PART 12 (C)

3.5K 197 2
                                    

Sesampainya di rumah, Angel, Tania, dan Alexi disambut dengan hangat. Theresa bahkan terlihat senang saat melihat Angel. Theresa langsung memeluk Angel.

Theresa melihat gadis yang tidak pernah ditemuinya sebelumnya dengan tatapan kebingungan. Lalu bertanya kepada Zidane, "Dia siapa?"

Karena Zidane terlihat malas untuk menceritakan kejadiannya, jadi Angel-lah yang menceritakannya. Theresa sedikit terkejut saat mendengarnya. Karena setau Theresa, Zidane adalah orang yang sangat berhati-hati.

"Zidane, lain kali hati-hati. Jangan ngebut-ngebutan. Untung cuma keseleo." Theresa membantu gadis itu berjalan masuk ke dalam.

"Tapi bukan Zidane yang salah, Ma. Dia yang salah tiba-tiba jalan, padahal lampu merah udah berubah warna." Zidane berusaha membela dirinya.

"Kamu yang salah dan kamu malah nyalahin aku?" tanyanya.

Zidane menatapnya sinis sembari mengatakan, "Bukannya gue yang harus bilang gitu?" sarkasnya.

"Udah, udah. Dianya lagi sakit, pada debat mulu." Theresa kembali membantu dia duduk di sofa.

"Maafin Zidane kalau dia kurang berhati-hati di jalan tadi-"

"Tapi, Ma.."

"Ga sopan potong pembicaraan orang, Zidane," tegur Andrew yang tiba-tiba saja datang entah darimana.

"Iya, gapapa, Tante. Ini dijadiin pelajaran aja buat Zidane supaya lain kali bisa hati-hati. Lagian Veena gapapa kok."

"Nama kamu Veena?" Gadis itu mengangguk.

"Yaudah, kamu tunggu dulu di sini ya. Tante mau telfonin tukang pijit buat kamu, supaya kaki kamu cepet sembuh."

Zidane menyela-nya dengan mengatakan, "Ga perlu, Ma, Zidane yang jemput aja. Zidane soalnya mau TANGGUNG JAWAB," ujarnya sambil menekankan dua kata terakhir.

"Zidane, gue ikut ya?" Zidane menggeleng cepat.

"Lo istirahat aja, Angel. Lagian deket kok, ga jauh. Palingan bentar aja sampai."

"Yaudah, hati-hati, Zidane." Angel menemani Zidane sampai di depan pagarnya. Tak lama kemudian, Zidane hilang dari pandangannya.

Zidane membawa motornya lebih cepat, karena dia pikir semakin cepat lebih baik. Jika tukang pijit itu sudah melakukan tugasnya, sudah pasti gadis menyusahkan itu bisa pergi dari rumahnya dan tidak mengganggunya.

Zidane masuk ke sebuah gang kecil, melewati beberapa deretan rumah, lalu berhenti. Zidane mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Akhirnya pintu dibuka.

"Zidane? Kapan balik kesini?"

"Kemarin, Bi. Oh iya, Bibi ke rumah bisa? Ada yang mau dipijit soalnya."

"Siapa? Kamu?"

Zidane menggeleng. "Bukan, Bi, orang yang ga Zidane kenal sih. Dia keseleo gitu," jelas Zidane.

"Waduh. Kenapa bisa keseleo?" tanya-nya sambil mengunci pintu rumahnya.

Zidane memberikan helm kepada Bi Ani, dan memakai helm untuk dirinya sendiri. Dalam perjalanan menuju rumahnya, Zidane bercerita tentang betapa menyebalkannya gadis itu karena sudah menuduhnya.

"Mungkin dia cari perhatian kamu. Kamu kan ganteng." Zidane tertawa mendengarnya.

Begitu mereka sampai, Zidane mengajak Bi Ani masuk ke dalam dan memintanya untuk memijitkan kaki Veena yang katanya keseleo.

Veena tak perlu lagi berpura-pura kesakitan, karena memang pijitannya terlalu kuat membuatnya menjerit. Bahkan dia sampai menarik baju Zidane. "Aduh, jangan tarik-tarik gitu juga kali," protes Zidane.

"Bi, tolong lebih pelan, dianya kesakitan, sayanya juga bisa ikutan sakit kalau gini." Bi Ani akhirnya memelankan pijitannya membuat Veena tidak menjerit seperti tadi.

"Gimana kakinya? Udah baikan?" tanya Theresa setelah Veena selesai dipijit.

"Lumayan, Tan."

"Yaudah kalau gitu kamu istirahat aja dulu di kamar kosong. Zidane, kamu tolong bantuin Veena."

Zidane mengangguk malas tapi tetap membantu Veena. Karena Veena masih kesulitan berjalan, Zidane langsung menggendongnya.

"Berat banget sih lo? Keliatannya aja mungil," protes Zidane.

"Kamu yang gendong kamu juga yang ngomel," ujar Veena tidak terima sambil menjewer Zidane.

"Aduh, sakit. Gue lepasin nih."

"Jangan dong!"

Zidane dan Veena terus berdebat di sepanjang jalan menuju ke kamar. Angel menatap kepergian keduanya dengan kesal. Bagaimana bisa Zidane begitu dekat dengan orang yang baru dikenalnya? Menyebalkan!

***

My Coldest Boy #2 : Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang