Thirtheen

2.1K 348 232
                                    

"Aku berharap kita akan bertemu lagi" Chanyeol meletakkan seikat bunga dipusara Sehun seraya pergi meninggalkan pusara makam Sehun

Namun baru saja ia mengambil tiga langkah, Suho sudah berdiri didepannya sambil menatapnya dengan pandangan yang begitu tajam

"Well... well. An O'Connor, visitting my sons grave" ujar Suho dengan nada menyindir. "Tidak boleh ada satupun orang dari luar klan yang diperkenankan mengunjungi makam the great successor of Al-Ghul clan"

"Meskipun begitu, aku tetap berhak mengunjungi Sehun, karena kami berjuang bersama dimedan perang" Chanyeol membelas diri

"Ketua klan O'Connor menyusup masuk kedaerah klan Al-Ghul tanpa sepengetahuan klannya sendiri. Jika kau adalah bagian dari klan Al-Ghul, sudah kupotong kakimu" Suho berjalan pelan mengelilingi Chanyeol

"Aku sedang tak ingin melihat wajah pria yang dilindungi oleh putraku hingga membuatnya mati karena sebuah tindakan sia-sia" Suho beralih memunggungi Chanyeol

"Izinkan aku mengunjungi makam putramu. Sebulan sekali" Suho menengadahkan tangannya membentuk gesture bahwa ia sama sekali tidak mengizinkan

"Hanya bagian dari klan Al-Ghul yang boleh mengunjungi makam putraku. Dan kunjungan kemakam putraku adalah wajib bagi semua anggota klan"

"Go home O'Conor, you're unwelcome in here" usir Suho. Chanyeol pun melanglahkan kakinya kembali dengan lesu meninggalkan makam Sehun

Anak buah Suho yang berjumlah empat orang pun datang dan menghampiri Suho yang menatap tajam punggung Chanyeol yang semakin menjauh

"Apa kita harus membunuhnya Lord Suho?" Tanya salah satu anak buahnya. Namun Suho mengangkat tangannya membuat gesture 'tahan'

"Cukup lakukan tugas kalian. Jika kita lakukan maka itu artinya kita memulai perang. Untuk sementara ini, klan O'Conor selangkah lebih maju dari klan Al-Ghul. Without a great succesor, we'll be destroyed easily by them"

SKIP>>>

"Baekhyun, bukankah sudah waktunya kau dan putraku memberikan kami seorang cucu. Cucu yang nantinya akan meneruskan klan O'Conor" tanya Chen pada Baekhyun yang tengah merangkai bunga disebuah pondok menghadap kearah taman

"Akupun menginginkan hal yang sama Abbeonim. Akan tetapi sudah hampir 2 bulan ini Chanyeol belum pernah mengunjungi ruanganku. Aku sangat mengerti, suami ku terlalu sibuk dalam mengatur perkembangan klan, dan terkadang ia sudah terlalu lelah. Mungkin ada saatnya nanti kami berdua siap memberikan cucu"

Chen tersenyum, "aku tunggu kabar kalian. Ah dan dimana saja Chanyeol sekarang. Sedari tadi aku tidak melihatnya didalam puri" ungkap Chen

"Aku disini Abbeonim" ujar Chanyeol seraya menghampiri mereka berdua. "Aku sedang ada urusan kecil tadi, dan Baek... terima kasih untuk rangkaian bunganya"

"Tidak masalah Yeolie" Baekhyun memberikan senyum manisnya. "Ah ya... aku harus menemui tabib sekarang" Baekhyun beranjak dari duduknya

"Apa perlu kutemani?" Tanya Chanyeol namun mendapat gelengan dari Baekhyun

"Aku bisa sendiri"

SKIP>>>

Baekhyun duduk dan saling berhadapan dengan seorang tabib tua yang tengah memeriksa denyut nadi ditangannya

"Bagaimana? Jangan bilang kalau nanti aku akan melahirkan seorang bayi perempuan?" Jantung Baekhyun berdetak dengan sangat cepat.

Inilah ketakutannya selama ini. Ia takut jika harus melahirkan seorang bayi perempuan. Jika benar yang ia lahirkan adalah bayi perempuan, maka semua anggota klan akan kecewa padanya

Love Between Two ClansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang