lima •part 2•

293 68 5
                                    

[Bintang]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bintang]

"Bintang." Panggil Kalyca yang berjalan di depan gue lalu sedetik kemudian berhenti dan menghadap ke gue.

"hm?"

"Kamu yakin kita nggak nyasar?" Gue menggeleng, "udah 1 jam jalan loh, Bin."

Iya, Kal, saya sengaja  cari jalan yang lebih jauh biar bisa lama-lama sama kamu. Biar bisa  ngobrol banyak sama kamu, biar saya bisa tahu lebih banyak tentang kamu,  biar bisa lihat kamu lebih lama sebelum akhirnya kita harus sama-sama  istirahat dan bertemu lagi besok, syukur-syukur bisa ngobrol, kalo kayak  biasanya? Cuma sekedar sapa-sapaan aja nggak ada interaksi lanjutan?  Karena saya se nggak pandai itu untuk mengumpulkan keberanian hanya  untuk bertanya, 'Kamu sibuk? Jalan yuk?'

"Sebentar lagi-"

"Udah dekat, I know." Kalyca memotong kalimat gue, "Kamu udah ngomong itu dari satu jam yang lalu."

"Kamu capek? mau istirahat dulu?"

"Boleh?" dengan polosnya  Kalyca mengeluarkan pertanyaan itu. Gue nggak jawab pertanyaannya,  hanya otomatis langsng mengambil tangannya, lalu menariknya untuk  berjalan beriringan dengan gue.  Ya tuhan, udah berapa kali ya gue  gandeng tangannya hari ini? Kalyca hanya diam dan mengikuti tanpa protes  atau bertanya, kayaknya dia udah se capek itu untuk ngomong.

Beruntungnya, kita lagi  nggak di jalan raya, melainkan di jalan kecil yang sekitarannya berjejer  toko-toko termasuk kafe. Sampai akhirnya kita ada di ujung pertigaan,  ada kafe yang nggak bisa di bilang kecil tapi juga tidak terlalu besar,  gue memutuskan untuk membawa Kalyca masuk dan duduk di jajaran kursi  terasnya.

"Maaf ya kita jadi  mampir begini." Katanya setelah sekian lama diam, mungkin  mengistirahatkan dirinya sejenak. Ekspresinya terlihat tidak senang,  mungkin kelamaan jalan kaki?


Saya yang harusnya minta maaf udah bikin kamu muter-muter. Maaf ya, Kal.



"Biasa aja mukanya,  nggak usah sedih gitu." Kalyca tersenyum kecil sambil melihat ke arah  cangkir coffee panas yang sengaja ia pesan.

"Tapi serius, kita nggak nyasar kan?"

"Kalo nyasar ya cari hotel aja, Kal." Jawab gue santai.

"Ih, Bintang!" Kalyca  melayangkan pukulan kecil ke lengan gue, nggak lupa dengan iringan tawa  lucu yang sukses membuat gue ingin cubit pipinya yang mulai memerah itu.


Kamu lucu, Kal. Saya jadi betah liatnya.


"Eh iya, sebelum aku lupa. Nama lengkap kamu siapa? Kamu kuliah fakultas apa?"

"Lengkap banget nanyanya, buat apa?" Gue terkekeh, ekspresinya itu terlihat sangat antusias.

"Biar nanti aku gampang cari kamu. Jadi aku nggak perlu masuk ke semua fakultas lagi nyariin yang namanya Bintang."

"Oh, kirain Kalyca ini  agen asuransi mana gitu," Kalyca tertawa sesaat setelah meneguk  coffeenya, lalu meletakkan cangkirnya kembali di atas meja, "Kamu nyarin  saya ke semua fakultas di kampus kamu?"

Félicité [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang