Fifteen

1.6K 93 1
                                    

~

Rizki masih sibuk menenangkan Ranum, sambil terus mengusap bahu Ranum.

"Gue tadi ke kelas Dia, kata temennya dia bolos. Soalnya nggak ada kabar." Ucap Ridho Lesu. Sedih banget dia nggak di kabarin ayang hehe.

"Hah? Bolos? Gila kali dia! Bisa - bisanya." Ranum menghentak kan kakinya ke lantai semakin prustasi. Kasian deh Ranum.

"Udah Guys, Tenang, Chiil and Relax." Rizki  berusaha menenangkan mereka berdua. Ya gimana ya? Dia juga khawatir, tapi kalau dia ikutan nunjukin kekhawatirannya, siapa yang mau nenangin Ridho dan Ranum? Betul?

"Lo kenapa sih Ki? Kok santai banget? Lo nggak khawatir? Riri sekarang sahabat kita juga Ki?! Gue sama Ranum dari tadi kepusingan nyariin kabar dia, dan lo masih bilang ke kita untuk tenang?! GILA KALI LO!" Ridho Lost Kontrol, Emosinya membludak.

"LO YANG GILA! KALAU GUE IKUTAN PANIK, SIAPA YANG BAKAL NENANGIN KALIAN, HAH?!" Rizki tidak kalah marah saat ini.

Rizki mendorong bahu Ridho, "Punya otak di pakek! Jangan Emosi yang di pelihara!" Rizki langsung meninggalkan Ridho dan Ranum yang diam terpaku.

Ranum menatap tajam Ridho, "Gue tau lo khawatir! Gue pun sama! Tapi tolong kontrol emosi lo! Itu Kembaran lo sendiri!" Ranum menekan kata - katanya.

Ridho memukul Dinding yang di belakangnya, "GOBLOK!" Teriak Ranum, dan menarik Ridho untuk menjauh dari kelas, dan disini lah mereka sekarang, di taman sekolah.

"Lo beneran gila? Nggak gitu caranya anjir! Jangan nyakitin diri lo sendiri!" Ranum masih mengatur nafas nya, lumayan lelah juga, dia berlari membawa Ridho ke Taman ini.

Ridho mengacak - acak rambutnya frustasi, "Gue nggak bisa tenang Ra, pikiran gue kacau, emosi gue nggak ke kontrol." Ranum membawa Ridho kepelukannya, dia juga bingung sih, kenapa tiba - tiba memeluk Ridho. Tapi yaudahlah ya. Ridho membalas pelukan Ranum.

Ranum berusaha menenangkan Ridho, dengan mengelus punggungnya pelan. Ridho berusaha menata emosinya, sambil mengeratkan pelukannya kepada Ranum.

"Udah tenang? Sekarang lo pulang, beresin masalah lo sama Rizki, minta maaf. Kalau ada kabar tentang Riri, gue pasti langsung kasih kabar ke kalian, oke?' Ranum melepaskan pelukannya.

Ridho mengangguk pelan, "Ayo, sekalian gue anter lo balik, Rizki kan udah balik duluan." Ridho memberi tawaran kepada Rabum.

Ranum tersenyum pelan, "Nggak usah pikirin gue, tenang aja, lo balik duluan aja."

"Serius?"

"Iya Do, tenang aja."

"Oke, gue balik ya, lo hati - hati."

"Lo juga, salam buat Rizki ya."

"Oke."

~

Ridho sudah sampai dirumah nya, terlihat ada motor Rizki disana. Ridho langsung memasuki rumahnya yang sangat sepi. Kemarin orang tuanya sudah pulang kerumah. Tetapi kedua orang tuanya pergi lagi karena ada urusan. Orang tua mereka memang sangat sibuk. Tetapi Rizki dan Ridho sudah terbiasa dengan semua itu.

"Assalamualaikum.. Ki?"Ridho berjalan memasuki rumahnya. Ridho mencari sosok abangnya. Dia harus meminta maaf kepada abangnya itu.

"Kiii.." Sapa Ridho pada Rizki yang sedang memasak telur dadar didapur.

"Kii.. Gue minta maaf ya." Rizki masih belum menggubris sapaan adiknya. Apa Rizki benar - benar marah padanya? Tukas Ridho dalam hati. Terlihat Rizki menghembuskan nafas kasar, lalu membalikan badan kearah Ridho.

"Sorry ya, gue lost tadi, gue nggak bermaksud." Terlihat Ridho menundukkan kepalanya.

"Gue yang harusnya minta maaf, Sorry ya gue nggak becus jadi abang karena ikut emosi tadi." Terlihat Ridho yang sudah mulai berkaca - kaca.

"Eh? Jangan nangis, jangan.." Rizki membawa Ridho kedalam pelukannya. Ridho langsung membalas pelukan abangnya itu.

"Ssstt jangan nangis ya. Masa cuman karena nggak di kabarin ayang nangis hehe." Rizki berusaha mencairkan suasana.

"Ayang darimana? Itu sahabat kita Ki." Ridho masih asik memeluk abangnya, nyaman juga hehe. Ridho dapet checkpot sih ini, tadi di peluk Ranum, sekarang Rizki.

"Dih? Serius cuman sahabat doang ni?"

"Dih! Apaan sih! Nggak jelas lo!"

"Dih salting wkwk!

"Dah Dih Dah Dih mulu kita, Btw Kii.. Kok gue nyium bau hangus gosong gitu ya." Ridho melepaskan pelukannya dari Rizki, dan berusaha mecari tahu asal bau yang dia cium.

"Lah Iya anjir! Bau apaan ya?" Rizki ikut mengendus mencari asal bau yang di cium Ridho. 

"GOBLOK!!" Teriak Rizki Dan Ridho barengan saat melihat kompor dengan wajan yang penuh asap.

"ITU MATIIN DULU ANJIR KI!"

"IYA SABAR! PANAS ANJER!"

"KOK BISA  - BISANYA LO LUPA LAGI MASAL??!"

"YA NAMANYA LUPA!"

"SIRAM CEPETAN! SIRAM! KEBAKARAN MAMPUS KITA DI OMELIN MAMAH SAMA PAPAH!"

"BACOT! BANTUIN ANJIR!"

"LAH ITU SALAH LO!"

"BANGSAT! BANTUIN AMBIL AIR!"

"DIHHH?! NGGAK MAU!"

"RIDHO ALBADERA?!"

"IYAAA - IYAAAA SABAR!"

Oke skip kerusahan itu. Setelah beberapa menit mereka membereskan kekacauan tersebut. Sekarang mereka sedang duduk di ruang tamu, dengan badan yang basah karena keringat. Mereka langsung membuka asal kancing baju sekolah mereka, dan membiarkan begitu saja badan bagian atas mereka terekspos dengan indah. Ahay.

"Aduh gue lapar, bahan makanan udah habis anjir. Mamah belum sempet belanja, gimana ni?" Rizki mengipaskan wajahnya dengan tangannya sendiri.

"Yaelah Ki.. Pesen ajah kalih. Nanti malem baru kita ke supermarket buat beli bahan makanan lagi." Ucap Ridho dengan santai sambil melakukan hal yang sama seperti Rizki. Dasar kembar.

"Tapi gue udah laper bange Do ini."

"Paling beberapa menit doang Ki. Gue yang pesen dan sama bayar." Ridho langsung mencari ponselnya dan membuka aplikasi Ojek Online untuk membeli makanan. Pokoknya yang lambangnya warnah Hijau hehe.

"NAH GITU DONG!"

"Dih? Giliran di traktir mau."

"Lah sekalian nebus kesalahan lo yang tadi Do!"

"ENYENYENYENYE!"

Tiba - tiba Rizki teringat sesuatu, "Eh lu anter balik Ranum Nggak?" Rizki lupa kalau dia udah janji anter Ranum balik.

"Nggak, dia nyuruh gue cepet nemuin lu." Ridho masih scroll memilih makanan di ponsel.

"Dih goblok, harusnya di anter!"

"Lah dia nya nggak mau."

Rizki terdiam. Dia langsung mencari ponselnya untuk meminta maaf kepada Ranum.

~

Jangan Lupa buat Vote dan Komen ya! Sebagai salah satu bentuk support kalian untuk book ini!

See You!

The Love Story Of The Twins [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang