➖ JISOO

2.2K 569 111
                                    

Aku capek dengerin Bobby yang marah-marah begini. Selama ini aku diem aja karena aku pikir aku yang salah. Tapi sekarang, saat dia jelas-jelas kena SP 1 dan diskors oleh rektor Seokjin selama 1 bulan malah marahnya ke aku.

"Lo itu ya, sibuk aja sama urusan lo sendiri. Emangnya lo tahu gue begini karena apa?"

Aku diam, padahal aku tahu. Aku bahkan lihat dia yang sampai diseret pak Jungkook yang anak-anak FTTM pada manggil rektor sparta Kook. Cuma pas anak-anak maba seperti Daehwi kesebut, aku mulai kesal. Apalagi saat nama Jaehwan yang dibawa-bawa.

"Diam!" dia tampak kaget aku bisa membentaknya. "Kamu itu tahu apa tentang mereka sampai bisa ngomong begitu? Mereka praktikanku, tentu saja mereka baik sama aku!"

"Lo kenapa belain dia bukan gue yang pacar lo?!"

Karena aku capek. Aku pacaran sama dia gunanya apaan? Dulu aku pikir sikapnya bakalan berubah, tapi nyatanya selama hampir setahunan ini bukannya berubah malah makin buruk.

Bahkan dia pernah beberapa kali mukul aku pas emosi.

"Bilang aja lo selingkuh sama si Jahe Jahe itu. Sama aja lo kayak cewek kebanyakan, cuma mandang orang karena hartanya."

Aku beneran mau nangis karena dikata-katain dan nyesal gak dengerin kata Rose, Jennie, Lisa dan bahkan si rangsek Junhoe. Sebrengsek-brengseknya Junhoe main mata sama cewek, dia gak pernah ngomong kasar sama Rose. Junhoe kalau salah ngaku dan gak segan minta maaf meski seringnya cara minta maafnya alay.

Gak kayak....

"Bang, kalau ada masalah sama saya kenapa tidak mendatangi saya?" suara itu buat aku noleh dan Jaehwan datang dengan tas selempang. Terus natap aku dan nundukin kepalanya sesaat, "maaf mbak tadi keputus gitu aja, HP kelelep di kolam lele."

Bobby yang aku lihat kesal karena sikap Jaehwan, malah mengang kerah cowok itu yang bikin aku panik. "Ngapain lo mandangin cewek gue? Ngajak tengkar lo!"

"Bobby! Lepasin Jaehwan!"

"Kalau abang merasa mbak Jisoo ceweknya, terus kenapa dibentak-bentak?" aku udah gak ngerti lagi kenapa anak ini kalem banget di situasi seperti ini padahal harusnya dia panik sekarang atau minimal melawan.

Bobby udah mau nonjok Jaehwan, tapi kepalan tangannya ditangkap Minghao dan Heeseok megang pergelangan tangan Bobby. Sementara Daehwi ngelepasin cengkraman tangan Bobby dari kerah bajunya Jaehwan.

"Maju ngadepin kita dulu bang," Heeseok ngomongnya lempeng, tapi cengramannya aku lihat menguat.

"Gua gak yakin pulang dalam keadaan ganteng kalau begini," sampah sekali komentar Minghao. "Mbak Jisoo, jamin namamu ya kalau gua kena omel sama Cece Jieqiong."

Bobby jelas kalah jumlah di sini dan menepis tangan Heeseok dan Minghao, lalu pergi sambil maki-maki karena berani main keroyokan. Kakiku lemas banget dan terjatuh, langsung paniklah Daehwi dan Jaehwan. Pada bantuin aku berdiri tapi aku beneran gak punya tenaga mau jalan.

"Hwi, bawain tas gue dong," Jaehwan melepas tali tasnya dari badannya dan ngasih Daehwi. "Mbak, bisa jalan gak?"

Aku gak nyahut dan rasanya mau nangis aja. Terus selanjutnya aku mau teriak kaget karena digendong sama Jaehwan. Dia nanya di mana tempat tadi ngumpulnya dan beneran bawa aku naik satu lantai tanpa protes.

"Mbak, please deh cowok kasar gitu dibuang aja. Masa seenaknya gitu banting HP mbak?!" Daehwi malah mencak-mencak pas aku udah didudukin ke kursi sama Jaehwa dan dia ambil tempat di samping Daehwi. Terus cowok itu malah natap Jaehwan galak. "Lo juga, ditonjok coba pas tadi lo mau dipukul itu."

"Emangnya lo bisa mukul orang Hwi?" Jaehwan malah balik nanya dan aku menahan tawa, soalnya muka Daehwi langsung galak.

"Begini-begini gue sering gelut sama orang pas SMA," Daehwi nepuk dadanya terus nunjuk Heeseok. "Itu dulu aja pernah gue ajak gelut pas SMA."

"Iya gelut sama gue, tapi yang nyelesain gado-gado," sahut Heeseok malas dan lanjut makan rujak lagi sama Minghao karena laporan mereka udah selesai aku periksa.

Meski masih sedikit terguncang dengan apa yang terjadi, tapi karena Jaehwan yang bilang sibuk aja sampe bisa ada di sini ya aku harus melaksanakan tugasku. Meriksain laporannya dan nunjuk bagian mana-mana aja yang perlu dibenerin dan dia nyatat.

Cuma aku gak paham saat Jaehwan nyodorin sekotak HP ke aku saat yang lainnya sudah pulang dan belum juga ngomong, "buat mbak aja deh. Saya juga gatau tadi kesambet apa beli HP dua."

"Gak usah. Itu kan kamu beli buat diri sendiri," tolakku cepat-cepat.

"Terus kasihan dong mbak HP-nya ntar gak dipake terus rusak," Jaehwan maksa aku megang kotak HP itu dan baru mau aku balikin, dia udah ngomong. "HP mbak rusak juga, HP saya juga. Udah kita sama-sama apes hari ini."

"Tapi kan kamu...."

"Oh punya saya ini mbak," Jaehwan malah ngeluarin HP dari kantongnya. "Mbak dijemput atau mau saya anterin pulang? Tapi kalau ikut saya kayaknya mbak harus sabar rada lelet karena saya pasti mampir ke mesjid lagi."

Ini anak kenapa sih bakat buat baper aku?

Tapi pas Jaehwan mau masuk ke mobil, kepalanya dipukul oleh kayu dan aku teriak kaget karena lihat dia ambruk berdarah-darah. Kaget sama pelakunya dan Daehwi yang ternyata belum pulang langsung nabrak pelakunya pake motor gedenya.

Daripada aku shock Daehwi bisa bawa motor gede padahal anaknya rada melambai, aku langsung ngehampirin Jaehwan. Tahu teriak-teriak gak bakalan menghasilkan apa-apa, tapi namanya orang kalut, mau bagaimana?

 Tahu teriak-teriak gak bakalan menghasilkan apa-apa, tapi namanya orang kalut, mau bagaimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahu gak pas ngetik ini malah kepikiran apa? Jaehwan punya ABS tidak sih? #salahpokus

Bossa Nova | Jaehwan ✖ Jisoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang