Nineteen

1.5K 100 1
                                    

~

Karena merasa ada yang janggal dari sikap Riri tadi, Ranum memutuskan untuk pamit dari rumah Riri, memberikan ruang untuk Riri menyendiri terlebih dahulu.

Di lihat dari jam yang menunjukan masih pukul 4 Sore, Ranum memutuskan untuk mengunjungi rumah Rizki lebih dahulu. Jujur, dia tidak bisa menahan kejanggalan ini sendirian, Ranum langsung mengabari Rizki bahwa dirinya akan berkunjung sekaligus meminta alamat rumah Rizki, dan memesan Ojek Online.

Awalnya sih Rizki menawarkan untuk menjemput Ranum, namun ditolak. Setelah 15 menit menunggu kedatangan Ojek Online, akhirnya datang juga. Satu hal yang harus Ranum sesali, dia tidak mengecek siapa orang yang akan menjemputnya. Kalian tahu siapa orang itu? Masih ingat abang Ojol yang ganjen kepada Ranum saat hendak berkunjung kerumag Riri tadi? Iya, Betul. Ranum hanya tersenyum kecut meratapi nasibnya kini.

"Hai Kak! Kalau jodoh emang nggak kemana ya hehe" Ucap abang Ojol itu sambil memainkan mata nya genit.

"Dih Genit banget! Mau saya panggilin pacar saya, iya?" Ranum sih berharap orang ini masih mempercayai sandiwarannya.

"Pacar kakak cewek? Nggak usah bohong kak, saya tau kok." Ranum dibuat kaget oleh abangnya, kok tau?

Karena malas berdebat, Ranum langsung naik ke motornya dan menyuruh orang tersebut untuk secepatnya mengantar dirinya ke alamat yang tertera di aplikasi.

"Pegangan Kak, nanti jatuh." Abang Ojol tersebut menarik Ranum untuk memeluk pinggangnya.

"Lepasin, atau saya laporin anda sekarang." Ucap Ranum ketus.

"Oke oke.."

"Jalan sekarang dan jangan macem - macem!"

"Baik Kak."

~

Rizki sedang memasak untuk dirinya dan Ridho, dia sudah sangat paham betul tingkah kembarannya itu. Awalnya sih bilang nggak mau makan, tapi nanti diem - diem kalau udah ngerasa lapar, pasti Ridho akan mencari makanan ke dapur.

Rizki membuat tiga porsi makanan, kalau di tanya satu lagi untuk siapa? Jawabannya adalah Ranum. Saat Rizki menyiapkan bahan - bahan untuk memasak, Ranum memberi kabar kepadanya, bahwa Ranum akan berkunjung kerumahnya, karena ingin bercerita mengenai sikap Riri hari ini.

Tanpa berlama - lama, Rizki memilih untuk langsung mandi dan membersihkan diri, setelah selesai membuat makanan. Saat dia hendak memakai baju setelah selesai mandi, dia mendengar kegaduhan dari luar rumahnya. Awalnya sih dia mengira mungkin saja itu tetangganya, namun setelah dia memperjelas pendengarannya, dia menyadari bahwa dia mengenal suara orang yang berteriak membuat gaduh itu. Shit, itu suara Ranum.

Rizki langsung buru - buru mencari kunci rumah, dan bodohnya dia lupa menaruh kunci tersebut.

"Bangsat! Kemana sih kunci rumah tadi!" Rizki mulai membarantaki kamarnya dengan Ridho.

"SIALAN MANA SIH!"

Ridho yang baru selesai mandi, hanya menggelengkan kepala pelan, lalu melempar sebuah kunci yang berada di dekat  pajangan guci di samping kamar mandi kearah Rizki. Jangan tanya kenapa kunci tersebut ada di situ, oke.

"Kalau panik bego juga ya lo!" Ridho tersenyum miring.

Rizki tidak menggubris ejekan Ridho, dia memilih untuk langsung datang kesumber kegaduhan saat ini, sampai dia lupa bahwa dia…

"RIZKI GOBLOK! LO BELUM PAKEK BAJU ANJER!" Teriak Ridho dari dalam kamar.

~

Selama di perjalanan menuju rumah Rizki, Ranum dibuat tidak nyaman dengan abang ojol yang mengantarnya saat ini. Sedari tadi dia terus - terusan menggoda Ranum, bahkan sampai di depan rumah Rizki.

"Udah ya bang, makasih!" Ranum hendak berlari meninggalkan abang ojol tersebut setelah memberikan uang tunai, namun tangannya di cegah oleh orang tersebut.

"Buru - buru banget kak? Sebentar lah, kakaknya cantik, mau jadi pacar saya nggak? Saya maksa loh kalau ini."

"Apaan sih bang!" Ranum berusaha melepaskan cengkraman di tangannya.

"Ayo kak jadi pacar saya!"

"Udah berapa kali saya bilang, kalau saya udah punya pacar! Ini rumah pacar saya bang!"

"Saya nggak percaya! Ini rumah kakak kan? Pasti yang di dalam juga abang kakak!"

"Kok abangnya nggak percaya! Saya teriak ya!"

"RIZKIIII!"

"RIZKI GUE DI LUAR!"

"RIZKI!"

"Tuh kan, nggak ada yang keluar." Abang ojol tersebut tersenyum miring kearah Ranum.

Ranum menggeleng pelan, dia tahu Rizki di dalam.

"RIZKIII!"

Ceklekkk..

"Rizkiiii!!!" Teriak Ranum saat Rizki membuka pintu, Rizki langsung berlari menghampiri Ranum.

"LEPASIN TANGAN DIA!" Teriak Rizki tegas dan mendorong abang Ojol ituh hingga terjatuh dari motornya. Dan Ranum langsung berlari kearah Rizki dan bersembunyi di belakang Rizki, kenapa sih?? Pikir Rizki.

"Lo gapapa? Itu abang ojol kan? Kenapa? Lo belum bayar?" Tanya Rizki pada Ranum, dan disusul jari telunjuk Ranum mendarat dibibir Rizki.

"Sayangg... Masaa dia godain aku mulu, dia pegang tangan aku, terus pegang dagu aku, terus juga dia maksa biar aku pacaran sama dia, padahal kan aku udah punya kamu!" Ucap Ranum yang di manja manjakan, dan menggelayut mesra di bahu Rizki, sekarang Rizki mengerti titik permasalahan nya, Rizki mulai terpancing emosi.

"ADA MAKSUD APA LO GODAIN PACAR GUE, HAH?! PERGI DARI SINI!" Teriak Rizki dengan nada yang sangat tinggi. Ranum terdiam seketika, baru kali ini dia melihat Rizki marah sebesar ini.

"Gue nggak percaya! Lo pasti abangnya! Soalnya kalian mirip!" Rizki tersenyum miring, nantangin nih orang.

Rizki menarik kerah baju orang tersebut, "GUE NGGAK ADA URUSAN SAMA LO! SEKARANG LO PERGI!" Sekarang Rizki membentak orang tersebut dihadapan wajahnya.

"NGGAK MAU!"

Dugggg..

Rizki memukul orang tersebut, membuat abang ojol tersebut jatuh tersungkur, bahkan hidungnya mengeluarkan darah segar.

"PERGI SEKARANG!"

"GUE BAKAL TERUS NGEJAR CEWEK ITU YA!" Abang ojol tersebut menatap tajam Rizki.

Oke Rizki benar - benar emosi saat ini, dia menendang motor abang ojol tersebut sampai kaca spionnya patah dan hancur. Lalu dia menghampiri orang tersebut dan menendang betisnya, dan meninju kembali wajahnya. Abang ojol tersebut masih muda dan terbilang tampan memang, namun Rizki tidak memperdulikan hal tersebut.

"PERGI DARI SINI! ATAU GUE TELFON POLISI SEKARANG!"

Abang ojol tersebut langsung pergi dari Rumah Rizki dengan motor yang spionnya rusak itu, dia pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

Rizki langsung menghampiri Ranum, Rizki melihat Ranum yang hanya diam terpaku dan tidak bergerak sama sekali. Sepertinya Ranum masih memproses keadaan barusan.

"Ra? Lo gapapa kan?" Rizki memegang bahu Ranum pelan, dan membawanya kedalam pelukan, Ranum masih terdiam, bahkan tidak membalas pelukan Rizki.

"Udah - udah, Lo udah aman sekarang." Rizki mengelus rambut Ranum pelan dalam pelukannya.

"Lo pasti takut banget ya?" Ranum hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Ayo ayo masuk, gue buatin minum!" Rizki membawa Ranum kedalam rumahnya.

~~~

Jangan Lupa buat Vote dan Komen ya! Sebagai salah satu bentuk support kalian untuk book ini!

See You!

The Love Story Of The Twins [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang