KENCAN PERTAMA DAN HATI YANG PATAH

1.5K 109 0
                                    

Karamel menatap pantulan dirinya di kaca. T-shirt motif garis-garis yang dilapisi jaket jeans berpadu dengan rok sifon sebatas lutut tampak pas ditubuhnya yang mungil. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai melewati bahu.

Bisa dibilang ini adalah kencan pertamanya dengan seorang lelaki. Sejak siang sepulang sekolah, Karamel sudah sibuk membongkar isi lemari nya. Mencari-cari baju yang cocok untuk dipakai sore ini. Karamel juga sempat meminta beberapa saran dari Hany lewat telepon, sahabatnya itu juga sedang sibuk mempersiapkan kencannya dengan Sandi.

"Perfect." Ucap Karamel setelah memoleskan lip ice berwarna merah cherry ke bibirnya.

Karamel tidak pernah memakai make up. Gadis itu malah lebih suka memakai bedak bayi ketimbang harus berkutat dengan eyeliner ataupun eyeshadow. Beruntung Karamel di anugerahi bulu mata lentik dan juga alis tebal nan hitam yang sudah terbentuk sempurna.

"Kara. Ada teman kamu nih. Cepat turun." Suara teriakan mamanya membuat Karamel buru-buru membereskan kekacauan yang dibuatnya sejak tadi.

"Bentar ma."

Dalam sekejap bagaikan sulap, kamar Karamel yang tadinya berantakan kini sudah rapi kembali. Gadis itu meraih clutch hitam yang terletak di atas bed sebelum akhirnya berlari menuruni tangga. Tampak sosok lelaki yang belakangan membuat hatinya berdebar tidak karuan duduk di ruang tamu sedang bercanda dengan mamanya.

"Kamu lama banget sih Kar. Kasihan nak Genta udah nunggu daritadi."

"Nggak apa-apa kok Tan." Ucap Genta yang tidak melepaskan pandangannya dari Karamel yang tampak cantik hari ini.

Karamel meringis malu dipandang seperti itu. Gadis itu berdehem pelan sebelum akhirnya meraih tangan mamanya berpamitan.

"Kara pergi dulu ya ma."

"Iya sayang. Hati-hati ya. Nak Genta titip anak tante ya. Pulangnya jangan malam-malam." Ucap mama sambil mengedipkan matanya penuh arti ke arah Genta.

"Siap, Tan." Genta mengangguk paham dengan kode yang diberikan mama. Karamel sendiri hanya mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Mama kenapa sih kok kedip-kedip gitu?"

"Ah nggak apa-apa. Udah sana berangkat." Ucap mama sambil mendorong tubuh Karamel dan mengantarnya sampai depan pintu.

"Berangkat dulu ya, Tan."

"Oke hati-hati. Have fun ya." Mama masih berdiri didepan pintu. Menatap perginya mobil BMW hitam yang membawa anak bungsunya itu sampai menghilang dibelokan pagar.

***

"Tadi itu Kak Genta ngomongin apa sih sama mama?" Tanya Karamel setelah memendam rasa penasaran sejak tadi. Pasalnya, mama dan juga lelaki didepannya itu seperti bersekongkol merencanakan sesuatu.

Keduanya kini sedang menikmati makan malam di sebuah restoran setelah acara nonton film.

Genta menghentikan suapannya, lalu menatap Karamel dengan senyum penuh arti. "Rahasia."

"Ih, apa sih Kak? Pake rahasia-rahasiaan segala."

Genta tertawa melihat ekspresi Karamel yang mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kakak udah bilang belum ya tadi?"

"Bilang apa?"

"Bilang kalo kamu hari ini cantik banget."

Sontak wajah Karamel memanas. Rona merah menjalar dikedua pipinya. Karamel menundukkan wajahnya malu. Lalu kembali berpura-pura sibuk dengan sepiring spaghetti didepannya.

Karamel untuk AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang