Part 23

1.8K 68 1
                                    

Amanda Pov
Saat ini aku sudah berada dirumahku, setelah kejadian dirumah Ami aku segera pulang kesini.
Aku tidak bisa diam terlalu lama dirumah seperti ini. Aku harus memikirkan bagaimana kedepannya nanti, tidak mungkin aku tinggal disini dalam keadaan perut membuncit dan tidak mungkin juga aku masih bekerja di kantorku itu. Otak ku terus berpikir untuk menata kehidupanku kedepan nanti. Ami kekasihku sudah tidak bisa diharapkan untuk bisa menolongku.
"Man...." panggil lembut dari suara mamah.
"Kenapa ngelamun?" Tanya mamah lagi.
Sembari mengusap lembut rambut panjang anak gadis nya itu.
Aku segera sadar dari lamunanku dan segera aku mengusap airmata ku  yang tanpa kusadari membasahi pipi ini dari tadi.
Aku menggeleng dan menoleh pada mamahku ini mengambil tangan nya dan kukecupi telapak tangan nya berkali kali.
"Manda mau cerita pada mamah?" Tanya nya kembali.
Aku tersenyum memandang kearahnya meyakinkan dirinya bahwa aku baik baik saja dan tidak ada yang ingin kuceritakan serius. Lebih tepatnya untuk saat ini aku tidak mau menceritakan padanya, karena aku tidak ingin mengingatkan kejadian masa lalu nya.
"Mah, mungkin beberapa bulan kedepan Manda gak bisa pulang kesini yah" ucapku pada mamahku yang masih setia berada disampingku ini.
"Kenapa nak" tanya mamah padaku.
"Hmmm...gak enak mah kalau cuti lama mulu,kan Manda masih baru juga kerjanya" jawabku dengan selembut mungkin.
Ada raut kesedihan di wajah mamah ku ini. Gimanapun juga dari awal aku tidak diijinkan olehnya untuk mérantau. Tapi bukan Amanda namanya kalau tidak keras kepala.
Sebisa mungkin aku mengatakan bahwa aku baik baik saja.

***
Dengan keyakinan yang dimiliki oleh Ami akhirnya Ami memutuskan untuk mencoba mencari Amanda ke rumahnya. Ami sangat yakin sekali kekasih nya itu ada disana.

Dengan mengendarai motornya walau jarak tempuh kediamannya dengan kekasihnya itu lumayan jauh tapi Ami tetap menggunakan motor dengan alasan menghindar dari kemacetan kalau menggunakan motor bisa selap selip dan lebih cepat sampai.
Setelah hampir 2 jam Ami diperjalanan akhirnya tiba dirumah Amanda.

Ami Pov
"Selamat siang" ucapku didepan rumah Amanda mengucapkan salam.
Sepi...sangat sepi didepan rumah ini.
Tidak ada jawaban aku mengetuk gembok yang menempel dipagar rumahnya. Rumah Amanda adalah bangunan kuno tapi sangat asri sekali jadi tidak ada yang namanya bel rumah disini.
Aku mengulang kembali salam ku dengan suara mmmhhh...bisa dikatakan berteriak seperti kebakaran gitu ditambah sedikit panik. Yah aku akuin aku sangat panik, panik ketika aku tidak dapat menemui kekasih ku lagi.
Akhirnya usaha ku terbalas dengan sebuah sahutan dari dalam rumah ini.
Seketika muncul seorang ibu, yang kuingat dia adalah mamahnya kekasihku itu.
"Maaf Ami, tante gak dengar lagi beresin taman" ucapnya dengan berlari kecil membuka pintu pagar yang tergembok.
Aku hanya tersenyum melihat ada orang di rumahnya.
"Iya ga apa tante...Amanda kemana?" Tanyaku pada mamah nya Amanda setelah beliau membuka pintu pagarnya. Seolah aku sudah tau kalau Amanda ada disini sekarang.
"Tadi pagi dia cari tiket buat pulang" jawabnya.
"Pulang???" Tanyaku terkejut. Aku kaget setengah mati. Secepat ini dia harus pergi lagi. Semoga aku tidak telat untuk menemuinya. Aku akan menunggu disini sampai Amanda pulang.
"Boleh Ami nunggu disini tan?" Tanyaku lanjut pada mamah Amanda.
"Iya kamu baru datang masa mau pulang lagi" jawab wanita paruh baya ini.
Ahirnya aku menunggu Amanda disini dalam ruang tamu.
Cukup lama, yah aku mulai jenuh terus menunggu disini.
Saat ini yang aku takutkan kalau Amanda langsung pulang tanpa sempat ketemu denganku.
Aku harus sabar menunggu disini. Aku yakin bisa bertemu dengan Amanda.

"Assalam...." suara Amanda terhenti ketika melihat kedalam rumahnya.
Aku ada disini.
"Manda...maaf maafin aku" ucapku langsung menghampirinya menggenggam kedua tangannya.
"Buat apa kamu kesini? tanya Manda terdengar seperti mendesis. Iya keluarga Amanda tidak tau kalau aku adalah kekasih Amanda saat ini.
"Man aku minta maaf...." jawabku penuh harap masih dengan menggenggam tangannya semakin erat.
Amanda mendorong tanganku yang berada menggenggam pergelangan tangannya.
"Maaf, kita harus mengakhiri ini semua". Pelan namun pasti ucapan Amanda terdengar olehku.
"Iya kita harus mengakhiri kesalahpahaman ini" ucapku dengan mantap.
"Bukan tapi hubungan kita" tiap kata Amanda penuh penekanan.
"Maksud kamu sayang" tanyaku memastikan apa yang kudengar itu adalah salah.
"Hubungan kita berakhir" ucapnya ketus.
"Dan aku sekarang mau istirahat, kamu boleh pulang" ucap Amanda padaku. Jujur aku belum bisa mencerna semua kata kata Amanda. Tapi apa, Amanda sudah meninggalkan aku disini ditempatku berdiri daritadi.
Aku tidak tau harus kemana, pikiranku masih berputar dengan ucapan Amanda tadi.

Tbc.....

Inilah Aku #gxg#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang