PART 22

3K 175 0
                                    

Veena berusaha menghubungi Angel. Ini sudah kedua kalinya, tapi belum ada jawaban. Akhirnya panggilannya tersambung.

"Veena? Sorry tadi hp gue lagi di kamar, jadi gue gatau ada yang telfon."

"Oh, iya, gapapa. Aku mau ajak kamu ke Cafe. Bisa?"

"Bisa. Kapan?"

"Hari ini bisa ga? Kalau kamu gabisa hari ini, kita bisa pergi besok."

"Hari ini bisa kok. Lo kasitau aja waktu sama tempatnya. Kirim pesan aja ya?"

Terdengar teriakan dari Zidane yang memanggilnya untuk bergabung dengan mereka. "Kamu lagi sama Zidane ya?"

"Iya nih. Udah dulu ya? Gue mau gabung sama mereka."

Tut.. Tut.. Panggilan mereka terputus begitu saja. Veena menghela nafasnya, "Bagaimana jika semuanya tidak berjalan dengan lancar?"

Veena mengirim pesan kepada Angel, memberitaunya di mana tempat mereka bertemu serta waktunya.

Di lain tempat, Angel baru saja bergabung dengan yang lain. "Lo kenapa lama banget?"

"Tadi gue ambil makanan buat dibakar, terus ada panggilan masuk. Jadi gue angkat dulu baru ke sini," jelas Angel.

"Siapa yang telfon? James?" tanya Zidane. Angel menggeleng.

"Veena yang telfon. James untungnya udah gapernah telfon atau ngechat gue sih."

"Oh, baguslah." Zidane menyimpan ayam yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian di atas pemanggangan.

Mereka sedang ada di halaman belakang rumah Zidane yang luas. Selain ada tempat memanggang, ada juga kolam berenang, dan taman dengan berbagai jenis bunga.

"Kok gue baru sadar ya halaman belakang Zidane seluas ini?" tanya Tania.

"Iyalah, kita kan ga pernah kesini. Paling jauh itu, kita cuma pernah ke dapur." Tania tertawa.

"Perut kalian masih bisa nerima makanan kan?"

"Bisa lah, tenang aja. Lo buruan aja ngelanjutin tugas lo tuh."

"Lo kira gue juru memasaknya kalian? Seenaknya nyuruh gue," protes Zidane.

"Anggap aja gitu. Selama ini hidup lo kan penuh kejahatan, jadi lebih baik kalau lo dering melakukan kebaikan setiap hari. Misalnya kayak sekarang nih."

"Iyain. Lo ngomong sekali lagi ga gue kasih nih," ancam Zidane.

"Angel liat tuh! Pacar lo!" adu Tania.

"Gue netral deh hari ini ga memihak siapapun. Jadi kalian urus sendiri aja ya?"

"Gue juga ga ikutan," kata Alexi cepat saat Tania menatapnya.

"Ah! Kalian semua jahat!"

Acara mereka terus berlanjut meski dipenuhi omelan Tania yang mengatakan bahwa hidupnya sungguh tidak adil. Juga ditambah dengan debatan tambahan dari Zidane.

"Udah yuk? Masuk?" ajak Angel. Yang lain mengangguk setuju dan membantu mencuci, menyimpan, membuang, dan lain-lain.

Angel mengambil ponselnya yang ada di kamar. Dan melihat beberapa pesan yang masuk.

Veena Nathania
Angel, kita jadi pergi ga?

Veena Nathania
Angel, kita ganti besok pagi aja ya? Aku tiba-tiba diajak ketemu sama orang tua-ku.

Angel Charissa Alessandra
Veena, sorry gue baru bales. Jadi besok pagi, masih di tempat yang sama kan?

Veena Nathania
Iya. See you tomorrow!

Angel menyimpan kembali ponselnya di atas tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Al, ini cuma gue yang ngerasa atau datangnya Veena itu bakal ngejauhin Angel sama Zidane kayak yang James lakuin?"

"Kadang gue juga ngerasa gitu sih. Tapi gaboleh nuduh orang juga, Tan."

"Tapi gue gamau Angel sedih lagi. Gimana kalau sebenarnya Veena itu disuruh sama James?"

"Udah, lo tidur aja. Ngantuk kali lo makanya ngomongnya ngawur, ga jelas."

"Kalau sampai omongan gue benar, lo bakal kasi gue apa?"

"Gue bakal kasi apa aja yang lo mau. Bahkan dunia ini pun bisa gue kasi ke lo. Tapi tidur sana."

"Bener ya? Awas kalau lo ingkar janji."

"Gue kan gaada janji tadi."

"Tukang PHP."

"Kalau gue PHP, kita ga bakal jadian loh. Hati-hati sama omongan lo." Tania terdiam dibuatnya. Melihat Tania terdiam, Alexi tertawa dan mendorongnya masuk ke kamar.

"Good night, Tania." Alexi mematikan lampu kamarnya dan menutup pintu kamar Tania pelan.

"Zidane balik ga? Udah malam nih."

"Iya, ayo." Zidane tak jadi pamit kepada Angel, karena Zidane pikir Angel sedang mandi. Jadi, Zidane segera menyusul Alexi yang sudah pergi lebih dulu.

***

My Coldest Boy #2 : Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang