Tania, Angel, dan Alexi baru saja sampai di Indonesia. Mereka langsung memesan tiket pesawat setelah pulang dari Cafe saat bertemu James kemarin.
Dalam hatinya, Angel terus berharap semoga dia bisa bertemu dengan Zidane dan bisa memperbaiki hubungan mereka.
Tapi tidak ada yang tau, kalau ada seorang gadis yang juga datang ke Indonesia bersamaan dengan mereka. Tentu saja gadis itu adalah suruhan James.
Karena menurut James, gadis manapun tidak akan ada yang senang bila melihat pacarnya sedang bersama gadis lain, bukan?
Jadi inilah cara yang James pilih. Saat Angel menjauh dari Zidane, tentu saja ada celah di tengahnya untuk masuk ke hubungan mereka dan kembali merebut Angel.
Karena Angel tidak mau kembali dengannya meskipun sudah menggunakan cara baik-baik, cara licik pun bisa James lakukan.
Alexi dan Tania mengajak Angel untuk singgah ke restoran lebih dulu sebelum pergi ke rumah Zidane. Lebih baik berbicara tidak dalam keadaan lapar, bukan?
Angel menyetujuinya dan mengirimkan pesan singkat kepada mama Zidane.
Angel Charissa Alessandra
Tan, aku udah sampai nih di Jakarta. Tapi sekarang lagi makan. Mungkin nanti sore-an dikit baru bisa ke rumah tante, soalnya abis ini kami juga mau ke hotel dulu.Tak lama kemudian, mama Zidane membalas pesannya.
Tante Theresa
Oh, iya, Angel. Kenapa ga nginap di sini aja? Daripada repot-repot ke hotel?Angel Charissa Alessandra
Gapapa, Tan. Biar ga ngerepotin. Yaudah, Angel makan dulu, Tan.Tante Theresa
Oke, sayang.Angel menyimpan ponselnya kembali dan memesan makanan. Pelayanan di restoran ini cukup baik, memasaknya juga tidak membutuhkan waktu yang sangat lama.
Benar saja, tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Mereka makan dengan lahap.
Di lain tempat, Zidane dan mamanya sedang mengobrol bersama. Ada papa dan Caith juga menemani mereka.
"Zidane, mama penasaran, kenapa kamu balik ke Jakarta tanpa Angel?"
"Zidane ada masalah sama dia, Ma. Zidane kan udah kasitau kemarin."
"Iya, kamu bilangnya gitu. Tapi kamu ga cerita masalahnya apa. Coba kamu cerita, siapa tau papa dan mama bisa bantu kamu?"
Zidane menghela nafasnya, mengatakan, "Angel punya mantan yang namanya James. Dan akhir-akhir ini, James suka tiba-tiba muncul dan mengacaukan acara aku sama Angel. Intinya, James itu menyebalkan."
"Lalu masalahnya apa?" Zidane menceritakan semuanya kepada mama dan papanya. Tidak ada yang dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan. Semuanya diceritakan sesuai yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Mamanya mengangguk. "Kamu kenapa ga kasi Angel kesempatan buat ngomong? Siapa tau Angel mau jelasin sesuatu?"
"Buat apa Zidane dengerin dia ngomong atau ngejelasin sesuatu, kalau akhirnya hubungannya juga akan berakhir?"
"Tapi, Zidane, lari dari masalah itu ga baik. Seharusnya kamu dengerin semua penjelasan Angel, jangan egois. Bisa jadi kamu salah paham?"
"Zidane cuma ga siap terima kenyataan kalau misalnya Angel udah bahagia dengan yang lain."
"Zidane, ingat pesan mama ini. Laki-laki itu gaboleh lari dari masalah, laki-laki harus bertanggung jawab dengan perasaannya. Hanya karena apa yang kamu lihat dan kamu dengar, bukan berarti itu benar terjadi kan? Kalau kamu sayang sama dia, cinta sama dia, kamu bakal percaya sama dia, kamu bakal kasi kesempatan buat dia. Bukan malah pergi dan mengabaikan dia gitu aja."
"Iya, Ma, maaf. Makasi ya buat sarannya papa sama mama. Tapi sarannya pun percuma, Angel gaada di sini."
"Siapa bilang? Angel ada di sini kok. Dia mungkin sekarang lagi ada di hotel buat istirahat."
"Beneran, Ma? Hotel yang mana?" Theresa memberitau di mana tempat Angel dan yang lain menginap. Setelah tau, Angel pamit pergi untuk ke hotel itu.
"Cari Angel dan perbaiki hubungan kalian. Semangat, Zidane." Zidane mengangguk dan memberikan senyumnya.
"Pray for me, Caith." Zidane mengecup pipi Caithlin sebentar sebelum akhirnua pergi dengan mobilnya.
Saat di perjalanan, Zidane hampir saja menabrak seorang gadis jika tidak langsung mengeremnya. "What the hell is wrong with you? Udah salah, ga bantuin," protesnya.
Zidane berdecak kesal. Sudah jelas-jelas gadis itu yang salah. Siapa suruh masih berjalan saat lampu merah sudah mengganti warna.
Tapi, Zidane tetap turun, melihat kondisi gadis itu. "Lo gapapa kan?"
"Iya, gapapa sih."
"Oke, lain kali hati-hati." Begitu saja. Setelah itu, Zidane pergi. Baru saja Zidane mau masuk ke dalam mobil, tiba-tiba gadis itu berteriak.
Zidane kembali menghampir gadis tadi. "Sekarang apa?" tanya Zidane kesal.
"Kaki aku sakit. Kamu boleh bawa aku ke rumah sakit ga? Kayaknya keseleo."
"Hidup lo ribet amat."
"Bukan hidup aku yang ribet, tapi kamu yang ga hati-hati. Kalau kamu hati-hati kejadiannya ga kaya gini."
Zidane menghela nafasnya lelah. "Yaudah, masuk. Gue mau ketemu orang nih."
"Jangan dong, antarin aku dulu. Kamu harus tanggung jawab."
"Udah, diem aja. Setidaknya gue udah tanggung jawab kan walaupun sedikit tertunda?" sarkas Zidane.
Gadis itu mengikuti Zidane dari belakang masuk ke dalam mobilnya. Zidane membawa mobil dengan cepat, dan sampai di hotel yang mamanya beritau kepadanya.
"Kenapa ke hotel?" tanya gadis itu.
"Oke, kebetulan gue berhenti di sini. Lo udah dapet tumpangan gratis, silahkan turun."
"Kamu jadi cowok kok ga berperasaan banget? Kaki aku keseleo dan kamu suruh aku pergi dengan kondisi seperti ini?"
"Gue ga peduli, bukan urusan gue." Gadis itu tetap diam, tidak keluar dari mobil.
"Yaudah lo naik taksi aja kek, lagian rumah sakitnya deket ga jauh lagi dari sini. Jangan manja!" ujar Zidane.
"Kamu masuk aja, selesai-in urusan kamu. Aku tunggu di sini, sampai kamu kembali."
"Mau mati lo di mobil gue karena kekurangan udara?" sarkas Zidane.
Zidane lalu memanggil satpam yang ada di sana dan bertanya apakah ada perawat atau semacamnya yang bisa membantu gadis tadi karena dia tidak mau pergi ke rumah sakit. Satpam itu mengangguk. "Saya titip dia, Pak. Makasih." Zidane masuk dan meninggalkan gadis itu.
"James, kenapa ga bilang cowoknya sedingin ini?!" gumamnya kesal saat melihat Zidane masuk ke dalam.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/113835443-288-k337146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Boy #2 : Stay With Me
Teen Fiction"Gimana caranya gue bisa bahagia sedangkan lo ga sama gue? Padahal bahagianya gue itu ada sama lo." My Coldest Boy Series: Stay With Me ps. [c o m p l e t e d]