Gue cuma menghela napas saat Hyunbin ada ke rumah. Curcol karena galau ceweknya ngambek sama dia dan gak mau dimaafin.
"Yaelah, minta maafnya gampang. Kasih kartu kredit lo buat sampai over limit."
"Ya masalahnya ketemu gue aja gamau Bapak!"
"Aelah lo, nanganin cewek aja gak becus. Bang Jonghyun bisa geplak lo pake kaktus kalo tahu lo begini."
"Weh, itu bang Minhyun yang demen kaktus!"
Jelaslah gue bingung ini topiknya sebenernya apaan?
Gak mungkin juga temen gue usir dari rumah, tapi giliran mau gue teleponin ceweknya malah dikata gak usah. Terus maunya apaan sih?
"Iya kak lucu banget kan itu. Terus...," suara Yeonjung berhenti karena lihat Hyunbin dan mukanya langsung berubah gak enak banget.
"Eh ada Bean," sapa Jisoo yang membuat gue melirik Hyunbin yang tersenyum kikuk.
"Kak, gue balik duluan ya. Keingetan ada tugas belum gue koreksi," Yeonjung ngomong begitu dan langsung mau kabur, tapi dipegang sama Jisoo.
"Katanya mau masak bareng?"
"Aduh kak, deadline tugasnya baru keingetan jam 12 malam ini."
Sementara dua orang itu masih berdebat, gue nyikut Hyunbin. "Sana lo urusin cewek lo."
"Bapak, ntar gue...."
Gue langsung nyahut cepet, "salah lo nikung punya orang gak dicek dulu gimana kelakukannya. Sana tanggung jawab."
Gue sekak emang nih anak dan mau gak mau akhirnya ngejar Yeonjung juga. Kaga, gue gak sakit hati ditikung. Malah gue kasihan sama Hyunbin, kan ini anak suka saling sendiri sama cewek malah dapat yang galak.
Bang Jonghyun, anak buah lo emang harus ditatar lagi deh buat ngendaliin ceweknya pas lagi ngambek. Ini orang kan di kantor jadi gurunya anak-anak kalo nanganin perempuan.
Konsul aja sama dia, dijamin yang katanya selama hidupnya jomblo abadi bakalan bisa punya pacar. Memang dahsyat ilmunya bang Jonghyun.
"Mereka kenapa sih tengkar mulu?" Jisoo duduk di samping gue dan gue cuma mengendikkan bahu.
"Katanya Bean lupa jemput Yeonjung pas di kampus."
"Lah kan biasanya Yeonjung bawa mobil sendiri."
"Dilarang Hyunbin," gue menghela napas ingat beberapa kali gue dibabuin sama Yeonjung buat antar jemput dia.
Gue udah jadi bos di kantor malah berakhir dibabuin mantan tunangan. Istri gue aja gak pernah babuin gue selama 6 bulan nikah.
Untung kemarin gue berkeras gak mau lanjut sama Yeonjung dan ditikung Hyunbin.
"Lagian kenapa dilarang? Takut dia punya alasan lama-lama sama Sewoon?"
Iya, Sewoon itu jadi dosen selain kerja di perusahaan Ayahnya Chaeyeon. Cuma dasar ini anak sukanya naik motor kemana-mana--tapi apa daya kunci motornya disita sama Chaeyeon karena katanya gamau suaminya dekil kena debu jalanan--akhirnya ke kampus sukanya naik gojek. Pulangnya malah sering dianterin Yeonjung yang emang mahasiswa di kelasnya.
Gausah bayangin kayak apa ributnya Sewoon sama istrinya. Gue ngeri bayanginnya, soalnya pas gue ada datang ke kantornya Sewoon mau meeting, muka gue hampir kena lemparan vas bunga. Pas di belakang gue ada Daehwi yang datang bawa kabar baik.
Pulangnya, gue sujud di kakinya Jisoo karena gue bahagia gak punya istri segalak istrinya Sewoon. Grup kelompok 18 langsung ribut bahas Sewoon dan kalau kak Feli gak nyeletuk, "Sewoon, saya gatau kamu sepolos itu atau goblok sampai gak nyadar kalau istrimu cemburu?"
Swag emang balasannya kak Feli. Emang kayaknya efek bang Dongho jadi suaminya makanya pedes ngomongnya.
"Tumben," gue melirik Jisoo yang nyenderan di bahu gue. "Kecapekan atau gimana?"
"Capeeek."
"Makanya udah aku bilang gak usah ditemenin Yeonjung kalo lagi begitu. Gak percayaan sih."
Jisoo gak nyahut, tapi kepalanya malah gerak sana-sini dan rambutnya mengenai leherku. Ini nguji gue apa gimana ya?
Meski udah sah sih kalo mau ngapa-ngapain juga.
"Jisoo," panggil gue dan melirik dia yang natap gue bingung. "Ke kamar yuk."
Dan gue tetap akan berakhir ketawa kalo lihat mukanya Jisoo langsung merah padam serta bahu gue berakhir ditabok manja. Tapi ujungnya ya ke kamar juga sih.
Hello, 2017. Break me as much as you want, but I can't hate you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bossa Nova | Jaehwan ✖ Jisoo ✔
FanficShe doesn't like younger boy. He likes older girl. [Bossa Nova © 01 Juli 2017]