Part 20

2K 85 2
                                    

Semoga tulisan ini dapat mengisi malam minggu kalian.

Ini adalah hari kedua Amanda berada dirumah kekasih nya Ami.
Sampai dengan saat ini pula Amanda masih berpikir keras untuk memulai ceritanya darimana kepada Ami. Walau Ami sendiri tidak mendesak Amanda untuk cerita tapi hal itu sangat menganggu pikiran Amanda. Dia sangat egois kalau tidak menceritakan kejadian sebenarnya pada Amanda.
"kamu terlihat pucat sekali sayang" sapa Ami pada Amanda. Mereka berdua sedang menikmati sarapan sup buatan mbok.
"Kamu sakit?" tanya Ami kembali sambil memegang kening Amanda guna memeriksa kondisi Amanda.
"Aku baik sayang" jawab Amanda.
Sebenarnya Amanda sedang menahan sesuatu yang ingin keluar dari mulut nya namun hal tersebut ditahan oleh Amanda. Dia sangat takut menyinggung perasaan yang membuat masakan tersebut.
Sesekali Amanda melirik kearah Mbok Min yang sedang beres beres di dapur.
"Hey kenapa?" Tanya Ami yang semakin bingung dengan gelagat Amanda.
"Ak.....uuu hnmmmpphhhh....." Amanda berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
Berkali kali dia mengeluarkan apa yang tadi sudah dipaksakan masuk kedalam perutnya sekarang harus keluar semua.
Lemes...iya Amanda merasakan lemas ketika semua isi perutnya udah keluar semua.
Ami yang sebenarnya jijik dengan hal itu tapi dia tetap membantu Amanda memapah ke tempat duduk semula.
Di lap nya mulut Amanda pelan.
"Aku panggilkan dokter kerumah yah sayang" ucap Ami melihat kondisi Amanda yang tidak mungkin dia bawa keluar rumah karena lemas dan pucat sekali belum lagi cuaca hari ini hujan dari dini hari.
Amanda hanya menggeleng sebagai jawaban tidak.
"gak sayang..nanti aku akan hubungi dokter pribadi ayahku kesini" tegas Ami.

Dokter sudah datang ke kediaman Ami. Seorang dokter tampan muda bernama Bian.
Setelah memeriksakan kondisi Amanda dokter tersebut keluar dari kamar Ami yang digunakan oleh Amanda saat ini.
Amanda sangat khawatir saat ini. Jujur dia belum siap jika harus menceritakan ini semua pada Ami tapi kalau semua sudah terlanjur tau maka siap tidak siap Amanda harus memberitahukan nya pada Ami.
Keputusan akhir ada ditangan Ami setelah ini pikir Amanda.

"Gimana yan kondisi temanku" tanya Ami pada Bian. Bian adalah anak dari dokter yang biasa memeriksa kesehatan Orangtua dari Ami.
"Hmmm....dia gak sakit hanya...." ucapan Bian digantung membuat Ami menaikkan sedikit alisnya karena penasaran.
"Apa.....????" Tanya Ami tidak sabar dengan pernyataan selanjutnya dari Bian.
"Apa temanmu ga menceritakan apa apa sama kamu" ucap Bian malah bertanya pada Ami.
"Aneh...yah gak lah kalau aku tau dia punya sakit sesuatu buat apa aku repot panggil diri mu" jawab Ami ketus.
"Kasih waktu dia untuk menceritakannya sendiri padamu yah Tam" pesan Bian bijak. Bian memang memanggil Ami dengan nama lengkap Ami yaitu Utami.
Ami semakin bingung dibuat oleh pernyataan Bian.
Belum juga Ami mendapat jawaban dari Bian dokter muda itu sudah meninggalkan Ami sendiri dengan meninggalkan resep obat yang harus Ami beli di apotik.

Ami segera menuju kamarmya. Dilihatnya gadis yang sedang tertidur diatas kasurnya dengan lelap.
Ami mendekati Amanda yang sedang terlelap disana. Dibelainya dengan halus kening Amanda dan pipinya.
"Kamu kenapa Man" tanya Ami. Guratan khawatircterlihat jelas dimatanya saat ini. Entah Ami merasakan jauh dengan Amanda akhir akhir ini. Walau saat ini gadis itu ada dihadapannya namun ebtah kenapa batinnya merasa jauh sekali dengan Amanda.

...
....
.....
Hari sudah menjelang siang, seharian ini Ami tidak berniat untuk pergi kemana mana. Tadi saja dia menyuruh supir ayahnya untuk membeli obat untuk Amanda, Dia harus tau jawaban semua nya hari ini.
Amanda juga sudah bangun dari tidurnya.
Ami yang setia duduk disebelahnya langsung menyambut Amanda dengan senyum yang hangat dan tulus.
"Gimana kondisi kamu sekarang" tanya Ami lembut.
"Udah enakan" balas Amanda dengan senyum.
"Makan yah, aku suapin" ucap Ami.
Amanda hanya mengangguk tanda setuju.

"Man.....kamu udah mau cerita sama aku" tanya Ami to the point masih sambil menyuapkan makanan.
Sebulir airmata jatuh membasahi pipi Amanda. Mengingat kembali dia telah membohongi kekasihnya yang setia ini.

Bersambung dulu ach...
Selamat malam penabur bintang...

Inilah Aku #gxg#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang