Part 30

2.4K 94 26
                                    

Amanda Pov
Aku sudah menempati rumah ini selama 5 bulan. Tidak terasa kehamilan ku juga sekarang sudah menginjak 7 bulan.
Jujur aku merindukan mamah ku saat ini. Memang sengaja aku tidak pernah menghubungi nya. Karena aku tidak bisa berbohong pada nya.
Sepi, suasana disini sangat sepi,asri jauh dari keramaian memang tempat seperti inilah yang aku butuhkan saat ini.
Ami dan Bian sering mengunjungiku disini.
Iya saat ini Ami sedang sibuk mengurusi perkebunannya jadi dia tidak bisa datang tiap hari kesini.
Kalau Bian aku kesal dengan nya seharusnya kan jadwal dia kesini hanya sebulan sekali yaitu hanya untuk mengecek kehamilan ku saja. Itu juga aku minta ditemani Ami
Tapi dengan alasan macam macam Bian selalu datang kesini dan tanpa aku tahu yang pastinya aku tidak sempat ngabarin Ami.
Seperti pagi ini dia sudah berada di depan rumahku. Kata nya dia mau mengajak aku buat jalan jalan hanya di daerah sini. Awalnya aku sempat menolak tapi dengan alasan untuk kebaikan kandungan ku akhirnya ku iyakan ajakan nya.
Walaupun aku sudah tinggal disini selama beberapa bulan 5 bulan tapi aku belum pernah ketempat ini, dimana aku dan Bian berada.
"Man..."Bian memanggilku.
"Hmmm...." aku hanya berdehem menanggapi panggilannya tanpa menengok kearah nya yang berjalan memang dibelakangku.
"Apakah kamu nyaman seperti ini?" Bian memulai pertanyaan nya.
"Yah aku nyaman tinggal disini" jawabku tanpa mengalihkan pandangan ku dari pemandangan pepohonan yang hijau ini.
"Bukan itu maksudku...."
Jeda
"Apa kamu nyaman dengan hubungan yang kamu jalani sekarang dengan seorang wanita" tanya Bian yang suara nya diperkecil pada kata terakhirnya.
"Maaf itu urusanku yan, sejauh ini aku cinta dan sayang sama Ami dan Ami juga memberikanku kenyamanan dengan rasa sayangnya". Jelasku.
"Tapi ketika anak itu lahir,bagaimana jika dia menanyakan siapa ayah nya".
"Ohhh....kamu tidak perlu khawatir bian itu pasti terjadi, tapi itu butuh waktu yang lama dan aku pikir dengan ada kasih sayang aku dengan Ami itu akan menutup kemungkinan anak ini menanyakan siapa ayahnya".
Jelasku kembali.
Kudengar Bian menghela nafasnya berat. Mungkin dia tidak berharap jawaban itu keluar dari mulutku.
"Man.....pikirkan baik baik masa depan anak itu". Ucap Bian lagi.
"Apa lagi yan...kalau kamu mengajak aku jalan hanya untuk berdebat lebih baik kita pulang sekarang" putusku to the point.
Yah aku sudah mulai jengah dengan  ucapan dan pertanyaan bian yang membuat aku kembali mengingat laki laki biadab itu.
Aku sangat benci manusia itu. Dia perusak masa depan ku. Entah kalimat apa lagi yang lebih buruk yang pantas aku sandingkan sebagai gelar manusia seperti Adam.

****
"Hay sayang sepertinya kamu menikmati acara jalan jalan bersama bian" sapa seseorang yang menyambut Amanda didepan pintu dengan senyum sinisnya.
"Terserah..." jawab Amanda kasar dan masuk kedalam tanpa mempedulikan dua manusia didepan tadi.
"Makasih sudah mengajak KEKASIHKU jalan jalan" ucap Ami pada Bian menekankan kata kekasih.
"Oh yah lain kali kamu harus pamit padaku" sambung Ami kembali.
Orang yang menyambut Amanda didepan pintu tadi adalah Ami.
Saat amanda kembali dari jalan jalan bersama Bian amanda mendapatkan Ami sedang duduk dikursi rotan depan rumah kecil nya itu dan berdiri menyambut Amanda saat datang yang diikuti oleh Bian dibelakangnya.
Amanda bersikap acuh tadi karena kesal dengan Bian jadi masih terbawa suasana nyambung ke Ami.

Tbc.

Inilah Aku #gxg#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang