PART 24

3.1K 177 3
                                    

TING! Angel mengambil ponselnya saat ada nontifikasi. Angel membuka pesan Veena.

Veena Nathania
Angel, tadi aku bertemu Zidane. Dan sepertinya ingatannya mulai kembali. Mau tau apa yang dikatakannya?

Angel belum sempat menanyakan satu hal pun kepada Zidane dan apa katanya? Zidane mungkin sudah mengingat sesuatu tentang mereka.

Angel Charissa Alessandra
Apa katanya?

Veena Nathania send a video.

Angel membuka pesan Veena lagi. Angel menghela nafasnya dan membuka video itu. Tidak ada seseorang, hanya background berwarna hitam. Angel menekan tombol play.

"Kamu sudah mengingat semuanya, Zidane?"

"Ya, tentu saja."

"Berarti kamu sudah mengingat tentang kita di waktu dulu? Kita sering jalan bersama dan menghabiskan waktu bersama."

"Iya."

"Kamu masih mencintaiku seperti aku mencintaimu, Zidane?"

"Tentu saja. Sangat."

Cukup. Angel merasa tak sanggup untuk mendengar semuanya. Apakah ini saatnya untuk berpisah dengan Zidane, sekali lagi?

Angel melempar ponselnya asal. Dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan percaya dengan apapun yang di dengarnya tanpa pernyataan yang jelas dari Zidane.

Angel menunggu kepulangan Zidane. Apakah tadi sewaktu Zidane ingin pergi ke toko buku, Zidane sebenarnya mau bertemu dengan Veena? Zidane tidak mengatakan yang sebenarnya karena takut Angel marah.

Angel menggeleng cepat. Pasti bukan seperti itu. Selama ini, Zidane tidak pernah berbohong dan tentu tidak akan berbohong. Lagipula Zidane tak pernah melakukannya.

Jika ada Tania, dia pasti bisa menceritakan semua keluh kesahnya kepada Tania. Tapi, Tania baru saja meninggalkan rumah beberapa saat yang lalu dengan Alexi.

Angel menolak ikut karena dia pikir Zidane akan pulang sebentar lagi. Angel kasian jika harus membiarkan Zidane di rumah sendirian, ya walaupun Zidane bisa menyusul. Tapi, tetap saja, Angel tidak mau.

TING TONG! Bel rumah berbunyi. Angel segera melihat siapa yang datang, ternyata Zidane. "Angel, ada apa?" tanya Zidane karena melihat Angel sepertinya khawatir akan sesuatu.

"Zidane, semuanya sangat membingungkan."

"Apa yang membingungkan?" Alis Zidane bertaut. Sekarang Zidane kebingungan.

"Everything."

"Sini cerita sama gue, tapi kita duduk dulu." Zidane mengajak Angel duduk di sofa. Membiarkan Angel bersandar dibahunya.

"Nah sekarang cerita. Lo kenapa?" Baru saja Angel mau menceritakan semuanya, ponsel Zidane tiba-tiba berbunyi.

Angel bisa melihat dari tempat dia duduk bahwa yang menelepon Zidane adalah Veena. Kali ini apa lagi?

"Kenapa?"

"Kamu bisa datang untuk menjemputku?"

"Memangnya ada apa?"

"Aku ada di suatu tempat sekarang, tempat yang tidak aku tau."

"Lo di mana?"

"Aku gatau dan aku takut. Tolong, Zidane. Orang-orang menatapku dengan pandangan yang mengerikan."

Zidane berdecak. "Tunggu di sana. Jangan kemana-mana."

Zidane menyimpan kembali ponselnya di dalam saku celananya. Zidane memberikan Angel buku yang sudah dibelinya. Banyak sekali novel dengan berbagai genre yang Angel suka.

"Mau kemana?"

"Jemput Veena."

"Dia kenapa?"

"Gatau, tersesat kayaknya."

"Aku mau ikut. Boleh?" Zidane mengangguk. Lagipula untuk apa juga Zidane melarang Angel ikut. Tentu saja Zidane sangat senang, Angel bisa ikut.

Zidane membawa mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Zidane mendatangi tempat sesuai dengan apa yang Veena katakan tadi.

Zidane memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Zidane bisa melihat Veena duduk di depan sebuah toko kecil dan memang benar ada beberapa pria yang menatapnya.

Saat pria-pria itu mendekati Veena, Zidane langsung keluar dari mobilnya dan menghajar pria-pria itu. "Jangan pernah melecehkan perempuan, itu tindakan yang sangat merendahkan." Pria-pria itu mengangguk dan meninggalkan tempat itu.

Veena langsung memeluk Zidane erat. "Thankyou, Zidane."

Zidane merasa canggung saat Veena memeluknya. Zidane juga tidak mau ada kesalahpahaman karena Veena memeluknya. Tapi, saat Zidane mencoba melepas pelukannya, Veena seakan-akan tidak ingin melepasnya.

"Lepasin. Gue lagi ga sendiri," ujar Zidane.

"Untuk sebentar, Zidane. Karena hanya dipelukan kamu, aku bisa merasa aman dan nyaman."

"Tolong, Veena, mengertilah." Tapi Veena tentu saja mengabaikan permintaan Zidane dan tidak melepas pelukan mereka.

Di dalam mobil, Angel bisa melihat semua kejadian dengan mata kepalanya sendiri. Dimulai dari Zidane yang langsung pergi saat Veena menghubunginya, lalu Zidane membela Veena, dan bahkan mengijinkan Veena memeluknya. Sekarang semua sudah jelas. Sepertinya tidak ada yang perlu dipertanyakan atau diberitau kepada Zidane.

Semuanya selesai. Cukup sampai di sini saja. Dia tidak sebaiknya mengganggu hubungan Zidane dan Veena. Keduanya kelihatan bahagia, buat apa dia terus berdiri di antara mereka? Lebih baik pergi.

Saat Zidane dan Veena kembali ke mobil, Angel dengan cepat menghapus air matanya. Dan bersikap seakan-akan tidak ada yang terjadi sebelumnya. Cinta itu harus selalu berusaha tegar walau sebenarnya cinta itu menjadikan kita sangat rapuh, bukan?

***

My Coldest Boy #2 : Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang