KRIIIING!!
Suara bel istirahat telah berkumandang. Tidak perlu waktu lama untuk menunggu murid-murid menghambur ke luar ruang kelas. Tak terkecuali cowok berkalung separuh sayap yang duduk di depan Gladys, ia baru saja bangkit dari kursinya.
Dika menoleh ke arah belakang, "Enggak ke kantin?"
Gladys yang belum selesai menulis di buku catatan hanya menggelengkan kepalanya sambil terus menulis.
Dika mendekat ke arah Gladys lalu menatapnya jeli, "Rajin bener."
Gladys mendongak menatap Dika, ia mengulas senyumnya kemudian kembali menulis.
"Makanya kalau nulis itu disingkat aja biar cepet, kalo gitu kan lama," ujar Dika.
"Lah, Gladys kan emang rajin. Gak kayak elo Dik, tulisannya kebanyakan disingkat sampe enggak bisa dimengerti." Leslie bangkit dari bangkunya hendak menuju meja piket untuk memberikan laporan siapa saja yang absen hari ini.
"Enggak bisa dimengerti, sama kayak perasaan cewek," kekeh Dika.
"Terutama Leslie!!" teriak Axel--yang tidak sengaja mendengar perkataan Dika--dari ambang pintu.
"Bener Xel! Bener!" Dika terbahak bersama dengan beberapa anak cowok di kelas ini.
"GAK LUCU!" teriak Leslie yang sedari tadi sudah terganggu oleh kedatangan Dika.
"Dih, dasar Mak Lampir. Pantes aja, para single man di kelas ini pada takut sama lo, ngomongnya aja ngagetin gitu," decih Dika.
Leslie menepuk jidatnya, "Ya Tuhan, udah cukup Axel bikin gue stres. Sekarang ketambahan lo."
"Apaan bawa-bawa gue?" tanya Axel yang tiba-tiba menghampiri mereka bertiga, lalu duduk di meja yang berada di belakang Leslie.
"Ini nih, Leslie suka sama lo," kata Dika sekenanya.
"WAAHH!" ucap Leslie dan Axel bersamaan.
Leslie menggeleng-gelengkan kepalanya, "Si Dika kalo ngomong..."
"Suka bener," lanjut Axel.
Leslie bergidik geli, "Iiiii never."
"Never say no to Axel?" goda Dika, sambil mengedipkan sebelah matanya.
Leslie diam-diam melepas sepatunya, sekarang ia melempar sepatu kirinya ke arah Dika. Tepat mendarat di bahunya.
Dika mengaduh, ia berlari menghindar dari timpukkan kedua Leslie. Tiba-tiba ide cemerlang hinggap di otaknya. Ia mengambil sepatu Leslie lalu berlari keluar kelas sambil membawa sepatu tersebut.
"DIKAA!!" teriak Leslie dengan sedikit rengekan pada suaranya. Ia segera mengejar Dika yang sekarang entah sudah sampai mana.
Gladys yang telah selesai menulis langsung meletakkan pulpen di dalam kotak pensilnya lalu memasukkan bukunya ke dalam tas. Gladys bangkit dari bangkunya.
"Mau ke mana?" tanya Axel.
"Nyusul Leslie," jawab yang ditanya.
"Lo mau datang ke pestanya Leslie, kan?" Axel mendudukkan dirinya di atas bangku Leslie.
"Jelas." Gladys mengangguk.
"Mau datang sama siapa?" tanya Axel.
Gladys menatap Axel intens, ia mengerti maksud cowok di hadapannya ini.
"Lo?" Gladys balik bertanya.
Axel memberanikan diri lalu menjawab, "Yaa... Gue sih pengennya datang sama lo."
![](https://img.wattpad.com/cover/104003290-288-k981687.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Change
Подростковая литератураBanyak orang yang berasumsi bahwa harta kekayaan berbanding lurus dengan kebahagiaan. Tapi tidak menurut Regitta Gladys. Gadis yang jelas-jelas berasal dari keluarga kaya, namun kekurangan bumbu kebahagiaan dalam hidupnya. Sifat pemurung yang memben...