Twenty Two

1.5K 95 1
                                    

~

"MAKSUD LO APA TADI PELUK RIDHO KAYAK GITU,HAH?!" Devi menyudutkan Riri ke dalam Toilet.

Prakkk..

"MASIH BELUM CUKUP PERINGATAN GUE YANG KEMARIN? IYA?!!!" Devi menampar kasar pipi Riri.

"BUKAN GUE YANG PELUK!" Riri berusaha membalas teriakan Devi.

"BODOH! GUE NGELIAT PAKEK MATA KEPALA GUE SENDIRI!" Devi menoyor kepala Riri.

"Bukan Gue yang mulai Dev!" Riri menurunkan nada bicaranya.

"GUE NGGAK PEDULI BANGSAT! GUYS SEKARANG!" Devi memberi aba - aba kepada Intan dan Vita, setelahnya, mereka berdua menyiram Riri dengan kuah bakso, sambal sisa, sisaan Jus, ember yang berisi es batu bahkan ada air bekas cucian piring?

Byurrrr..
Byurrrr..
Byurrrr..

"Cukup!!!! Udahh!!! Sebenarnya mau luh apa sih???hahh??!!!!" Marah Riri sambil berusaha menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan agar terhindar dari siraman Intan dan Vita.

Baju seragam Ega sudah tidak berwana Putih lagi karena ulah Devi dan teman - temannya.

"Plisss udah, dingin!! Panas!! Lengket!! Plisss.. Udah, mau luh apa Dev apa?? Hikss…" Riri berbicara sambil menangis dan melihat kondisinya saat ini.

Devi menendang kaki Riri, "Gue cuman mau lo musnah dari Ridho, Jangan sampai gue ngeliat lo ada di deket dia!" Devi menarik dagu Riri dan menghempasnya begitu saja.

Devi mencengkram leher Riri, "Last Warning for you dear! Kalau sampai gue masih liat lo ada di deket Ridho, gue nggak segan - segan ngehancurin keluarga lo dan nyelakain mereka semua!"

Riri tidak bisa menjawab Devi, Riri berusaha melepas cengkraman di lehernya, jujur dia kehabisan nafas.

"Bisa kan? Gampang kok." Devi melepas cengkramannya di leher Riri, lalu beralih mengelus pipi Riri pelan.

"Gue nggak main - main kali ini."

"Guys, beresin sisanya, gue mau ke kelas." Devi pergi begitu saja, meninggalkan Riri bersama Intan dan Vita.

Karena masih ada sisa air kuah bakso dan air bekas cucian piring, Intan dan Vita kembali melanjutkan aksinya menyiram Riri.

Byurr..
Byurr..
Byurr..

"Byeeee!!!" Intan dan Vita keluar dari Toilet meninggalkan Riri dengan kondisi yang tidak bisa dijelaskan lagi.

Hanya tersisa suara tangisan di Toilet, Riri menangis sambil memeluk lututnya, dia dilema sekarang. Bahkan dia tidak menyadari bahwa lehernya berdarah akibat cengkraman Devi tadi.

~

Setelah mengantarkan Ridho kepada Danny, Rizki memilih langsung ke kelasnya, karena tiba - tiba ketua kelas mencarinya. Sedari tadi Ridho asik melamun, Danny hanya menatap teman sebangkunya itu. Jujur Ridho merasa tidak tenang entah kenapa, dia merasa cemas dan gelisah begitu saja.

"Do.." Panggil Danny pelan, namun tidak ada respon dari si empunya nama.

"Ridho.."

"RIDHO!"

"ANJIR! KESAMBET APA YA?!"

"RIDHO WOYY! KESURUPAN LOH?! GUE NGGAK HAPAL AYAT KURSI ASU!"

"RIDHOOOOO!"

"APAAN SIH? BERISIK!" Ridho melempar buku kearah wajah Danny.

"LO YANG APAAN! GUE PANGGIL NGGAK NYAUT BANGSAT!" Danny mendorong bangku Ridho.

The Love Story Of The Twins [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang