Berdirilah dimana aku berpijak saat ini, mungkin kau akan merasakan apa yang aku rasa saat ini. Rasa kecewa benci selalu ada dalam pikiranku.
Hanya malam yang dapat menenangkan ku karena disaat itulah aku bisa melepaskan semua rasa itu dalam tidurku.Ami berlari kedepan rumah nya setelah sadar ada suara mobil berhenti didepan pekarangan rumahnya.
Setelah tiba didepan pintu rumahnya.
Iya dialah yang kutunggu gumam Ami.
"Malam Bian, silahkan masuk" sapa Ami ramah pada tamu yang baru datang tersebut.
"Malam, Maaf aku telat" balas Bian pada Ami.
"Masuk" Ami mempersilahkan Bian untuk masuk kedalam rumahnya.
Bian pun mengikuti Ami masuk kedalam rumah Ami.
Setelah duduk dan Mbok Min telah menyediakan minum untuk tamu Ami tadi.
"Ada apa kamu menyuruhku kesini lagi" tanya Bian tanpa basa basi lagi.
"Hmmm...gini Bian, aku mau meminta tolong padamu" jawab Ami sedikit ragu.
"Minta tolong apa?" Tanya Bian.
"Tolong bantu untuk menggugurkan janin dalam rahim Manda" ucap Ami yakin.
"Whaattt....ga bisa!!!" Tegas Bian cepat setelah mendengar permintaan dari Ami tadi.
"Yan aku mohon" ucap Ami memelas.
"Aku ga bisa Ami, alasan pertama aku bukan dokter kandungan, kedua itu melanggar kode etik dalam profesi seorang dokter, ketiga jika itu dilakukan hal itu bisa membunuh Manda sendiri". Jelas Bian panjang lebar.
"Yan please aku mohon, setidak nya bantu aku mencari orang yang bisa membantu ku untuk melakukan itu" pinta Ami kembali dengan memaksa.
"Kenapa aku harus bantu kamu?"tanya Bian pada Ami.
"........"
"Apa dia yang memintamu untuk hal itu"
Ami menggeleng.
"Tapi Bian.....janin itu ga ada ayahnya" ucap Ami pelan. Airmata nya sudah tidak sanggup ditahan olehnya karena emosi dalam dirinya.
"Tam, aku bukan seorang anak kecil yang bisa pèrcaya dengan kata-katamu tadi" ucap Bian menepuk bahu Ami mencoba untuk menenangkan emosinya.
"Tam kalau kamu mengizinkan, biarkan aku yang menjadi ayah dari janin yang ada di kandungan sahabatmu itu" pinta Bian pelan.
Seperti dihajar oleh ribuan bom atom mendengar ucapan yang dikatakan Bian barusan.
Ditepisnya tangan Bian yang ada di bahu Ami tadi.
"Gila kamu" ucap Ami dengan penekanan kata gila.
Ami menatap Bian mencari tahu apakah pernyataan tadi benar benar keluar dari mulut Bian.
Bian yang ditatap seperti itu hanya memandang balik Ami seolah mata nya berkata aku serius dengan semua itu.
"Itu gak akan pernah terjadi Bian" kalimat itulah yang keluar dari mulut Ami.
Jelas Bian tidak tau hubungan Ami dengan Amanda. Karena mereka berdua saling menjaga masalah privasi mereka.
"Tap....."
"Pulang sekarang yan...kumohon pulang sekarang juga" usir Ami yang memotong ucapan Bian.****
Ami Pov
Gila bener bener ucapan Bian tadi membuat aku bertambah gila.
"Aaaaaarggghhhh....." teriakku dalam kamarku sendiri.
Saat ini aku sedang berada dalam kamarku setelah Bian pergi aku langsung berlari kedalam kamarku mencoba mencari ketenangan disini.
Ucapan Bian terulang terus dalam otak ku semacam kaset kusut.
Aku salah meminta hal itu pada Bian, dia hanya menambah rumit masalah aja pikir Ami.
Yah walau sepenuh nya Bian tidak salah tentang hal itu karena Bian tidak tau Amanda itu adalah kekasihku.
Tapi gak mungkin juga aku jujur pada Bian. Aku sangat takut untuk terbuka, takut kalau orang sekitarku memandangku berbeda.
Achhh....Manda kamu kemana?kenapa hape mu ga aktif terus daritadi?Maafin aku man,maaf aku udah egois yang hanya memikirkan diriku sendiri tanpa memikirkan tekanan yang lebih ada dalam dirimu.Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Aku #gxg#
General FictionKetika merasa kecewa dengan kenyataan yang ada. Seperti membenci kehidupannya tapi bukan kematian yang menjadi jawabannya. Ini cerita dibalik dari judul terakhir d story Hi Girl Friend yang berjuduuuul,,,,, yuks cek kicek yang belum baca HGF nyaaa...