#Diary

301 40 11
                                    

Hai! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam!

Karena aku nggak tau kapan ini akan di baca sama kalian, yang mau baca aja, jadi aku sapa semua waktu.

eh nggak, maksudnya, aku sapa kalian tapi di semua waktu. Ngerti nggak? Ngerti ya! hehe.

Sesuai dengan judulnya, hari ini aku akan coba tulis diary. Tapi isinya bukan tentang kegiatan aku sehari-hari gimana aja, isinya akan lebih banyak penjelasan tentang cara pandang aku yang mungkin belum jelas untuk kalian. Mungkin perkenalan untuk sebuah karakter yang selama ini membuat bingung orang-orang, termasuk aku, bagaimana bisa aku akhirnya menjatuhkan pilihan dengan sangat cepat sama dia ini.

Jadi, sama seperti remaja pada umumnya, eh tunggu aku bukan remaja lagi, ya pokoknya sama seperti wanita single pada umumnya, pembahasan aku kali ini nggak akan jauh-jauh sama yang namanya jatuh cinta. Mungkin banyak orang yang bosan dan bilang, kenapa ya bahasannya cinta lagi cinta lagi, bahkan mungkin si cinta juga bosan jadi bahan bahasan orang lain. Tapi ya mau gimana lagi, aku masih jadi wanita normal yang punya hati dan bisa merasakan hal-hal semacam cinta ini.

Mungkin banyak juga yang bilang, kenapa ya Kalyca nggak udahan aja suka sama Bintang, udah jelas ada Gibran yang dengan sabarnya mau ada terus buat kamu, Kal. Atau, apa sih bedanya Bintang sama cowok lain sampe kamu sebegitu susahnya untuk pindah hati dari orang yang jelas-jelas cuma kamu temui selama 2 bulan?

Sekarang, aku punya kesempatan buat kasih tau kalian tentang bagaimana, atau mungkin lebih tepatnya, kenapa aku bisa sebegitu sulitnya untuk kembali menjadi sedia kala.

Sejujurnya, banyak banget hal yang hanya hati kita yang bisa jawab dan bukan mulut kita. Contohnya begini,

"kamu suka ice cream vanila? Seberapa sukanya?" dan jawabannya pasti,

"Ya suka banget, gimana ya, ya suka banget."

Kamu bahkan nggak bisa kasih tau orang yang nanya kamu itu seberapa besar kamu suka ice cream vanila. Sama dengan perasaan 'sayang' yang aku punya ini, aku nggak bisa tentuin untuk siapa akhirnya aku akan berikan, begitu pula jumlahnya. Kita nggak akan pernah tau seberapa banyak rasa sayang yang kita berikan untuk seseorang, karena itu bukan hal yang bisa di hitung, jadi itulah alasannya kenapa orang bilang "I love you so much." dan bukan "I love you so many." karena jumlahnya nggak bisa kalian hitung berapa tetapnya.

Oke, mari bahas Bintang.

Sampai saat inipun, percaya atau tidak, aku masih ingat waktu pertama kali aku ketemu sama Bintang. Iya di perpusatakaan. Baru pertama kali aku ketemu sama orang yang ingin pinjam penghapus tanpa menggunakan suara, yang aku yakin tujuannya itu adalah untuk tidak menggangguku yang sedang serius menyalin itu. Meskipun pakai post it juga cukup mesdistraksi, tapi setidaknya idenya itu perlu mendapat apresiasi. Tapi nggak usah tepuk tangan ya, cukup diingat saja.

Lanjut.

Aku ini bisa di bilang sudah jadi pengunjung langganan perpusatakaan. Kalau saja perpustakaan itu masuknya bayar, mungkin mereka sudah kaya sekarang. Karena hampir tiap hari aku kesana, bahkan terkadang sehari aku 3 kali kesana, kayak minum obat.

Di perpustakaan itu juga aku bertemu dengan berbagai jenis manusia, dan Bintang menjadi spesies manusia pertama yang tanpa di minta mau membantuku untuk mengembalikan tumpukan buku yang aku ambil dari rak-rak mereka. Kalau kalian belum tahu bukunya seperti apa, dan aku juga nggak foto bukunya karena buat apa, coba bayangkan kamus lengkap bahasa indonesia, tapi aku ambil sekitar 16 atau bahkan lebih dari mereka, kebayang gimana berat dan banyaknya? Tapi buatku itu biasa, dan bukan pertama kali juga aku bergelut dengan mereka. Tapi setiap kali aku mengembalikan mereka pada tempatnya, bahkan si penjaga perpustakaan saja hanya duduk diam tanpa memberikan perhatian akan apa yang aku lakukan, tapi Bintang, dia membantuku mengembalikannya.

Félicité [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang