Part 24

1.9K 72 0
                                    

Amanda Pov
Sakit iya sakit sekali saat aku mengakhiri hubungan ku dengan Ami. Sesak lebih sesak saat mengetahui diriku dihamili oleh laki laki brengsek.
Aku hanya bisa menangis, menahan segala rasa yang berkecamuk dalam diriku.
Benci, sesal, marah, sedih, semua menjadi rasa nano nano dalam hatiku. Ami kekasihku semenjak 2 tahun yang lalu dengan tega ingin menggugurkan janin yang ada didalam rahimku ini. Aku tau ini semua dari dokter pribadi Ami yang pernah memeriksa ku juga. Bian dia adalah anak dari dokter pribadi keluarga Ami yang berprofesi sebagai dokter juga sekaligus dia laki laki yang pernah kutolak saat SMA dulu.

#Flashback
Aku sangat kaget ketika dokter pribadi keluarga Ami adalah Bian, laki laki yang pernah kutolak cintanya beberapa tahun silam.
Canggung pada saat dia tanya apa keluhanku.
Bukan karena mengingat kejadian yang lalu tapi jika Bian tau kondisi aku saat ini secara dia seorang dokter.
Baiklah dia mulai memeriksaku.
"Kamu makin cantik Man" ucapnya tulus setelah memeriksaku.
"Maaf, apa kamu sudah menikah?" Tanya Bian padaku.
Aku hanya tersenyum miris dan menggeleng.
Bian memberikan senyum yang kulihat senyum penuh arti.
"Sahabatmu sudah tau?" Tanya Bian kembali.
Aku hanya menggeleng.
"Dia sangat khawatir" jelas Bian padaku.
Tanpa dia bicara juga aku sudah tau pasti Ami khawatir dengan kondisi ku tapi untuk menceritakan nya aku benar benar belum siap.
"Bi tolong jangan beri tau Ami dulu, biar aku yang akan bilang sendiri" suaraku keluar dari bibir ini.
Bian mengangguk kemudian pamit keluar kamar.
Setelah sejak itu aku tidak ketemu dengan Bian lagi dan tadi waktu aku pulang dari stasiun untuk menukarkan tiket kepulanganku. Aku berniat untuk pulang lebih awal dari jadwal yang aku rencanakan jadi aku harus menukarkan tiket nya terlebih dulu.
Aku ketemu dengan Bian saat aku menunggu taksi didepan stasiun.
"Man, sendiri?darimana?"
"Dari stasiun abis nukerin tiket buat pulang" jawabku.
"Oohhh....sekarang mau kemana?" Tanya nya Bian lagi.
"Pulang" jawabku singkat.
"Aku anter boleh, kasian baby kamu tuh" tanyanya sambil menunjuk dagu nya kearah perutku.
"Ga ngerepotin? Tanyaku balik.
Senyum sumringah dari bibir Bian terpancar dan menuntun tanganku ke sebrang jalan yang terdapat mobil nya terparkir.
Didalam mobil Bian membicarakan tentang Ami, dia menanyakan apa aku setuju dengan usul dari Ami yang membuat ku bingung.
"Maksudnya usul apa bi?"Tanyaku.
"Dia ga bicarain hal itu? Bian malah menanyakan balik padaku.
"Tolong bi jelasin ke aku jangan buat aku tambah bingung" desakku.
Bian menghela nafas panjang.
"Maaf sebelumnya, Ami meminta tolong padaku untuk menggugurkan kandunganmu" Jelas Bian hati hati.
Diam tanpa suara. Aku maupun Bian tidak ada yang berbicara kembali
Entah kenapa hati aku hancur saat Bian mengatakan hal itu.
Aku tau ini akan menjadi aib untukku tapi untuk menggugurkan janin ini aku tidak sanggup. Aku tidak bisa membunuh darah dagingku sendiri walau ini terjadi karena kecelakaan.
Bagaimanapun aku tidak ingin menambah dosa dan menambah penyesalan dikemudian hari.
Aku kuatkan dan aku yakinkan diriku sendiri. Aku pasti bisa melewati ini semua.
#Flashback Off

Tbc.....

Inilah Aku #gxg#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang