➖ JAEHWAN

8.2K 1.1K 147
                                    

"Aduh pak, maafin saya. Beneran saya gak sengaja."

"Mbak, saya...."

"Aduh pak beneran saya buru-buru pak. Permisi."

Gue capek ngejelasin ke setiap orang kalau gue itu maba di sini. Gimana sih ceritanya gue selalu di anggap bapak-bapak? Serasa pakaian gue gak bapak-bapak kayak dosen yang ngajar di kelas. Celana gue aja robek di lutut dan cuma pake kaos polo warna hitam polos.

"Aura bapak lo sih gak terkalahkan," ledek Daehwi yang ada di samping gue dan gak pake mikir gue tabok kepalanya. Ngedrama lah dia, "bapake, apa yang engkau lakukan kepada Dewi itu jahat."

"Bodo."

"Nanti jauh dari jodoh bapake."

Mau gue pukul lagi nih anak, ceweknya udah datang. Daehwi sih ngobrol santai aja sama ceweknya dan kaga peduli kalau ketahuan Somi ntar ini cewek hidupnya yang dibuat menderita.

Asli, Somi itu pacarnya Daehwi atau gimana sih? Gue tanya Samuel, jawabannya, "I dunno bro. They so used to be like that."

Si bule gado-gado kampret. Udah tahu gue Inggrisnya rada-rada gimana, ngomongnya pake bahasa gaul pula. Sejago-jagonya bahasa Inggris si Daniel aja ya, dia juga sering hah heh juga kalau Samuel ngomongnya pake bahasa Inggris gaul.

Tapi sekali ngomong Indonesia malah kecampur Inggris. Emang temennya Daehwi gak ada yang bener ya. Pantes aja kelakuan nih anak juga gak bener.

Heeseok cuma pasang muka malas pas gue dan Daehwi sampai di laboratorium Geologi. Daehwi mah langsung aja nemplok di Heeseok yang tentu aja sama cowok itu berusaha disuruh jauh-jauh.

"Mana nih satu orang lagi?" tanya gue karena seinget gue kelompok ini ada 4 orang.

"Otw," sahut Daehwi yang kayaknya kenal sama anaknya.

Iyalah kenal, nih anak kayaknya temena sama satu fakultas FT deh. Semuanya dikenal sama Daehwi.

Gak lama ada anak Cina yang masuk dengan muka celingukan nyariin tempat. Cuma teriakan Daehwi buat itu orang akhirnya jalan ke tempat gue sama Heeseok. "woeh sini lo batu!"

"Manggilnya biasa aja ya Daehwi."

"Alah Cina, lo emang demennya ngoleksi batu," sahut Daehwi yang udah gak nemplok lagi di Heeseok dan benerin jas labnya yang berantakan. "Lo lo dua, nih yang namanya Minghao. Hao, nih yang muka bapak-bapak namanya Jaehwan dan nih yang mukanya minta ngajak tengkar namanya Heeseok."

Cowok itu cuma jabat tangan dan ngucapin nama serta asalnya kelas mana. Tapi kok nama lengkapnya kayak familiar ya?

"Psst, nih anak adeknya si Zhou Jieqiong itu loh," makasih Lambe Turah Daehwi, gue inget sekarang. Namanya tadi gue lihat di salah satu daftar asisten praktikum di laboratorium ini.

Pas jam praktikum di mulai, kita disuruh keluarin kertas buat pre test. Gue gatau asisten praktikum kelompok ini siapa karena dari tadi kita gak ada disamperin padahal kelompok lain gue lihat disamperin walau sebentar.

Jangankan itu, dari hari pertama dikasih tugas pendahuluan disuruh nulis tangan aja gue gatau wujud asprak--asisten praktikum--yang megang kelompok gue siapa. Malah yang megang cowok slengekan namanya Junhoe sama ceweknya, Rose. Katanya yang asli masih sibuk KP yang keawalan.

"Anaknya kelewatan rajin sih dek. Jadi ntar sabar aja ya lo semua pas dikasih tugas, deadline gak manusiawi," Junhoe udah ngasih peringatan dan gue sama anak-anak lainnya dari jurusan perminyakan, geologi dan industri mengiyakan aja.

"Haa ... haduh. Maaf ya dek saya...," ucapan cewek yang tadi nabrak gue berhenti saat tatapan kami bertemu. "Loh bapak, ngapain di sini? Ini bukan ruangan akademik."

Gue cuma bisa tersenyum getir, sementara Daehwi gak bisa menahan tawa jadi dia ngakak nyaring banget padahal harusnya lab itu gak boleh ribut. Heeseok sama si Cina Minghao aja menahan tawa tapi gak masuk tahap lebay kayak Daehwi.

"Soo," Taeyong yang kebetulan megang kelompok di sebelah Jisoo hanya menghela napas. "Itu namanya Jaehwan dan dia adek tingkat lo, bukan bapak lo."

Satu laboratorium pada ketawain cewek itu sementara yang punya diri langsung merosot ke lantai dan nutupin mukanya karena malu.

Gue perlu operasi muka ya biar gak dianggap bapak-bapak?

Serius, jangan pancing aku dengan komentar "next" atau "next author" dengan berbagai bahasa atau nasib work ini sama nasibnya kayak Bijou, aku unpublish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serius, jangan pancing aku dengan komentar "next" atau "next author" dengan berbagai bahasa atau nasib work ini sama nasibnya kayak Bijou, aku unpublish.

Tolong tahu diri sedikit, aku gak pernah minta vomen, aku gak pernah marah sama sider, aku kalau ada waktu bisa update 2 atau 3 kali sehari work yang aku sukai dan susah ya cuma nurutin 1 hal sederhana itu? Jadi sider aja daripada kamu nulis "next", serius aku lebih menghargai sider yang bahkan gak vote ceritaku daripada dikasih komentar bangsat itu.

Untuk Bijou, padahal kalau gak ada 1 yang komentar "next", hari ini mau aku up 3 chapter. Tapi udah di unpublish bisa apa? Kalian pikir aku hanya omong kosong saat nulis warning di foreword?

Bossa Nova | Jaehwan ✖ Jisoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang