Perjodohan

3.5K 512 13
                                    

Sebuah kafe bintang lima telah disewakan hari ini hanya untuk membahas perjodohan Sinb-Moonbin. Kebetulan sekali kafe yang disewa adalah milik keluarga Moonbin sendiri.

Aksen mewah terlihat jelas saat mulai memasuki pintu masuk kafe. Kafe dengan design unik dengan ciri khas ornamen flora dan flower membuat kesan sejuk jika dilihat di siang hari.

Keluarga Moon sudah tiba, karena mereka pemilik tempat. Di pojok kanan didalam kafe, Moonbin menatap kosong ke arah ayah dan bundanya. Memikirkan perjodohan ini membuat Moonbin sedikit tertekan. Bagaimana bisa, masa mudanya akan terasa hambar. Bagaimana dengan masa gonti-ganti pacar? Jika dijodohkan seperti ini, ia tidak akan pernah merasakan masa-masa seperti itu.

Disisi lain Sinb pun berpikiran seperti apa yang Moonbin pikirkan. Ingin rasanya Sinb merasakan detak jantungnya yang menggebu-gebu saat melihat laki-laki yang disukai. Maupun desiran dan gejolak bagai ribuan kupu-kupu terbang yang menggelitik perut karena perlakuan kecil dari sang pacar. Pupus impiannya.

"Sinb, ayo turun dari mobil. Kita sudah sampai," ucap papah Sinb dari balik kemudi.

Daehwi yang duduk di sebelah Sinb hanya senyam senyum banyak arti.

"Cie bentar lagi teteh bakal ketemu calon nih," ejeknya.

Sinb sedari tadi hanya menekuk wajahnya kesal. Banyak yang dia pikirkan dan ejekan dari adiknya menambah berat beban di kepalanya.

"Diem lo, dasar daki kuda. Kepala gua udah pusing jangan ditambah runyem gara-gara lo."

"Yeuh jangan marah-marah gitu atuh teh, nanti calonnya ga mau sama teteh."

Sinb menatap jengah Daehwi yang terus menggodanya. Terpancar kekesalan yang bertingkat di matanya. Sedangkan sang adik hanya tertawa cengengesan.

"Bi ayo keluar."

"Bentar pah, aku siapin diri aku dulu."

Disinilah Sinb berada, dihadapan sebuah kafe bintang lima dimana akan menjadi tempat perjodohan itu terjadi.

"Bun, keluarga besan udah sampai bun. Ayo cepetan kesini!"

"Mana yah? Duh calon besan kita yah."

Ayah dan bunda Moonbin sangat bersemangat dengan kedatangan calon besannya. Sedangkan Moonbin malas sekali hanya sekedar untuk melihat. Atensinya beralih kepada ponsel pintar kesayangannya. Jari jemarinya lihai saat memainkan game kesukaannya. Fokusnya hanya satu, menang dalam war.

"Minra!"

"Jiyeon!"

"Ah, Jiyeon. Kangen tau ga sama kamu. Cie sekarang jadi besan nih kita."

"Sama nih Minra. Hei, udah mau jadi ibu mertua nih kita."

Kedua ibu-ibu ngebet nikahin anaknya itu saling menyapa selayaknya apa yang biasa dilakukan. Sinb yang berada disebelah mamahnya hanya menatap ngeri. Harus banget kecup sana kecup sini, batinya.

"Ah biasa aja kamu Jiyeon. Oh iya aku kenalin nih sama suami aku Minhyun. Ini anak bungsu aku nih Daehwi. Dan yang ini pasti kamu udah tau dong siapa?"

Sinb harus pasrah disaat Minra menarik Sinb untuk memperkenalkan dengan Jiyeon.

"Sinb kan? Wah cantik banget Shinb hari ini."

"Suami aku mah ga usah dikenalin kali yah. Taukan?"

"Taulah, orang sohib kita pas SMA. Iyakan Il?"

"Yoi. Btw, aku juga kenal suami kamu Minra, dia sahabat aku pas kuliah dulu. Iyagak Hyun?"

"Ga nyangka kalo besan sama lo Taeil."

"Gua juga ga nyangka Hyun bisa besana gini."

"Eh kita malah ngobrol disini. Ayo masuk, sepertinya Sinb sama Moonbin udah ga sabar pingin ketemu."

Satu hal yang Sinb ketahui dari perbincangan para orangtua, ternyata orangtuanya dengan orangtua calonnya saling mengenal satu sama lain saat masih muda dulu. Sinb kira hanya mamahnya dan calon ibu mertua yang saling kenal, ternyata tidak.

Moonbin yang diam-diam mendengar percakapan itu pun sedikit terkejut. Pantas saja ayahnya sangat setuju dengan perjodohan ini.

Makin sulit lah peluang agar perjodohan ini gagal.

Tbc

Segini dulu aja deh yah

Next?
Votment dulu, hehe 😂

Nikah Muda | Sinbin [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang