Fourteen

1.6K 95 2
                                    

~

Kringg

Kringg

Kringg

Bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa dan siswi SMA 13 Nusa Jaya berhamburan keluar kelas.

Riri keluar dari kelasnya hendak ke kelas Ranum untuk mengajaknya ke kantin. Ketika Riri hendak ingin keluar kelas, kedua tangannya langsung di tarik oleh Intan dan Vita.

"Apa apaan sih kalian?? Minggir! Gue mau ke kantin" Riri berusa menerobos Intan dan Vita yang menghalanginya didepan pintu. Situasi kelas Riri sudah sepi, karena dia orang terakhir yang keluar kelas.

Intan dan Vita melihat kekanan dan kekirinya, memastikan sudah tidak ada orang disana.

Intan membekap mulut Riri, "Sssttt.. Lohh harus ikut kita!!" Vita langsung mencengkram tangan Riri yang membuat Riri meringis kesakitan.

"Mmpphhh! Sa-sakit! Lepasin!" Riri berusaha melepaskan tangan Vita yang membuatnya kesakitan dan menyingkirkan tangan Intan yang ada di mulutnya juga.

"Bacot anjir! Ayo Vit! Langsung aja tarik paksa!" Vita langsung menarik paksa Riri, dan Intan tetap membekap mulut Riri agar tidak berisik.

Di lain tempat, tepatnya di toilet bekas yang sudah lama kosong, Devi sedang menunggu Intan dan Vita.

"Anjir lama banget! Keburu Penjaga sekolah keliling bangsat!" Devi masih menunggu didepan pintu toilet tersebut.

Selang 5 menit, Devi sudah mulai gelisah dan kesal dengan kedua temannya. Namun setelahnya, Devi melihat Intan dan Vita yang sedang menarik seseorang wanita cantik, siapa lagi kalau bukan Riri.

"Akhirnya dateng juga tuh anak." Devi tersenyum miring melihat kedua temannya berhasil membawa Riri yang menjadi tawanannya sekarang.

Vita mendorong Riri kedalam toilet bekas, yang membuat badan Riri terbentur ke tembok dan terjatuh.

"Aww! Apa - apaan deh?!" Riri bertanya sambil meringis.

"Lo diem!" Devi menendang kaki Riri.

"Kalian berdua tunggu disini, pastiin situasi aman!" Perintah Devi yang langsung disusul anggukan oleh Vita dan Intan.

~

Ranum sedang duduk sendirian dikantin. Dia sedang mencari keberadaan Riri, biasanya Riri akan menjemput nya kekelas dan mengajak kekantin bersama, tapi, hari ini tidak. Ranum mulai khawatir, dia sesekali melihat layar ponselnya berharap ada notifikasi masuk dari Riri, sambil memakan siomay yang di belinya.

Hampir 15 menit Ranum melakukan kegiatan yang sama, melamun - mengecek ponsel - makan siomay, Sikembar akhirnya datang dan menghampiri Ranum.

"Woy Ra!" Rizki menepuk pelan bahu Ranum, membuat Ranum tersadar dari lamunannya.

"Eh? Hai Guys!" Ranum berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

"Loh Riri mana? Biasanya sama lu kan Ra?" Ridho menyapu seluruh kantin dengan pandangannya, berharap menemukan soso Riri, namun nihil. 

"Nah itu dia! Biasanya dia jemput gue ke kelas, tapi ini enggak, dan dia nggak ngabarin apapun kek gue." Ranum menghembuskan nafas kasar.

"Mungkin dia lagi ada urusan mendadak??" Rizki berusaha berpikir positif.

"Seharusnya dia bilang sih Ki kek gue" Ranum melanjutkan makan siomay nya.

"Tapi tadi masuk sekolah kan??" Ridho mulai khawatir.

Ranum menganggukkan kepalanya, "Heem… Tadi kita berangkat bareng. Semalem juga gue nginep dirumahnya."

"Kok perasaan gue nggak enak ya?" Ridho semakin khawatir.

Ranum memukul meja pelan, "NAH! GUE JUGA SAMA!" Si Kembar kaget.

"Hush! Nggak boleh gitu, kita berdoa aja semoga Riri baik - baik aja." Rizki berusaha menenangkan Kedua orang di hadapannya sekarang. Keduanya terdiam.

"Lo Sekarang duduk dulu Do, mau pesen makan apa? Kayak biasa ya?" Ridho menyuruh adiknya duduk. Karena melihat Ranum yang sudah makan siomay, dia tidak menanyakan Ranum.

"Hmmm Oke.." Jawan Ridho Pelan, sambil duduk di hadapan Ranum.

Sekarang keduanya terdiam dalam keheningan. Sibuk dengan pikirannya masing - masing. Kok Rizki terlihat nggak panik atau khawatir? Ya kalau dia ikut khawatir, riweuh nanti urusannya.

~

"Mau lo apa anjir?!" Riri sudah sangat muak saat ini, badanya masih sakit karena terjatuh dan terbentur tembok toilet.

"Simple! Lo jauh - jauh dari Ridho!" Ucap Devi dengan nada tinggi.

"Enggak! Gue sayang sama dia, Lo ada hak apa, hah?!" Riri menatap tajam Devi.

"Lah? Emang gue peduli? Nggak! Ridho itu punya gue!" Devi menari kerah baju seragam Riri.

"Gue nggak bisa!" 

Prakkk

Tamparan yang sangat keras mulus dipipi Riri, bahkan Riri hanya diam membatu karena kaget.

"Sekarang?? Lo mau ngejauh atau enggak??" Devi tersenyum miring.

"Gue sayang sama dia Dev! Nggak Bisa!" Benteng pertahanan Riri mulai runtuh.

"BANGSAT!" Umpat Devi sambil menyirami air kotor yang menggenang di toilet bekas tersebut. Oke, Pertahanan Riri runtuh, yang awalnya dia berusaha kuat dan ingin melawan menjadi lemah. Jujur Riri juga tidak terbiasa dengan Umpatan dengan nada keras, sehingga membuat mentalnya melemah.

"Gue nggak akan berhenti nyiram air ke lo, kalau lo belum mau nurut perintah gue" Devi masih melanjutkan aksinya

"Okeyy, Fine! Gue bakal nurutin semua perintah lo!" Riri mulai pasrah dengan keadaan, walau hati kecilnya seperti berat untuk mengucapkan.

"Good Girl! Gue Pegang perkataan lo!" Devi tersenyum miring dan memberhentikan aksi nya.

"Sekarang lo mau apa lagi dari gue, hah?" Tanya Riri dengan badan gemetar dan tatapan mata yang berkaca - kaca.

"Nggak usah ngadu ke Rizki atau Ridho tentang kejadian ini! Dan Oh ya, Ke Ranum juga! Sampai gue tahu lo ngadu, gue bisa lebih kejam dari ini ya! " Devi menendang kaki Riri dan meninggalkannya begitu saja.

Tangis Riri Pecah, dia bingung, banyak pertanyaan yang muncul di otaknya. Bagaimana dia masuk kelas dengan kondisi seperti ini? Bagaimana dia merahasiakan kejadian ini dari teman - temannya? Badanya semakin gemetar karena kedinginan dan tangisannya yang semakin pecah. Salahkan dia mencintai seseorang?

~

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Sampai pulang sekolah Rizki, Ridho, dan Ranum masih belum mendapat kabar tentang Riri yang menghilang seharian ini.

Ridho pun sudah datang ke kelas Riri, dan mendapat kabar bahwa ternyata Riri bolos pelajaran dari istirahat sampai bel pulang sekolah. Ketika Ridho bertanya alasannya semua teman Riri pun tidak mengetahuinya. Ridho semakin khawatir.

"Duhh.. Si Riri kemana si??" Ridho terlihat kebingungan sambil sesekali mengecek Ponsel dan mondar - mandir di depan kelas Riri.

"Gue harus ke kelas Rizki sama Ranum dulu deh kayaknya." Monolognya sendiri. Lalu Ridho langsung menghampiri kelas Rizki dan Ranum.

"Woy Ki! Ra!" Sapa Ridho kepada Rizki dan Ranum yang sedang berdiri didepan kelasnya.

"Gimana? Udah ada kabar dari Riri?" Ranum terlihat sangat khawatir. Ridho menggeleng pelan, Ranum langsung menghembuskan nafas pelan, dan berusaha untuk menghubungi Riri kembali.

"Bangsat! Line gue nggak di bales, gue telfon nggak di angkat! Kemana sih ih!" Ranum mulai prustasi dan semakin gelisah. Rizki berusaha menenangkan Ranum dengan mengelus bahunya

~~~

Jangan Lupa buat Vote dan Komen ya! Sebagai salah satu bentuk support kalian untuk book ini!

See You!

The Love Story Of The Twins [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang