Twenty Six

1.7K 101 3
                                    

~

Rizki, Ranum dan Riri berharap cemas di depan ruang Operasi saat ini. Benar, tadi Ridho di haruskan untuk melakukan Operasi karena ada pendarahan di dalam otaknya.

Kondisi ketiganya cukup berantakan, dengan Baju berlumuran darah segar yang sudah mulai kering, mata mereka yang bengap karena lelah menangis, sudah hampir 2 Jam, namun belum ada tanda operasi sudah selesai dilakukan.

Setelah menunggu kembali 30 menit lamanya, lampu ruangan Operasi dimatikan, bertanda Operasi telah selesai dilakukan. Terlihat Dokter utama yang mengoperasi Ridho keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Bagaimana keadaan adik saya dok??"Rizki mengusap wajahnya kasar. Lalu Ranum mengusap bahunya Rizki perlahan.

"Operasi berjalan dengan lancar." Terdengar hembusan nafas kasar dari ketiganya.

"Namun, Kondisi Ridho Koma sekarang." Semuanya kembali terdiam, sekarang Dokter tersebut yang menghembuskan nafas kasar.

"Saya tidak dapat memprediksi kapan Ridho akan sadar, pun memang nanti pasien sadar, ada beberapa fungsi tubuhnya yang tidak berfungsi, dan beberapa efek samping lain dari operasi saat ini. Mungkin setelah ini, pasien akan di bawa keruangan khusus agar perawatan lebih intensif dan akan terus di kontrol oleh saya dan perawat lainnya." Dokter tersebut terlihat berat sekali saat menjelaskan kondisi Ridho.

"Tapi, Ridho akan sadar kan dok?" Sambung Ranum langsung.

"Kita berdoa yang terbaik ya untuk Ridho. Kalau begitu saya izin kembali kedalam untuk kembali mengecek pasien." Dokter itu tersenyum meyakinkan Rizki dan Ranum, lalu berpamitan kepada ketigannya.

"Baik dok, Terimakasih Dok, tolong berikan yang terbaik untuk Adik saya."ucap Rizki yang disusul senyuman dan anggukan oleh Dokter tersebut, "Itu memang tugas saya."

Ranum, Rizki dan Riri kembali terdiam. Masih terasa seperti mimpi, melihat kondisi Ridho saat ini.

"Sebaiknya kalian berdua pulang, biar gue yang jaga Ridho. Ra tolong bawa Riri pulang, kayaknya dia masih shock karena kejadian tadi." Rizki mengelus bahu Ranum, dan melihat kearah Riri yang masih terdiam.

"Sebaiknya luh juga pulang Ki, luh butuh istirahat, gue udah telfon Danny untuk jaga Ridho disini, dia udah tau kalau Ridho kecelakaan." Sekarang Ranum yang mengelus bahu Rizki pelan.

Rizki sudah tidak bisa berdebat dengan Ranum, dia juga berpikir membutuhkan istirahat untuk saat ini, dia butuh mandi air hangat untuk merilekskan badannya, dan kasur untuk beristirahat. Terlebih, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

Ranum terlihat mengecek ponselnya, "Danny dikit lagi sampai kok." Ranum memberitahu Rizki.

"Oke.."

"Hiksss.." Terdengar suara tangisan.

Rizki dan Ranum langsung melihat ke sumber suara. Mereka melihat Riri yang menangis sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.  Tanpa basa - basi, keduanya langsung menghampiri Riri.

"Semuanya salah gue! Ridho celaka gara - gara gue!"Ucap Riri dalam tangisan.

Ranum membawa Riri dalam pelukannya, "Ssttt, nggak ada yang main salah - salahan disini Ri."

"Tapi kalau Ridho nggak-"

"Nggak nyelamatin lo, lo nggak bakal tahu seberapa sayang dia sama lo."Potong Rizki, Riri langsung menatap Rizki.

"Ri, lain kali kalau ada masalah bilang, kita ini sahabat lo, kita ber hak tau apa masalah lo, pun itu menyangkut gue ataupun Ridho."Rizki berusaha untuk melembutkan suaranya.

"Maaf.."Lirih Riri.

"Lo nggak perlu takut lagi sekarang, keluarga lo aman sama anak buah bokap gue, sekarang gue cuman mau minta, tolong selalu ada di samping Ridho, jangan bohongin lagi perasaan lo."Rizki menatap Riri pelan, dia hanya ingin, ketika saudara kembarnya sadar, ada sosok wanita ini di sampingnya. Wanita yang sudah mencuri hati adiknya itu.

The Love Story Of The Twins [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang