Hari telah berganti, malam pertama telah lewat beberapa menit yang lalu. Jangan kalian berpikiran yang aneh-aneh tentang malam pertama kedua insan ini. Malam pertama yang digadang-gadang akan penuh dengan suara-suara aneh itu hanya rumor belaka.
Buktinya Sinb-Moonbin masih setia dengan pakaian yang mereka pakai semalam. Masih rapih.
Namun dipagi hari ini keduanya harus mendapatkan sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan. Keduanya hanya bisa diam terdiam terpaku masih belum percaya apa yang sekarang tengah terjadi. Bagaimana tidak, masalahnya mereka berdua harus menerima grebek dadakan.
"Bin, gimana semalem? Lancar kan? Aman dong yah."
"Bi sukses ga semalem, duh mamah jadi penasaran semalem pake gaya apa."
"Teteh ko Daehwi ga denger suara-suara aneh gitu ya, apa jangan-jangan mulut teteh disumpel sama aa Moonbin."
Untung saja keduanya tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, jika iya, lewat sudah masa muda keduanya.
"Ih apaan sih mah, orang kita ga ngapa-ngapain. Liat nih baju aja masih sama masih nempel dan rapih."
"Bunda, ko udah mikir kesitu sih. Belum saatnya aku nebar benih."
Sinb melotot ke Moonbin. Hah apaan belum saatnya berarti kapan-kapan dong, batinnya.
Moonbin yang merasa dipelototin hanya memasang muka bingung. Emang gua salah ngomong, batinnya.
"Yah pantes sepi semalem. Tadinya Daehwi mau nge-vlog ga jadi soalnya sepi."
"E an jay Hwi lo mau nge-vlog apaan bege!"
"Ya mau nge-vlog kegiatan malam pertama teteh lah, hihi."
Daehwi dengan secepat kilat meleos gitu aja, pergi sejauh yang dia bisa. Jika dia masih ditempat sudah dipastikan bakal lewat, udah dikulitin sama Sinb. Lagian Daehwi punya ide yang gila, super duper gila. Salah kalo Daehwi berurusan dengan Sinb si manusia setengah sainseya.
Mamah ngidam apa sih sampe gua punya ade kaya Dewi Sanca. Apa gara-gara mamah keseringan minum micin seduh —Sinb
Sinb-Moonbin menjelaskan semuanya ke mahmud yang ngebet minta cucu ini. Mereka semalem ga ngapa-ngapain. Orang hanya sesi membuka kado saja. Ditambah sesi debat siapa yang akan tidur di kasur. Tidak ada hal yang lain. Akhirnya kedua mahmud ini mengerti juga. Ya walaupun mamah muda ini harus menelan kekecewaan.
"Okee mungkin ga sekarang. Tapi mamah tetep pingin cepet gendong cucu. Jadi bikinnya jangan kelamaan."
"Bunda juga, bunda pingin gendong cucu kembar. Pokonya kalian harus bikin kembar. Mau pake gaya apa pun yang penting jadinya kembar."
"Iya mah bund iya."
Iya iyain aja dah biar palli.
"Oh iyah mamah-papah bunda-ayah punya hadiah buat kalian. Tara, apartemen. Nanti kalian tinggal di sana."
"Hah?! Ber—berdua doang?"
"Iyalah bi, masa iya bertiga sama Daehwi. Nanti ganggu ritual yang ada."
Iyalah iyain aja biar palli. Jika terus dibalas pasti akan nyambung ke hal-hal yang melenceng dari pembahasan. Para mahmud ini akhirnya pergi ke tempat masing-masing.
Siap-siap aja gue bakal satu atap berdua, apa-apa berdua. Makan, nonton, tidur, mand—eh buat yang satu ini engga, ucap Sinb bermonolog dalam hati. Eh tunggu ko ada yang janggal, tambahnya.
"Anjir Moonbin ko lo bisa tidur dikasur sih?! Kan lo harusnya tidur di sofa."
Moonbin mesem-mesem cengengesan. Iya semalem harusnya Sinb yang tidur dikasur sedangkan Moonbin di sofa. Hanya setelah Sinb tertidur, Moonbin secara diam-diam pindah ke atas kasur, 'kan mantul tuh.
Tbc
Dikit ya? Mian, hehe
Jangan lupa vote sama comment yah kalian 🙌🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda | Sinbin [REPUBLISH]
Short StoryCuman cerita tentang lika liku pernikahan dini pasangan Sinbin ⚠ Warn: (-) bahasa non baku/kasar (-) 17+ ◆ Highest rank #29 in short story [04-12-2017] #37 in short story [14-11-2017] #38 in short story [28-11-2017] #39 in short story [11-11-2017...