Ngambek

3.3K 369 23
                                    

Sinb sudah siap, hanya tinggal menunggu Moonbin yang dandannya lama pake banget. Sinb hanya butuh waktu 30 menit untuk dandan sedangkan Moonbin sedari tadi masih asik membenarkan tata letak rambutnya. Berasa jiwa yang tertukar.

Mereka berdua memang sudah membuat janji untuk pergi hang out berdua, anak jaman sekarang lebih sering menyebutnya quality time berdua. Memang suatu kemajuan yang pesat.

"Ay gua udah cakep belom?" tanya Moonbin. Ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar, lalu berpose ke pada Sinb.

Sinb menoleh, "ih kan gua bilang kaga usah panggil ay—" ucapannya menggantung setelah melihat penampilan Moonbinn disana.

"Udah dong mangapnya nanti gua berubah pikiran. Eh apa perlu kita di rumah aja, kasur rasanya terlihat menggoda."

"Nih, gua pukul lu!"

Diam-diam pipi Sinb merona. Sinb cukup terkejut melihat penampilan Moonbin yang seperti ini.

Sebenarnya setiap hari penampilan Moonbin memang seperti ini, hanya saja baru sekarang Sinb melihatnya dalam konteks yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya setiap hari penampilan Moonbin memang seperti ini, hanya saja baru sekarang Sinb melihatnya dalam konteks yang berbeda. Dulu Sinb pasti akan cuek saja saat melihat Moonbin, mau itu sudah mandi atau tidak dia pasti bodo amatan tidak ada urusannya dengan Sinb. Tapi sekarang rasanya Sinb ingin terjatuh saja, iya jatuh, jatuh ke pelukannya Moonbin. Memang ya jika sudah cinta setengah mati berefek sangat besar.

Tempat pertama yang mereka datangi adalah timezone. Sinb seakan mengenang kembali masa-masa SMAnya dulu yang sering sekali ke sini. Tempat ini memang request dari Sinb sendiri. Permainan yang mereka jajal terlebih dahulu adalah mesin capit boneka.

"Bin ayo dong ambilin gua boneka itu. Boneka bebek yang biru mirip sama lu masa, songong gitu." Sinb sangat bersemangat ketika melihat sebuah boneka yang menurutnya sangat mirip dengan Moonbin.

Moonbin yang sudah memegang kendali permainan jadi semakin bersemangat. "Siap tuan putri, pangeran akan dapatkan boneka itu untuk tuan putri," ucapnya yang dibuat-buat.

"Idih keju bat lu njir, jijik tau."

Moonbin cengengesan setelah mendapat tepukan dari Sinb. Memang dia tidak pernah kapok, tau Sinb ini beda dari wanita kebanyakan.

Kalian harus tau betapa hebatnya seorang Moonbin memainkan mesin capit. Jika tidak ditegur oleh pegawai, Moonbin pasti sudah memborong habis boneka di dalam mesin. Ya, hebat sih hebat tapi jangan membuat rugi orang lain. Kasihan orang-orang yang mengantri di belakang mereka.

Sinb senang bukan main saat satu persatu boneka dapat Moonbin dapatkan dengan mudah. Tapi rasanya wajah Sinb sedari tadi masam, bibirnya mengerucut sebal.

"Lu ga seneng Bi gue ambilin bonekan banyak gini?"

"Iya gua seneng ko, tapi bisa ga sih itu cewe-cewe sok kegatelan kaga usah sok imut deketin lu."

Jadi Sinb lagi sedari tadi cemburu melihay banyak gadis yang melingkar di sekitar Moonbi. Mereka semua menampilkan wajah yang menurut Sinb sok imut. Meminta Moonbin untuk mengambikan mereka boneka juga. Padahal pasangan mereka ada di sebelahnya, meringis pelan melihat kelakuan pacarnya.

Nikah Muda | Sinbin [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang