"Kau tidak mengantuk?" Tanya Sehun memecah keheningan diantara mereka berdua. Chanyeol menatap Sehun sebentar sebelum menoleh kearah lain
"Tidur saja kalau kau mau" ujar Chanyeol sambil melirik setumpukkan karung-karung berisi material lunak yang dibentangkan menjadi alas tidur
"Memangnya kau mampu tetap terjaga semalaman mengambang dilautan?" Tanya Sehun meremehkan. Chanyeol berdecak sebal
"Baik, baik aku tidur. You happy now?" Tanya Chanyeol seraya menyandarkan tubuhnya kedinding perahu layar sambil mencoba memejamkan kedua matanya
"Kenapa kau tidur disana?" Sehun mengernyit bingung. Sedangkan Chanyeol kini malah menatap Sehun aneh
"Akan menjadi sangat tidak sopan jika dua orang tidur berdua bersama-sama tanpa ikatan" Sehun semakin dibuat bingung dengan gaya bicara yang Chanyeol ucapkan
"Ikatan? Kau mau aku mengikat kita berdua dengan tali begitu?" Penafsiran Sehun mengenai 'ikatan' salah besar, dan itu membut Chanyeol berdehem sedikit mengusir kecanggungan
"Kau tau... ikatan yah ikatan. Maksudku... ehmm pernikahan" dan sekarang Sehun akhirnya mengerti apa yang dimaksudkan oleh Chanyeol
"Tapi sepertinya aku berubah pikiran, tidur diatas tumpukkan karung tampaknya lebih nyaman dibanding tidur bersender" tukas Chanyeol seraya membaringkan tubuhnya bersebelahan dengan Sehun serta menjaga jarak
"Kau bilang ini adalah hal yang tidak sopan tapi kau melakukannya" ujar Sehun dengan mata menatap lurus kearah bintang-bintang dilangit
"Selama kita menjaga jarak, tidak apa-apa. Damn aku tidur disebelah seorang assasin haus darah dan parahnya lagi ia adalah Great Succesor klan Al-Ghul. Semoga besok aku bangun masih dengan kondisi kepala tak terpenggal" dan pada akhirnya Chanyeol mengumpat pelan hampir tak terdengar
Sehun melirik kearah Chanyeol yang berada disebelahnya tengah berbaring begitu kaku dan tegang. "I won't kill, maybe not yet" jawab Sehun mendengar umpatan Chanyeol, membuatnya meneguk ludahnya kasar
"Lagipula aku tidak sesadis yang kau kira. Kakekku, aku sangat menganguminya bahkan setelah ia mati. Ia memiliki sebuah cita-cita, membuat dunia menjadi lebih baik" badan Chanyeol yang menegang kaku kini mulai melemas dan menatap Sehun sendu
"Dengan cara membunuh orang-orang?" Tanya Chanyeol. Sehun terdiam sebentar. Chanyeol mulai berkeringat dingin, ia takut ucapannya membuat perasaan Sehun tersinggung
"Jika itu harus, maka harus dilakukan. Kakekku adalah seorang pejuang yang hebat. Dia bertarung hingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata siang maupun malam, yang ada hanyalah fight until the end"
Chanyeol terdiam menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Sehun
"Kau lihat gunung itu?" Chanyeol melihat kearah gunung yang Sehun tunjuk. Gunung yang tinggi menjulang hampir hilang dari pandangan mata karena tertutupi oleh kabut malam
"Saat aku berumur empat tahun aku mendapat pelatihan langsung dari kakekku. Aku harus mencapai puncak gunung itu yang merupakan bagian dari latihan. Dalam perjuangan menuju puncak, aku jatuh dan mematahkan tulang paha dan jariku"
"Sebuah pelatihan berat untuk anak yang hanya berusia empat tahun?" Chanyeol tampak tidak percaya
"Lagipula akhirnya akupun sampai keatas puncak gunung itu. Bukan karena sebuah tekanan maupun paksaan. Aku hanya menyadari bahwa aku adalah seorang cucu dari seorang yang telah membuat klan Al-Ghul berjaya dan akulah yang akan mewarisi kejayaannya"
Chanyeol tidak berkomentar lagi. Ia masih sibuk membayangkan pelatihannya dengan pelatihan Sehun yang menurutnya terlalu berat bagi seorang bocah diusia empat tahun
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Two Clans
General FictionPada masa 1600-an, berdiri dua buah klan besar. Klan yang menguasai wilayah yang luas dan hanya dipisahkan oleh sebuah sungai dan jembatan sebagai penghubungnya Kedua klan tersebut ialah Klan Al-Ghul dan Klan O'Conor. Kedua klan tersebut memiliki se...