PART 28

4.1K 215 0
                                    

Menemui Angel hal tersulit bagi Zidane. Angel sepertinya punya bakat hebat dalam menyembunyikan diri.

"Lo bilang Angel ada di Indonesia? Sekarang kenapa gaada?"

Tania menghela nafasnya. "Kita baru aja sampai, Zidane. Gimana kalau kita istirahat dulu, besok baru kita temuin lagi Angelnya, dia lagi ngadain fanmeet kayaknya."

Zidane menghela nafasnya, memilih untuk mengalah. Dia yakin semuanya pasti sedsng kelelahan. Zidane menyuruh supir taxi mengantarnya ke rumahnya.

Saat mereka sampai, Zidane disambut dengan hangat oleh orang tuanya seperti biasanya. Caithlyn sudah bertambah umurnya dan dia masih sangat menggemaskan seperti biasa.

Saat melihat Kezia yang ada di gendongan Zidane, mamanya menatapnya penuh harap. Tapi Zidane langsung menggeleng. "Bukan, Ma, bukan anak Zidane. Anak Tania."

"Yah kirain mama udah punya cucu."

"Sabar ya, Ma. Ditunggu. Zidane sedang berusaha memperbaiki semuanya."

"Memperbaiki apa, Zidane?" tanya papanya bingung. Zidane memilih untuk mengajar mereka semua masuk ke dalam terlebih dahulu.

Zidane bahkan mempersilahkan Alexi, Tania, dan Kezia masuk ke kamar lebih dulu untuk beristirahat. Setelah itu, Zidane bergabung dengan kedua orang tuanya di ruang tamu.

Zidane menceritakan semua permasalahannya dari awal. Karena memang kedua orang tuanya tidak tau apa-apa tentang masalah ini, Zidane tidak pernah memberitau mereka sebelumnya.

"Oh gitu? Pantesan kemarin mama ketemu Angel, tapi gaada kamunya."

"Mama ketemu Angel?" Theresa mengangguk.

"Mama kamu bahkan nanya kamunya di mana? Kok ga ke rumah?"

"Terus dia jawab apa?" tanya Zidane penasaran.

"Dia cuma bilang kamu ga ikut. Terus dia pamit pergi duluan. Padahal mama masih mau ngobrol sama dia," jawab Theresa.

"Jadi tadi udah ketemu sama Angel?" tanya ayahnya. Zidane menggeleng.

"Angel gaada di rumah tadi. Mungkin besok, Zidane datangin."

"Lebih baik kamu kasitau kalau mau ketemu. Daripada kamu datang, tapi dia gaada di rumah?"

"Takutnya Angel bakalan nolak."

"Kali ini mama yang bantu kamu." Zidane hanya bisa mengangguk, mengiyakan perkataan mamanya.

"Yaudah, Zidane, lebih baik kamu istirahat sekarang ya?" Zidane kembali mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya.

Pikirannya benar-benar dipenuhi banyak pertanyaan, sepertinya dia tidak akan bisa beristirahat dengan tenang.

Di lain tempat, Angel baru saja kembali ke rumahnya. "Angel, tadi Tania datang," kata mamanya saat melihat Angel masuk.

"Tania?" tanya Angel, memastikan pendengarannya tidak salah. Karena hari ini, dia tidak mendapat kabar dari Tania bahwa dia akan ke Indonesia. Biasanya, Tania akan selalu memberitau tentang kedatangannya.

"Mama ga lihat jelas tadi, soalnya mereka ga masuk. Yang lain pada tunggu di taxi tadi," jelas mamanya.

"Oh gitu, yaudah, Angel masuk ke kamar dulu ya, Ma? Capek banget." Mamanya mengangguk.

Angel menyimpan tasnya di atas tempat tidurnya, mengambil ponselnya. Menghububgi Tania, beberapa saat kemudian, panggilannya tersambung, terdengar suara Tania.

"Tan, lo di Indonesia?"

"Lo tau darimana?"

"Dari mama tadi."

"Yah.. Ga suprise dong?"

"Kenapa datangnya ga ngabarin? Biasa kan lo ngabarin, jadi gue juga bisa jemput lo."

"Gue aja kesininya tiba-tiba. Dadakan tau."

"Yaudah deh, lo baru sampai pasti capek. Istirahat aja sana. Besok ketemuan ya, mau ketemu Kezia."

"Iya, oke. Di mana?"

"Gue gatau kenapa lagi pengen ke taman yang biasa kita datengin itu."

"Mau mengingat Zidane di taman itu ya?"

Angel tertawa hambar, mengatakan, "Iya kali. Dia apa kabar?"

"Baik banget. Lo tenang aja!"

"Udah terkenal dia ya? Udah punya pacar kali yah? Ini kan udah dua tahun."

"Punya pacar darimana? Semua cewek ditolak mentah-mentah sama dia."

"Kalau lo bohongin gue cuma karena gamau gue sedih, mending jangan dilakuin. Jangan-jangan Zidane udah mau nikah ya dengan Veena?"

"Sembarangan lo. Udah ah, katanya tadi nyuruh gue istirahat."

"Iya, iya. Gue tutup nih." Angel mematikan panggilannya dan melempar asal ponselnya. Angel terbaring.

Sudah dua tahun dia tidak bertemu dengan Zidane. Tidak adakah satu kesempatan untuk bertemu dengannya? Jujur, Angel rindu dengan Zidane. Jarak yang memisahkan mereka sepertinya terlalu jauh.

Beberapa saat kemudian, Angel terlelap. Di dalam mimpinya kali ini dia diijinkan bertemu Zidane setelah sekian lama. Sepertinya dia terlalu merindukannya, sampai-sampai Zidane ada di dalam mimpinya.

***

My Coldest Boy #2 : Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang