'Kepada Boy Danuarta, Rafael Septian, M. Rizal atau Ical, Arga Nugraha, Feri Ardiansyah, dan Beno Ramadhan segera ke ruang BK.'
Gladys tersenyum lega. Ia baru saja melaporkan Boy and the geng ke guru BK lengkap dengan bukti rekaman video ponselnya. Walaupun mereka tidak akan dikeluarkan—karena Boy cucu dari pemilik yayasan dan Beno hanya menderita sedikit luka memar—setidaknya mereka akan mendapat surat peringatan dan orang tuanya akan dipanggil ke sekolah karena kelakuan anaknya.
Gladys mempercepat langkahnya menuju ruang kelas. Ia melihat beberapa gadis di dekat tempat duduk di depan Lab. IPA. Ya, itu adalah geng kedua Freya. Freya memiliki dua geng, pertama geng Snow, yang semua anggotanya kelas XI IPS-2—kelas Gladys—dan diketuai oleh Freya. Dan satu lagi geng Grizzly, yang anggotanya terdiri dari kelas X, XI, dan XII, diketuai oleh Bianca Jean Brenner, cewek blasteran dari kelas XII yang tak lain adalah kekasih Boy Danuarta.
Glek!
Gladys menelan air liurnya, mau tidak mau ia harus melewati mereka untuk sampai ke kelas.
"Habis gini gimana?" tanya Cindy, sembari memperagakan salah satu gerakan dance.
Bianca bangkit dari tempat duduk, ia kemudian meliuk-liukkan tubuhnya meperagakan gerakan dance, "Gini."
Freya memperhatikan gerakan Bianca secara seksama lalu berdiri, sementara yang lain sudah mulai mengikuti gerakan tersebut. Mereka sedang berlatih modern dance untuk acara pentas seni yang diadakan di luar sekolah.
Gladys menundukkan kepala dengan harapan wajahnya tidak tersorot oleh mereka.
Brukk!
Gladys tersandung oleh kaki Freya. Meski kelihatannya Freya tidak sengaja menyandung kaki Gladys karena sedang mengikuti gerakan dance, tapi Gladys yakin 100% bahwa itu disengaja oleh Freya.
"Ups sorry." Freya terkekeh lalu melanjutkan latihan.
Anna memperhatikan kaki Gladys lalu menepuk-nepuk pundak Freya, "Eh eh liatin deh, kalung anjingnya udah enggak dia pake di kaki."
Mengingat gelang kakinya yang pergi begitu saja, Gladys mendengus kesal, "Itu gelang kaki tau! Bukan kalung anjing."
Beberapa gadis centil itu tertawa melihat Gladys bersungut-sungut.
"Gelang kaki kayak gitu? Siapa yang beliin? Pacar lo?" tanya Cindy, atau lebih tepatnya adalah meledek.
Sebenarnya, karena mereka sering menjadikan Gladys sebagai bahan ejekan, mereka jadi tanpa sengaja memperhatikan Gladys secara detail.
"Kok sekarang enggak ada gelang kakinya?" tanya Anna usil mengandung penekanan pada kata 'gelang kaki'."Palingan dia putus sama pacarnya, terus gelang kakinya diminta lagi sama si cowok," celetuk Cindy.
Gladys berdiri lalu membersihkan bagian belakang roknya yang kotor, "Sok tau."
"Dia kan belum pernah pacaran, tanggal sembilan belas Agustus aja baru puber. Gue baca kok buku hariannya," ujar Freya membuat semuanya tergelak.
Gladys mengembuskan napas kasar, ia berbalik membelakangi mereka, hendak melanjutkan jalan menuju kelas.
"Heh! Nama lo siapa tadi?" tanya salah seorang gadis membuat Gladys berhenti melangkah.
Gladys menoleh, gadis yang bertanya padanya adalah Bianca.
"Gladys namanya," jawab Anna.
Bianca manggut-manggut, ia melipat kedua tangannya di depan dada, matanya menatap Gladys intens sehingga muncul kerutan di dahinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Change
Teen FictionBanyak orang yang berasumsi bahwa harta kekayaan berbanding lurus dengan kebahagiaan. Tapi tidak menurut Regitta Gladys. Gadis yang jelas-jelas berasal dari keluarga kaya, namun kekurangan bumbu kebahagiaan dalam hidupnya. Sifat pemurung yang memben...