan ku dan pikiran negatifku tentang kekasih ku itu.

"Maafin aku Man" bisikku.

Tbc....

Inilah Aku #gxg#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang